Epilog

1.9K 82 7
                                    

Sebersit cahaya itu mulai memasuki celah matanya. Membuat Arka mengerjap beberapa kali. Badannya terasa sangat hancur setelah kemarin ia seharian bekerja. Ia meraba raba samping ranjangnya. Mencari keberadaan wanita yang selalu menjadi penyemangatnya itu. Tapi, tak ada siapa pun disana. Oh kemana dia?

Tak lama, suara decitan dari balik pintu terdengar. Memunculkan sosok wanita cantik dari balik pintu. Wanita itu membawa semanpan makanan.

"Morning" sapanya semangat seperti biasa. Arka membentuk seulas senyum yang pastinya ia tujukan untuk membalas sapaan dari wanita yang dicintainya itu.

"Aku sudah membuatkanmu sarapan" lanjutnya lagi sembari mendekat. Ia meletakkan nampan itu ke atas nakas. Membuat Arka dapat melihat jelas menu makanannya pagi ini.

Ada segelas susu dan roti selai kegemarannya.

Arka mengubah posisi tidurnya menjadi duduk. Perlahan air susu itu mulai mengaliri tenggorokannya yang sejak tadi kering. Kemudian ia menggigit roti selainya.

"Kok ada yang beda?" Tanya Arka sembari membolak balikkan roti selai itu seolah ada yang salah di dalamnya. Tentu saja itu membuat istrinya angkat bicara.

"itu sama seperti biasa. Beda apanya?" Tanya istrinya balik.

"Kamu kasih pelet ya?" Goda Arka yang disertai kekehan gelinya. Ia merasakan pinggangnya yang memanas karna cubitan sang istri.

"Tuh kan, beneran kamu kasih pelet. Buktinya setelah aku makan ini aku jadi makin cinta sama kamu" terang Arka lagi sembari mengacak puncak kepala istrinya itu. Detik berikutnya ia menarik pinggang wanita itu dan membawanya dalam depakan.

Waktu memang berjalan dengan sangat cepat. Beberapa tahun lalu ia bertemu dengan istrinya ini yang notabene berpredikat sebagai murid baru di sekolah. Mereka saling mengenal dan akhirnya kisah cinta mereka berjalan begitu saja. Menghabiskan waktu di masa putih abu abu lalu kuliah dan mengukir masa depan masing masing. Hingga mereka bisa dibilang cukup menjadi orang yang sukses.

Hubungan mereka memang cukup lama, namun perasaan mereka tak ada yang berubah. Masih sama sama saling mencintai. Sama sama saling ingin memiliki. Dan sama sama saling melindungi.

Tak akan ada yang bisa mengembalikan waktu. Begitu juga tak ada yang dapat mengubah takdir. Selain Arka dan Melldy, tau kah kalian kabar orang orang terdekat mereka? Biar saya ceritakan.

Berbeda dari masa mudanya yang dicap sebagai playboy, sepertinya kini Zio sudah menempatkan hatinya di wanita yang tepat. Siapa lagi jika bukan Oliv. Dan kini mereka sudah dikaruniai tiga orang anak. Dua perempuan dan satu laki laki.

Nasip Gio juga tak jauh jauh dari Zio. Dia sudah menikah dengan wakil OSISnya dulu. Walau awalnya hubungan mereka cukup abstrak karena Gio yang selalu menggantung perasaan wanita itu. Namun akhirnya mereka berakhir hidup bersama bukan?

Beralih ke Tasya, sang murid kutu buku yang dulunya selalu ditindas itu kini menjelma menjadi seorang desainer handal.

Dan satu lagi. Davin.

Setelah ia bekerja keras agar dapat melupakan Mellody akhirnya kini ia mendapat pendamping hidup yang tidak semua orang duga. Dia ... Sasa. Awalnya Sasa hanya membantu Davin yang mati matian untuk melupakan Mellody namun siapa sangka cinta itu datang karna terbiasa.

Arka masih dalam posisinya memeluk wanita itu. Belum berniat melepaskannya. Ya, siapa lagi jika bukan Mellody Teresia Putri.

"I love you.." ucap Arka singkat namun terdengar sangat tulus.

"I love you more.." balas Mellody. Kini ia merasakan sesuatu yang mengusap bibir lembutnya. Sesuatu yang nyaman dan membuat pacuan jantungnya berdetak lebih cepat.

"Bundaa.. liat catokan rambut aku gak?" Suara cempeng itu tiba tiba muncul dari balik pintu. Membuat Arka dan Mellody sontak menghentikan aktivitasnya. Beberapa detik, ketiganya saling terdiam.

"Astagaa!! Apa yang aku liat barusan?!" Jerit gadis itu lalu menutup matanya dengan telapak tangan. Ia juga refleks menutup pintu kamar dengan sedikit membanting.

"Dia melihatnya lagi, dan ini salahmu" omel Mellody pada suaminya itu. Sementara Arka hanya terkekeh tak berdosa. Ya, mungkin gadis tadi sudah beberapa kali melihat Arka dan Mellody yang sedang berciuman. Namun, itu semua adalah faktor ketidak sengajaan.

Bahkan setiap melihatnya pun gadis itu selalu menjerit histeris. Seolah baru pertama kali melihatnya.

"Ayah.. ku mohon, jangan lakukan itu lagi disaat anak perempuanmu itu ada. Lihat dia sekarang, berteriak teriak seperti orang gila di dalam kamar" ujar seorang remaja lelaki tampan yang menyembulkan kepalanya dari balik pintu.

"Maafkan ayah, bundamu ini selalu membuat ayah kehilangan kesadaran" tutur Arka disisipi tawanya. Sementara lelaki tadi hanya memutar bola matanya.

"Kalau gitu, aku berangkat sekolah dulu. Assalamualaikum yah, bun" pamit lelaki tampan itu.

Mellody dan Arka tersenyum simpul. Melihat anak lelakinya yang kini sudah menginjak remaja itu. Mellody selalu melihat sosok Arka yang ada dalam diri anak lelakinya. Dia tak banyak bicara dan lebih banyak bertindak.

Namanya Raska Bintang Ardhana.

Seperti namanya, dia memang menjadi Bintang baru bagi keluarga kecil ini.

Oh, tunggu..

Sepertinya ada yang belum di jelaskan lagi disini.

Apa kalian tidak bertanya tanya tentang siapa gadis yang tiba tiba muncul untuk mencari catokan rambut tadi? Yah, dia adalah saudara kembar Bintang.

Namanya Riska Bulan Ardana. Karna Bintang selalu ada jika Bulan datang kan? Dan Bulan tak akan indah tanpa ada kerlipan dari Bintang.

Setelah Mellody dan Arka. Mungkin ini sudah waktunya Bintang dan Bulan yang memulai petualangan mereka :)

***

Akhirnya bisa nyelesaiin cerita ini setelah sempat ngestuck beberapa kali :D

Kalau ada kesempatan aku mau buat cerita tentang Bintang dan Bulan. Tunggu yaa :)

Makasih yang udah setia vote dan comment :*

MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang