Tuhan benar benar mendengar doa doanya saat ini. Bahkan mengabulkannya dengan sangat cepat.
Mellody tak tau harus senang atau marah sekarang. Disatu sisi ia senang karena Zio saat ini sudah siuman. Sedangkan disisi lain, saat ini Kakaknya itu seribu kali lebih menyebalkan dari sebelum ia kecelakaan.
Lihat saja sekarang. Sejak tadi Zio sudah berkicau tentang apa yang ia dengar kemarin malam tentang pembicaraan Mellody dan Oliv. Usut punya usut, ternyata kemarin malam Zio sudah sadar tetapi lebih memilih berpura pura tidur agar mendengar pembicaraan antara Mellody dan Oliv.
"gue sih sebenernya udah bangun tapi karna ada adegan peluk pelukan segala, yaa sayang buat dilewatin" kata Zio dengan nada mengejek. Entah harus bagaimana membuat lelaki itu berhenti mengoceh.
Sementara semua orang yang berada di ruangan itu dibuat tertawa terbahak. Apalagi Gio yang tawanya terdengar sangat jelas. Mellody melirik tajam ke arah Arka, Davin, Sasa dan Tasya secara bergantian. Berharap ke empat sahabatnya itu tak ikut tertawa. Karna bagi Mellody saat ini, tawa mereka adalah penderitaannya.
"Ah! Harusnya gue liat" ucap Gio. Seolah dirinya lupa menonton acara tv favoritnya.
"walau kamu minta maaf ribuan kali, itu gak akan ngerubah keadaan kak Zio kan? Eakkk eakk" ejek Zio yang menirukan pembicaraan Mellody tadi malam. Gadis itu masih dalam posisi diamnya. Lebih tepatnya diam karna menahan malu.
"Terus terus?" Tanya Sasa dan Tasya bersamaan.
"Ya gitu deh, pakek tangis tangisan segala" jawab Zio dengan disertai efek yang mendramatisir.
"Segitu sayangnya ya lo sama gue?" Tanya Zio menyebalkan. Mellody sudah beberapa kali mengumpat dalam hati.
"Kakak terlalu alay sih! Cuma kepentok stir aja, pakek acara kritis kritis segala" cerocos Mellody sembari melipat tangannya di depan dada.
"Tapi lo sayang gue kan?" Goda Zio lagi membuat Mellody mengerucutkan bibirnya lucu.
"Siapa bilang"
"Gue"
"PD!"
"Fakta"
"Au ah" Ujar Mellody yang akhirnya memilih mengalah dari Zio. Ke empat temannya sejak tadi belum bersuara karna sibuk tertawa melihat pertengkaran adik kakak yang bisa dibilang unik ini.
"Jangan diomelin mulu, waktu Zio kritis kan juga lo tangisin" lerai Gio. Skak mat. Mellody seperti sedang di serang oleh dua orang dengan wajah yang sama.
Tak lama, terdengar suara decitan dari balik pintu. Menandakan ada seseorang yang akan memasuki ruangan. Benar saja, kini terlihat seorang gadis dengan dress selutut berwarna biru muda tengah berdiri di ambang pintu.
Gadis itu menampakkan senyum manisnya yang ia tujukan pada semua orang di ruangan itu. "Haii.." sapanya yang terdengar sangat antusias.
Kamu salah waktu Liv. Batin Mellody sembari menepuk keningnya secara refleks.
"Wah, panjang umur lo Liv" kata Arka pada Oliv. Sementara Oliv hanya mengangkat sebelah alisnya.
"Kalian ngomongin gue?" Tanya Oliv polos. Tak ada sahutan dari siapa pun. Yang terdengar malah tawa geli dan pandangan yang saling lirik.
"Ada apaan sih?" Tanya Oliv lagi karna tingkat keponya sudah memuncak.
"Gak ada apa apa kok sayang" jawab Zio lembut. Membuat siapa pun yang mendengarnya akan muak karna itu benar benar menggelikan.
"Dih, jijik" ujar Oliv cepat.
"Liat noh, pacar lo aja jijik. Apa lagi kita kita" seru Gio dan mendapat anggukan setuju dari semua orang.
"Kamu kok gitu sih? Bukannya kemarin kamu bilang kalau kamu jatuh cinta sama aku?" Goda Zio yang kini beralih pada Oliv. Wajah cantik Oliv mendadak berubah merah mendengar ucapan Zio. Refleks, ia langsung melirik tajam ke gadis yang tak jauh dari tempatnya.
Mellody mengangkat kedua tangannya. Seolah merasa tertuduh pada lirikan tajam yang diberikan oleh Oliv.
"Sumpah, bukan aku yang bilang" sahut Mellody cepat.
"Aku denger sendiri kok sayang" kata Zio santai. Jelas saja semua orang dibuat tertawa melihat wajah Oliv yang mimikri menjadi merah.
"Kakak apaan sih, bikin jijik" Mellody angkat bicara.
"Lah, yang jones mulai sewot" balas Zio tak mau kalah.
"Bentar lagi adik lo gak jones lagi kok" kali ini giliran Arka yang membuat Mellody blushing.
"Jadi kapan rencana lo nembak adik gue?" Tanya Gio sembari menampakkan senyum jahilnya. Mellody masih mengutuk kedua Kakaknya itu yang sejak tadi belum lelah mengerjainya.
"Biar adik lo siap dulu deh" jawab Arka seolah tiada beban. Mellody memutar bola matanya jengkel.
"Kalau mau ngomongin orang jangan didepan orangnya dong" Gerutu Mellody lalu mengembungkan pipinya sebal. Dia benar benar terlihat dua kali lebih menggemaskan jika menampakkan ekspresi ini.
"Dih, elu ngerasa diomongin?" Zio menampakkan wajah sok polosnya. Tentu saha itu membuat Mellody semakin geram.
"Au ah, Gelap!"
***
Lama menghilang tanpa kabar karna sibuk sekolah :|
Ngerasa kalau bakat nulisnya tiba tiba ilang :'(Tapi...... semoga suka deh :)

KAMU SEDANG MEMBACA
Melody
Fiksi RemajaNamanya Melody Teresia Putri. gadis yang selalu memberi kesan tersendiri pada orang yang mengenalnya. sama seperti nama yang ia miliki, gadis itu memang seperti "nada" bagi semua orang. zio: "dia adik gue yang paling ajaib" gio: "dia adik yang membe...