Chapter 6

1.6K 90 2
                                    

Gadis itu berlarian di koridor sekolah yang sudah mulai sepi dari lalu lalang siswa. Hari ini ia ada janji untuk menemani Arka latihan futsal. Namun sepertinya ini sudah melenceng jauh dari jam yang sudah di janjikan.

Jika ada yang harus di salahkan, mungkin semua ini salah Zio. Gara gara kakaknya meminta diantar pulang. Mobil pribadinya sedang berada di bengkel karena ulah kakaknya yang sering mengotak atik mobil sendiri tanpa tahu panduan yang benar. Hanya bermodalkan 'sok tau' saja. Dasar!!

"Arka" panggil Melody pada lelaki yang sejak tadi berkutat dengan handphonenya. Arka menoleh ke sumber suara. Senyumnya mulai mengembang melihat kedatangan gadis itu.

"Maaf ya aku telat" ucap Melody penuh dengan nada penyesalan. Terlihat jelas peluh lelaki itu masih derasnya menetes dari kening. Arka hanya tersenyum simpul. Setidaknya, kedatangan gadis itu saja dapat memperbaiki moodnya.

"Gak papa" sahut Arka cepat. Kini mereka duduk di tepi lapangan. Ini memang waktunya istirahat.

"Buat kamu" kata Melody sembari menyodorkan handuk dan sebotol minuman untuk lelaki itu. Senyum Arka lagi lagi terukir karenanya. Tiba tiba suasana romantis ini menjadi hancur karna sorak sorai dari anggota futsal yang lain.

"Cewek baru ya Ka?"

"Cantik, wajar sih kalau suka"

"Terus yang nemenin gue jones siapa?"

"Jadi ini cewek yang sedari tadi bikin lo gak konsentrasi main?"

Celotehan dari teman teman Arka itu hanya ditanggapi kekehan dari Melody. Sementara Arka hanya memberikan tatapan tajam pada mereka. Berhadap agar teman temannya itu berhenti membuatnya malu.

Tawa Melody mendadak terhenti saat merasakan cekalan di pergelangan tangannya. Refleks, Melody mendongak melihat melihat siapa yang sedang mencekal pergelangan tangannya kini. Matanya membulat sempurna saat melihat lelaki itu berada di sampingnya. Lelaki yang sudah lama tak ia temui. Untuk apa ia disini?

"Ets, apa apaan nih. Jangan asal pegang pegang" kata Arka yang sangat jelas nada tak sukanya. Melody mulai beranjak berdiri, menyamakan posisi pada lelaki itu, dan kini juga diikuti oleh Arka.

"Sory, gue gak punya urusan sama lo. Gue ada urusan sama dia" kata lelaki itu melirik ke arah Melody.

"Dia urusan gue" sahut Arka yang semakin membuat jantung Melody tak menentu. Suasana di lapangan kini tiba tiba saja mendadak hening. Menyaksikan dua lelaki populer yang sedang beradu argumen. Dia Arka dan Davin. Dua lelaki yang sama sama menjadi anggota futsal. Kini saling pandang, memancarkan dendam antar lekaki tangguh.

"Kita perlu bicara" tegas Davin pada Melody yang sejak tadi masih tak berkutik di tempatnya.

"Kamu kenal dia?" Tanya Arka pada Melody. Gadis itu hanya menggeleng lemah. Tenggorokannya seolah tiba tiba kering untuk menjawab pertanyaannya.

"Kamu lupa sama aku, nad?" Davin memandang Melody dengan mata elangnya. 'Nad'. Melody mengingat betul maksud Davin memanggilnya 'nad'.

"Nad" ucap Davin dengan intonasi yang diperlembut.

"Nada" panggil Davin kembali pada gadis itu. Melody mendongak memberanikan diri menatap Davin.

"Jangan panggil aku Nada" tegas Melody walau dengan suara paraunya karena menahan tangis.

"Kamu salah orang" sambung Melody.

"Tapi kamu Nada yang aku kenal" sahut Davin cepat membuat suasana semakin menegang.

"Sekarang aku bukan Nada yang kamu kenal. Aku bukan boneka kamu lagi. Aku bukan mainan yang jadi bahan taruhan kamu. Aku bukan pelampiasan kamu. Aku bukan....." Melody menghentikan ucapannya. Air mata yang sejak tadi ia tahan, kini berhasil keluar dari pelupuk mata indahnya. Pertahanan yang sejak tadi ia bangun, kini akhirnya runtuh.

Sebuah pelukan itu mendarat sempurna. Memberikan efek nyaman pada Melody. Walau lama tak bertemu, tapi Melody masih ingat wangi parfum ini. Ya, Davin yang sedang membawanya dalam pelukan.

"Aku minta maaf" lirih Davin yang terdengar seperti bisikan. Melody mendorong tubuh lelaki itu agar menjauh dari tubuhnya. Walaupun jujur, pelukan Davin sangat membuatnya nyaman. Melody kemudian meraih tasnya sembari menghapus sisa sisa air mata yang masih terus menetes dari sudut matanya.

"Anggap kita gak pernah kenal" tutur Melody tajam. Kini, gadis itu beralih pada Arka yang sejak tadi memilih diam di tempat.

"Aku duluan ya Ka, mungkin lain kali aku temenin kamu latihan futsal" lanjut Melody disisipi senyum manis meski ia tau itu terlalu di paksakan.

"Biar aku antar pulang" akhirnya setelah lama terdiam, Arka angkat bicara.

"Gak perlu, aku bisa pulang sendiri" tolak Melody halus. Kemudian ia pergi meninggalkan lapangan yang masih terasa sedikit tegang.

Cukup Tuhan..
Jangan beri aku kejutan di masa laluku kembali..

Kata Melody dalam hati kecilnya.

•••••••
Haii.. maaf kalau masih ada typo dimana mana ^_^

Jadi part yang ini, Davin itu masa lalunya Melody. Panggilan sayang ke Melody itu 'Nada'. *halahh -__-

Paham? Kagak? Yaudah.

Vote + comment ya broo :D

MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang