Chapter 11

1.3K 86 0
                                    

Oliv menggebrak meja yang berada tepat di depannya. Sejak tadi gadis itu selalu mencari korban untuk meluapkan kekesalannya. Dan kini, Sasa yang menjadi sasarannya.

"Lo dengerin gue gak sih!! Gue kan mintanya orange jus bukan lemon tea!" Bentak Oliv yang membuat seluruh penghuni kantin memfokuskan pandangannya pada mereka.

"Tapi, bukannya kamu bilang mau lemon tea" lirih Sasa sembari menundukkan kepalanya. Terdengar suara bisik bisik tajam yang kini bergema di telinga gadis itu.

"Gue gak bilang gitu, lo budek apa gimana sih!!" Nada bicara Oliv semakin meninggi. Memecah keheningan kantin yang dibuat diam karena bentakan Oliv.

"Jadi ini? Perlakuan sama orang yang kamu sebut temen baru kamu?" Kalimat itu terlontar begitu saja dari seseorang yang sangat Oliv kenal. Great! Gadis itu akan menjadi mangsa kemarahan Oliv setelah ini.

"Iya, kenapa? Gak terima mantan sahabat lo gue giniin?" Tantang Oliv disertai senyuman sinisnya.

"Aku cuman gak suka aja sama orang yang selalu menindas dan meninggikan drajatnya diatas orang lain. Dia temanmu, bukan babumu!" Celetuk gadis itu santai namun terdengar tajam. Suasana dikantin menjadi semakin hening. Oh ya, ini sudah kedua kalinya para gadis itu membuat onar di kantin. Siapa lagi jika bukan Oliv dan Melody.

"Dia aja santai gue suruh suruh, kenapa lo yang sewot?!" Oliv tersenyum meremehkan.

"Karna dia terlalu baik. Mungkin beda ceritanya jika kamu yang berada diposisinya. kamu tidak akan diam seperti ini" balas Melody. Terlihat jelas Oliv sedang menggeram karena ucapan Melody. Seluruh siswa di kantin dibuat kaget saat tiba tiba sebuah tamparan itu mendarat dengan sempurna di pipi kanan Melody.

"Jaga mulut lo!" Bentak Oliv.

"Elo yang jaga sikap lo!" Belum sempat Melody menjawab bentakan Oliv tiba tiba bentakan lain bergema di seluruh penjuru kantin. Refleks, Melody menoleh ke sumber suara. Matanya membulat sempurna melihat seorang lelaki yang kini berdiri menjulang tepat di sampingnya. Lelaki yang akhir akhir ini selalu ia hindari.

"Well, lihat sang mantan pacar datang seperti pahlawan" tutur Oliv melihat kedatangan Davin.

"Mungkin lebih baik gue pergi dari pada harus liat drama orang orang yang dulunya saling mencintai ini, jijik gue!" Sambung Oliv dan pergi begitu saja meninggalkan kerumunan di kantin.

Kini hanya tinggal Melody, Sasa dan Davin. Ketiganya terdiam karena bingung harus mencari bahan pembicaraan. Namun, saat Melody hendak pergi dari kantin. Pergelangan tangannya dicekal oleh Davin.

"Kita perlu bicara" kata Davin menatap Melody serius.

"Gak ada yang perlu dibicarain" sahut Melody cepat.

"Ini bukan sepenuhnya tentang kita, tapi ini juga tentang persahabatan kamu dan Sasa" terang Davin masih menggenggam tangan Melody. Tangan ini masih sama seperti dulu. Terasa nyaman dan pas ditangan Davin.

"Tapi....." Melody menggantung ucapannya.

"Davin bener Mel, ini udah saatnya kamu dengerin penjelasan kita" sela Sasa setelah sejak tadi gadis itu memilih diam. Melody berharap saat ini ia mempunyai kekuatan menghilang agar bisa terhindar dari pembicaraan mematikan ini. Atau jika tidak ia berharap Arka datang menyelamatkannya.

"Baik, kita bicara sepulang sekolah di balkon" kata Melody pada akhirnya.

"Baik" ucap Sasa dan Davin bersamaan. Melody menghembuskan nafasnya perlahan. Mungkin ini memang sudah waktunya ia mendengarkan yang sebenarnya. Walau ia tak menjamin hatinya setelah ini tetap baik baik saja.

•°•°•°•°•°

Saya kembaliii
Ada yang kangen? *ngarep -_-

Jangan lupa Vote + comment ya kakak, adik, om, dan tante :D

MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang