"Kak zio kenapa sih? Kok aneh gitu?" Tanya Melody pada Gio yang sejak tadi juga mengamati Zio. Bagaimana mereka tidak bingung melihat Zio yang bisa berubah ubah sifat setiap detiknya. Terkadang ia seperti orang gila. Dan detik berikutnya ia bisa marah marah entah karena apa.
"Abis putus ama ceweknya mungkin, jadi agak gila" terang Gio.
"Pada ngomongin gue ya?" Kata Zio yang tiba tiba duduk di dekat Melody dengan santainya. Sementara Melody dan Gio hanya saling pandang.
"Enggak, jangan sok tau" elak Melody. Dan kini yang sangat aneh Zio malah tertawa.
"Ih, kak Zio gila beneran deh kayaknya" aku Melody di ikuti anggukan mantab dari Gio.
"Sialan, gue masih waras" balas Zio namun masih diselingi tawanya.
"Abisnya kak Zio aneh, kalimat aku sebelumnya kan gak ada unsur lucunya sama sekali. Terus kenapa ketawa coba?" Tanya Melody yang masih tak paham dengan sikap kakaknya malam ini. Awalnya Melody dan Gio pikir, Zio tertempel hantu di pohon depan rumah. Tapi sepertinya ini lebih parah dari kemasukan.
"Masak sih? Emang gue ketawa ya?" Zio balik bertanya.
"Wah, otak lo kegeser deh kayaknya" timpal Gio.
"Anter ke dokter Veri yuk kak" ajak Melody karena semakin khawatir melihat tingkah kakaknya itu.
"Elo sakit?" Zio angkat bicara dan kali ini tanpa diselingi tawanya.
"Enggak, aku mau anter kak Zio. Soalnya kan dokter Veri itu dokter saraf" terang Melody santai. Terdengar gerutuan gerutuan kecil dari Zio. Benar kan? Baru saja ia tertawa seperti orang gila, sekarang ia marah marah sendiri.
"Bener kata Melody, kali aja saraf lo ada yang putus atau kendor" sahut Gio cepat namun tak mendapat respon dari Zio. Kini, ketiganya sama sama terdiam. Membuat suasana rumah menjadi semakin hening.
"Gue lagi jatuh cinta" tutur Zio setelah terdiam beberapa saat. Jelas saja pengakuannya ini membuat Gio dan Melody tertawa keras.
"Pantes, jatuh cinta itu bikin orang sarap" kata Gio dan mendapat polesan kecil dari Zio.
"Efek jatuh cinta itu dahsyat banget ya ternyata" kali ini Melody yang angkat bicara. Ia sendiri juga baru menyadari hal ini. Tiba tiba ingatannya terlempar ke masa lalu. Masa dimana ia masih dalam kepura puraan cinta bersama Davin. Jujur, Davin membuat Melody sangat nyaman berada di dekatnya. Hanya saja sekali kepercayaan itu ia hancurkan, sangat sulit untuk menyatukannya kembali.
"Eh, tapi perasaan aku dulu jatuh cinta gak sampai segila ini" sambung Melody setelah pikirannya kembali ke dunia nyata.
"Jatuh cinta lo emang gak gila. Tapi waktu lo patah hati sama si Davin, lo jadi gila beneran Mel" balas Zio disisipi senyum simpul penuh artinya. Melody benci saat Zio tersenyum seperti ini. Senyum yang menurut Melody adalah senyum mengejek.
"Heh, jangan bahas masa lalu" protes Gio pada Zio. Zio hanya mendengus kesal. Ini yang ia tak suka dari sikap Gio. Dia selalu saja membela Melody.
"Tapi kan itu fakta" ujar Zio membela diri.
"Masa lalu lo juga gitu waktu putus sama Amanda. Lo gak mau makan berhari hari, gak mau keluar dari kamar, bahkan lo juga gak mandi" terang Gio jujur.
"Terus terusin aja bongkar aib gue"
"Kan elo yang mulai ngebahas masa lalu"
"Gue kan cuman ingetin Melody tentang masa lalunya dulu"
"Gue juga cuman bantuin lo buat ingetin masa lalu lo dulu"
"Bela aja terus. Gue mah adik apa atuh" rutuk Zio dan mendapat kekehan dari Melody.
•°•°•°•°•°•°•
Haloo :)
Vote + comment jangan lupa ya ;) gk susah kan cuman kasih bintang aja :DTadi pagi udah aku post tapi karena besok rencananya vakum sebentar jadi hari ini di dobel :D

KAMU SEDANG MEMBACA
Melody
Novela JuvenilNamanya Melody Teresia Putri. gadis yang selalu memberi kesan tersendiri pada orang yang mengenalnya. sama seperti nama yang ia miliki, gadis itu memang seperti "nada" bagi semua orang. zio: "dia adik gue yang paling ajaib" gio: "dia adik yang membe...