"Kamu berhutang banyak cerita sama aku" kata Arka, saat kini keduanya tengah duduk di sebuah cafe yang tak jauh dari sekolah. Melody hanya tersenyum. Membuat pipi tembamnya itu terangkat ke atas.
"Soal apa?" Tanya Melody sok polos. Ia tau ia memang jarang bercerita pada siapa pun tentang masalah dirinya. Bukan maksud menyembunyikan hanya saja ia memang tidak suka mengumbar masalahnya pada orang lain.
"Banyak, soal kamu dan kakak kembarmu, soal kamu dan sahabat lamamu, soal kamu dan musuhmu, dan... soal Davin?" Raut wajah Melody berubah saat Arka menyebutkan nama Davin. Walau gadis itu masih saja memaksakan senyumnya.
"Kamu mau aku cerita yang mana dulu?" Tawar Melody santai. Sesekali ia mengamati sekelilingnya. Pengunjung di cafe semakin sore semakin ramai, terlebih pengunjungnya di dominasi oleh para pelajar.
"Kamu siap cerita yang mana dulu?" Tawar Arka balik disambut tawaan kecil Melody.
"Aku, kak Zio, dan Kak Gio itu sodara. Kita selisih 2 tahun. Banyak yang gak tau tentang hal ini. Mungkin kamu murid pertama yang tau disekolah. Sebenernya sih bukan maksud aku buat gak ngakuin mereka. Tapi aku males aja liat orang deket sama aku gara gara pengen deket juga sama mereka" jelas Melody panjang lebar.
"Terus soal sahabat lamamu?" Arka mengalihkan topik pembicaraan. Kali ini tentang Sasa. Gadis yang kini menjadi sahabat dari Oliv.
"Sasa? Emm, aku udah maafin dia kok. Tapi aku gak bisa buat bersahabat lagi sama dia. Dendam sih ada, tapi itu dulu. Kita sama sama udah dewasa, punya pilihan yang terbaik buat diri sendiri. Dan pilihan aku, aku akan ngejauh dari dia buat ngejaga hubungan kita. Mungkin itu yang lebih baik" terang Melody jujur. Arka menangkap semburat kerinduan di mata Melody tentang sahabat lamanya itu.
"Kalau soal Oliv? Sebenernya sih musuh dia bukan cuman kamu. Cewek jadi jadian gitu mana mungkin cuman punya satu musuh" Arka sesekali menyeruput orange jus di depannya. Kali ini pikiran Melody menerawang jauh ke atas. Seolah sedang berpikir penjelasan yang logis antara dirinya dan Oliv.
"Aku sendiri juga gak tau gimana awalnya aku dan Oliv jadi musuh sampai sekarang" ucap Melody yang sontak membuat Arka terkekeh geli.
"Semacam takdir?" Tebak Arka diikuti anggukan Melody.
"Yap"
"Takdir juga yang selalu ingin kalian bertemu"
"Mungkin"
"Kayak kita" canda Arka mencairkan suasana tegang antara mereka. Lelaki itu berdeham sejenak sebelum memulai ke topik yang berikutnya. Ia sudah menyiapkan hatinya sendiri untuk mendengar penjelasan dari Melody tentang siapa Davin. Arka tau ini seperti merobek hatinya sendiri secara perlahan. Namun, ia rasa ini lebih baik dari pada dihantui oleh rasa penasarannya.
"Gimana soal Davin?" Tanya Arka memberanikan diri. Sepertinya Melody mulai bisa mengontrol emosinya sendiri saat Arka menyebut nama Davin. Ekspresinya tak lagi berubah derastis seperti tadi.
"Dia..... mantan pacar aku" tutur Melody. Arka masih mempertahankan senyumnya walau terkesan dipaksakan. Dugaannya selama ini tentang Davin benar.
"Dia cuman cinta monyet kok" sambung Melody cepat.
"Walau cuman cinta monyet kalau patah hati juga sakit" lagi lagi candaan Arka membuat Melody terkekeh.
"Pengalaman pribadi amat sih" Melody melihat Arka yang salah tingkah semakin memuncakkan tawanya.
"Dia jadiin aku bahan taruhan temen temennya. Jujur, itu sakit banget. Walau setelah itu dia bilang kalau beneran jatuh cinta sama aku. Gak semudah itu nerima dia lagi. Mungkin kalau aku dan dia bisa sama sama lagi, itu karena aku membiarkan tuhan campur tangan tentang hubungan kita" sambung Melody lagi setelah tawanya sedikit mereda. Ada perasaan aneh yang bergemuruh hebat saat mendengar penjelasan Melody.
"Perasaan kamu sekarang gimana?" Tanya Arka sedikit ragu.
"Biasa aja. Aku kan cewek kuat" jawab Melody membanggakan dirinya sendiri.
"Sekarang aku dalam tahapan pengobatan diri sendiri. Satu persatu nempatin hati aku lagi di tempat yang tepat. Walau itu butuh banyak perekat" timpal Melody.
"Aku siap" sahut Arka cepat dan sukses membuat Melody bingung dengan perkataannya.
"Aku siap jadi perekat buat hati kamu" terang Arka polos. Terlihat jelas semburat kemerahan di pipi gadis itu saat ini. Ya, ucapan Arka benar. Dia memang menjadi perekat yang hebat untuk hati Melody.
•°•°•°•°•°•°
Diriku tau ini kurang panjang. Tapi ya sudahlah. Entah ada yang baca atau enggak :|
Semangat puasanya ;) bentar lagi finis :D
Hargai yang buat ya, cukup kasih Vote sama comment aja :)
Terimakasih ({})
![](https://img.wattpad.com/cover/41395845-288-k848598.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody
Teen FictionNamanya Melody Teresia Putri. gadis yang selalu memberi kesan tersendiri pada orang yang mengenalnya. sama seperti nama yang ia miliki, gadis itu memang seperti "nada" bagi semua orang. zio: "dia adik gue yang paling ajaib" gio: "dia adik yang membe...