Mellody membuka matanya secara perlahan. Mendengarkan derap langkah yang semakin jelas mendekati pintu kamarnya. Belum sempat membuka pintu pun, Mellody sudah tau siapa yang berada di luar kamarnya kini. Siapa lagi jika bukan si pembuat rusuh satu satunya di rumah, Zio.
Tunggu.
Setelah lama menunggu pintu kamarnya terbuka. Tapi sang kakak tak kunjung membuka pintu. Lalu dimana lelaki itu sekarang?
Mellody memutuskan untuk beranjak dari tempat tidurnya dan mencari keberadaan kakaknya itu. Mata almondnya membulat saat melihat Zio tengah tergeletak tepat di depan pintu kamarnya.
"Kak Zio ngapain tiduran disitu?" Tanya Mellody polos. Sementara Zio masih merintih kesakitan.
"Siapa yang tiduran?! Gue jatoh!" Jawab Zio yang perlahan mulai bangkit walau masih disisipi ringisan kesakitannya. Mellody hanya membulatkan mulutnya, mengucap kata 'oh'. Tanpa mau mencari tau asal muasal Zio terjatuh.
"Salah sendiri begajulan gitu" ucap Mellody pelan agar Zio tak mendengar.
"Pinjem mobil lo dong" sahut Zio setelahnya. Mellody mendengus. Akhir akhir ini Zio memang sering meminjam mobil milik Mellody. Karena mobil milik Zio masih di servis di bengkel. Itu salahnya sendiri, bakat sok tau mengotak atik mobil. Sebenarnya ia tak masalah jika Zio meminjam mobilnya, hanya saja kakaknya itu terlalu bodoh karena mau antar jemput pacar barunya yang entah siapa.
"Mau jemput pacar kakak lagi?" Tebak Mellody yang tepat sasaran. Zio hanya mengguk disertai senyum anehnya.
"Aku tau kak Zio itu bego banget soal pelajaran. Tapi kalau soal logika kayak gini harusnya kakak lebih encer dong. Kakak itu pacarnya bukan tukang ojeknya" Omel Mellody yang mungkin ini sudah kesekian kalinya.
"Lo ngatain gue bego?" Tanya Zio mengulang kalimat Mellody sebelumnya. Gadis itu terdiam sebentar. Mungkin ucapannya sedikit kelewat batas.
"Hmm, walaupun itu fakta. Tapi.. yaudahlah aku minta maaf" lirih Mellody.
"Gue maafin asalkan pinjemin gue mobil dong" Bujuk Zio lagi. Dalam hati kecil Mellody saat ini ia sedang mengumpat kebodohan kakaknya lagi. Dengan cara apa ia harus menasehati? Apa lagi pacar kakaknya itu meminta antar jemput disaat yang aneh aneh. Saat tengah malam, contohnya saat ini. Atau disaat pagi buta yang ayam saja masih enggan untuk berkokok.
"Udah lah dek. Percuman lo nasehatin dia, cinta itu kan buta. Gak bisa bedain mana pagi, siang, malem" sahut Gio yang keluar dari kamarnya. Mungkin ia terganggu karena kegaduhan yang dua adiknya ini lakukan.
"Cinta gak cuman buta, cinta juga tuli. Karena pura pura gak denger omongan orang disekitarnya" tutur Mellody yang terkesan sinis.
"Cinta gak cuman buta dan tuli, cinta juga bisu. Karena dia gak bisa bilang 'tidak' sama pasangannya" sambung Gio yang seratus persen mendapat anggukan dari Mellody.
"Cinta serem juga ternyata" Zio akhirnya angat bicara.
"Tapi lebih serem kalau sekarang pacar gue nungguin gue jemput diluar sana sendirian" lanjut Zio yang masih mengungkit pacarnya. Oh god!
"Serah lo deh" Gio menyerah.
"Nih, pakek punya gue aja" kata Gio sembari melemparkan kontak mobil miliknya ke arah Zio. Sang pelaku kini malah cengengesan merasa menang.
"Thanks ya" ujar Zio.
"Gue baru sadar kalau elo ternyata sodara gue paling ganteng" lanjut Zio lagi yang akhirnya ngibrit entah kemana.
Mellody mengelus dadanya. Apa kakaknya itu tidak sadar bahwa wajah Gio dan Zio itu 'terlalu' 'sangat' 'amat' mirip? Dan baru kali ini Zio menyadari bahwa Gio ganteng?
"Harusnya aku gak tarik ucapan aku tadi. Karna faktanya kak Zio memang bego" rutuk Mellody kemudian menutup pintu kamarnya kembali. Tak memperdulikan Gio yang kali ini tengah terkekeh geli mendengar gerutuan Mellody yang jelas terdengar di telinganya.
Jadi cinta itu......
•°•°•°•°•°•°•°
Bingung mau ngomong apa. Jadi.. makasih udah baca aja deh :D
Maaf kalau masih ada typo :)
![](https://img.wattpad.com/cover/41395845-288-k848598.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody
Teen FictionNamanya Melody Teresia Putri. gadis yang selalu memberi kesan tersendiri pada orang yang mengenalnya. sama seperti nama yang ia miliki, gadis itu memang seperti "nada" bagi semua orang. zio: "dia adik gue yang paling ajaib" gio: "dia adik yang membe...