Aroma kopi itu semerbak di indera penciuman kelima remaja itu. Kini mereka sedang berada di cafe familly. Masih mengenakan seragam putih abu abu yang menjadi predikat mereka sebagai pelajar. Walau masih sedikit canggung, tapi Mellody selalu mencairkan suasana dengan leluconnya yang kadang terdengar garing.
Mellody menyeruput kopi pesannannya sebelum akhirnya ia kembali terfokus pada handphonenya kembali.
"Kenapa mendadak krik krik gini sih?" Sasa angkat bicara.
"Ajak mereka bicara lagi dong Mel" sambung Sasa sambil melirik Mellody. Kemberi kode agar gadis itu kembali mengoceh pada Davin, Arka dan Tasya. Ya, semuanya sedang berkumpul di sini setelah pulang sekolah. Tasya... gadis yang Mellody tolong dari penjajahan Oliv beberapa minggu yang lalu. Ingat?
"Capek, mereka cuma senyum sama bilang iya, enggak doang" Mellody kali ini terdengar menggerutu. Membuat Arka terkekeh geli mendengar gadis itu mengomel. Jarang jarang Mellody mengomel, dan sekalinya mengomel justru malah terdengar lucu.
"Mell" panggil Tasya yang akhirnya bersuara. Setelah sejak tadi hanya terdiam karena canggung berada di sekitar orang orang baru.
Mellody menoleh. Membiarkan Tasya melanjutkan ucapannya.
"Kamu dan kak Zio apa kabar? Aku dengar dengar dulu kalian pernah dekat" lanjut Tasya yang sedikit gelagapan sendiri. Sementara Mellody dan yang lain malah tertawa. Apa ada yang salah dengan ucapannya?
"Kami sangat dekat karena kami sodara" terang Mellody setelah kekehannya berhenti. Tasya membulatkan matanya sempurna. Jadi, kabar tentang Mellody dan Zio itu.....
"Jangan bingung gitu. Mellody, kak Gio sama kak Zio itu sodara. Tapi faktanya gak banyak orang tau" terang Sasa lebih jelas dan Tasya hanya ber'oh' ria.
"Iya, tapi akhir akhir ini kak Zio aneh" tutur Mellody.
"Aneh kenapa?" Tanya Arka dan Davin bersamaan. Suasana mendadak hening hingga celetukan Mellody membuat suasana mencair.
"Kok so sweet?" Ucap Mellody.
"Itu berarti kalian jodoh" sahut Sasa menimpali.
"Cieee" balas Mellody semakin membuat kedua lelaki itu kikuk. Davin menggaruk tengkuknya yang tak gatal sementara Arka mengacak rambut Mellody lembut.
"Kita ngomong bareng yuk" ajak Arka membuat Mellody bingung.
"Buat apa?" Tanya gadis itu polos.
"Biar kita jodoh" jawab Arka santai dan sontak membuat semuanya tertawa. Semuanya... termasuk Davin yang kini sedang tersenyum. Lebih tepatnya senyum getir. Sepertinya Arka tak main main dengan Mellody.
Tak lama, handphone Mellody berdering. Menampilkan nama 'Kak Zio' di layarnya.
"Ya kak?" Kata Mellody di awal telphone.
"Lo dimana dek?" Tanya Zio tanpa basa basi.
"Di Cafe family deket sekolah. Kenapa?" Tanya Mellody balik.
"Pinjem mobil lo dong, elo nebeng aja sama temen lo. Entar kalau pulang ke rumah pasti elo tambah cantik deh" sahut Zio memulai jurus modusnya. Walau berada di telphone tapi Zio mendengar jelas dengusan kesal dari adik perempuannya itu.
"Enggak! Apa kakak lupa? Terakhir kali kakak pinjem si Opi kan kaca spion aku pecah satu. Belum lagi si Opi lecet lecet. Terus kali ini mau buat si Opi sakit apa lagi?" Omel Mellody panjang lebar. Mengingat mobil merah kesayangannya yang ia namakan Opi itu selalu menjadi korban ugal ugalan kakaknya.
"Aelah, entar kalau lecet biar gue benerin deh" sahut Zio tak mau kalah.
"Dengan bakat sok tau kakak itu? Oh tidak, terimakasih" tolak Mellody halus namun tajam. Ia segera mematikan telphonenya secara sepihak sebelum kakaknya itu semakin membuatnya naik darah. Tanpa disadari sedari tadi ke empat temannya memperhatikan mereka bingung.
"Hehehe, sampai mana pembicaraan kita tadi?" Tanya Mellody melupakan emosinya dengan sangat cepat.
"Kak Zio?" Tanya Davin mendapat anggukan dari Mellody.
"Emm, Mell. Apa kamu tau kalau kak Zio punya pacar?" Kali ini Tasya yang bertanya.
"Yap" balasnya singkat.
"Apa kamu tau pacarnya?" Tasya menatap Mellody seolah ragu ragu. Membuat perasaan gadis itu tiba tiba tak enak.
"Enggak, kak Zio gak cerita tentang pacarnya" Mellody mengangkat bahunya cuek.
"Oliv" guman Tasya.
"Apa?" Tanya Mellody kembali karena tak mendengar gumaman Tasya.
"Pacar kak Zio itu.... Oliv" Tasya mempertegas volume suaranya. Membuat jantung Mellody nyaris melompat dari tempatnya.
Oliv? Sungguh? Jika ini candaan, ini sangat tidak lucu! Tapi melihat ekspresi Tasya saat ini, sepertinya gadis itu tidak bercanda.
•°•°•°•°•°•°
Baca cerita baru aku yaa, judulnya 'true love'
Terimakasih sudah baca. Kalau suka silahkan Vote. Kritik juga berlaku :D
![](https://img.wattpad.com/cover/41395845-288-k848598.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody
Teen FictionNamanya Melody Teresia Putri. gadis yang selalu memberi kesan tersendiri pada orang yang mengenalnya. sama seperti nama yang ia miliki, gadis itu memang seperti "nada" bagi semua orang. zio: "dia adik gue yang paling ajaib" gio: "dia adik yang membe...