Gio menghentikan langkah kakinya saat melihat Melody dan Oliv tengah beradu argumen. Sebenarnya tak heran jika mereka beradu mulut di depan umum seperti ini. Tapi mungkin kali ini lebih parah dari biasanya.
Oliv sering kali menindas murid lain. Sementara adiknya itu membenci orang yang meninggikan drajatnya dengan cara 'menindas'. Popularitas tak seharusnya didapatkan dengan mencari sensasi seperti ini.
Melody membungkuk di hadapan Oliv untuk membantu seorang gadis dengan keadaan kacau untuk membantunya membereskan buku buku dan bekal makanan yang berserakan di lantai. Senyum tipis Gio terukir di bibir manisnya. Melihat sikap adiknya itu. Dari dulu, Melody memang tak pernah berubah.
"Dia udah minta maaf" kata Melody yang samar samar terdengar.
"Maaf?! Dia udah jatuhin handphone gue! Dan dia cuman bilang maaf?!" Bentakan Oliv itu nyaring terdengar di seluruh penjuru koridor. Murid murid yang lain masih dalam posisi amannya sebagai penonton.
"Itu bukan sepenuhnya salah dia, kamu yang......"
"Stop! Berhenti sok pahlawan di depan semua orang" teriakan Oliv semakin meninggi, memotong kalimat Melody.
Melody mendengus geli. Sorot mata kedua gadis itu bertemu. Memancarkan dendam antar kedua gadis populer ini.
"Bukan aku yang sok pahlawan. Tapi kamu yang berperan sebagai penjahat disini" tutur Melody tajam. Tak lama, Arka datang dengan gaya cool-nya. Membantu Melody untuk membereskan buku buku gadis korban penindasan Oliv.
"Oh, lihat sekarang! Pasangan sok pahlawan" ucap Oliv pedas kemudian ia pergi begitu saja.
"Kamu gak papa?" Tanya Arka pada Melody. Gadis itu justru malah terkekeh geli.
"Bukan aku korbannya disini. Tapi dia" jawab Melody santai sambil menunjuk gadis yang berada di sebelahnya. Sungguh, gadis ini benar benar kacau sekarang. Seragamnya sudah basah kuyup karena diguyur minuman kaleng oleh Oliv.
"Kamu gak papa?" Tanya Melody mengeluarkan sosok ramahnya. Ia bisa merasakan beberapa pasang mata masing mengamati setiap gerak gerik yang ia lakukan. Gadis itu hanya menggeleng lemah.
"Te-terimakasih" sahut Gadis itu gugup.
"Sama sama, siapa namamu?" Lagi lagi Melody bersikap hangat pada gadis ini. Seolah tak ada jarak diantara mereka. Mungkin ini yang membuat Arka dengan mudahnya jatuh cinta pada Melody.
"Tasya" kata gadis yang ternyata bernama Tasya itu.
"Aku Melody dan ini Arka, salam kenal dari kami" Melody terkekeh kecil saat memperkenalkan dirinya dan Arka. Ia teringat seperti anak sekolah dasar yang berkenalan dengan cara seperti ini.
"Salam kenal" seulas senyum akhirnya lolos dari bibir Tasya setelah sejak tadi selalu menahan takutnya.
"Bajumu basah, biar gue ambilin di kantor BP" Arka angkat bicara. Dengan cepat Tasya menggeleng.
"Gak usah, aku udah bawa baju ganti. Makasih udah bantuin aku" ucap Tasya dan kali ini ekspresinya lebih baik dari sebelumnya.
"Ini buat kamu" Melody mengeluarkan bekal makanannya yang selalu ia bawa.
"Buat aku?" Tasya membeo.
"Iya buat kamu, bekal makanan kamu kan jatuh" Melody menyodorkan bekal makannya lagi dengan sedikit memaksa pada Tasya.
"Terus kamu gimana?" Tanya Tasya.
"Anggep aja aku lagi diet" jawab Melody santai disertai tawa kecilnya. Dan refleks mendapat elusan lembut di puncak kepala Melody dari Arka.
"Yaudah, makasih ya. Aku balik ke kelas duluan" pamit Tasya.
Tak lama suasana hening karena tiba tiba Gio datang ditengah pembicaraan mereka. Merangkul pundak Melody yang membuat jantung Arka bergemuruh aneh.
"Keren, abis liat drama di sekolah" ejek Gio dan mendapat pukulan lembut di lengannya. Bisa terlihat jelas perubahan raut wajah Arka. Tangannya menggenggam, membuat buku buku jarinya memutih. Gio yang sedari tadi menyadari hanya membiarkannya.
"Oh gitu, liat adiknya berantem cuman di liatin doang? Kakak yang baik" Melody mengerucutkan bibirnya.
"Eh, tunggu deh. Apa tadi? Kakak?" Arka mengulang kalimat Melody. Keduanya kini hanya saling pandang.
"Iya, dia adik gue" sahut Gio cepat.
"Emang aku belum cerita ya? Hehe" seru Melody memasang wajah tak berdosanya. Arka membuang nafasnya perlahan. Ada sedikit perasaan lega.
"Cakepan aku sih, wajar kalau kamu gak nyadar aku sama kak Gio sodara" canda Melody mencairkan suasana canggung diantara mereka. Cantik? Ya, Melody memang cantik. Hatinya pun begitu cantik. Wajar jika ia bisa membuat lelaki sedingin Arka jatuh cinta.
•°•°•°•°•°•°
Abstrak sekali -___- huhuhu :(
Mentok gak dapet ide -…-
Perlu inspirasi, serius :|Seabstrak apapun tapi jangan lupa Vote dan Comment ya :)
Oh iya, selamat berbuka puasa :)

KAMU SEDANG MEMBACA
Melody
Teen FictionNamanya Melody Teresia Putri. gadis yang selalu memberi kesan tersendiri pada orang yang mengenalnya. sama seperti nama yang ia miliki, gadis itu memang seperti "nada" bagi semua orang. zio: "dia adik gue yang paling ajaib" gio: "dia adik yang membe...