"Aku memang terpaksa, tapi aku mencoba untuk menerima."
Chapter 01 : Yang benar saja?!
Syasya
Hujan turun membasahi bumi, sepertinya alam semesta tau apa yang ada dihati gadis cantik berambut sebahu dengan penampilan yang seperti lelaki. Hatinya hancur mendengar perkataan keluar dari mulut kedua orang tua nya, orang tua nya mau membuang nya atau bagaimana?
Dirinya bisa berkerja sendiri apabila orang tua nya tidak sanggup membiayai nya yang masih bersekolah dan duduk dibangku 2 SMA, "Gue gak mau dijodohin!" teriaknya yang diikuti dengan petir yang mengelegar.
Kata siapa cewek tomboy tidak bisa menangis? Mereka juga manusia. Itu hal wajar, dan semua manusia punya hak atas itu. "Gak mau, Ayah, Bunda. Gak mau!" Gadis itu melempar semua buku yang ada di atas raknya.
Memporak porandakan barang barang yang berada diatas sana, "Mala!! terima atau pernikahan kalian saya percepat!!" mendengar hal itu Mala terdiam, hati nya hancur.
Sakit, semua nya tidak ada yang mengerti kondisi nya. Dirinya muak. Mala keluar melalui jendela, dirinya menerobos hujan, sambil mengendarai motor ninja berwarna hitam nya.
Air mata nya jatuh begitu saja, air menghalangi penglihatannya karena dirinya tidak menghunakan helm.
Citt, brakk
"Aww," Mala meringis saat kaki nya ditimpa motor nya, dan tangan nya tergores aspal. Ingin bangkit, namun dirinya sudah lemah tidak berdaya, rasa sakit jatuh dari motor ditambah jalanan yang licin membuat dirinya susah untuk bangkit.
"Sini, saya bantu." Mala meangkat wajahnya menatap seorang lelaki tepat diatas wajahnya. Kepala itu menutupi rintik hujan yang mengenai wajah Mala, hingga beberapa detik Lelaki itu memutuskan Eyes contats nya.
"Astagfirullah, maaf." lelaki itu membenarkan motor Mala, dan ingin menghampiri Mala. "Saya perlu bantu?" Mala meangkat alisnya, yaiyalah. Pakek nanya.
Mala mengulurkan tanganya, namun hanya ditatap ragu oleh lelaki itu. "Maaf saya bantu disini saja." lelaki itu mencoba menggunakan lengan baju sebahu Mala untuk mendirikam gadis itu dan menuntun nya ke temoat yang teduh.
Setelah sampai disana, Mala duduk perlahan. Dirinya meringis pelan saat melihat kaki putih nya sudah berlumuran darah, "Maaf, saya tidak bermaksud menolak membantu kamu. Maaf juga saya telah memegang kamu,"
Mala sedikit heran dengan lelaki ini, padahal asli nya Mala bodo amat dengan semua itu. Karena rata rata teman nya adalah Preman Preman pasar dan itu semua para pria membuat Mala biasa saja seperti itu.
"Sans," lelaki itu meangguk, kemudian memberikan Mala obat merah dan plaster. "Kamu bisa obatin sendiri? saya merasa berdosa melihat kaki perempuan." Mala memutarkan bola matanya Malas.
Berdosa atau jijik? karena kaki Mala sedang dalam keadaan kotor kotornya, "Saya tidak merasa takut kotor, apabila saya takut kotor mungkin sedari tadi saya gak menolong kamu. Karena kamu kotor,"
Mala mendelik tajam, maksudnya apa? Mala kotor karena hujan? atau kotor karena sudah bergaul dengan para pria nakal?
"Kaki perempuan itu aurat, begitu juga rambut dan lengan kamu. Maka dari itu sedari tadi saya tidak melihat ke arah kamu, maaf tadi saya tidak sengaja menatap matamu." maaf nya membuat Mala terdiam, siapa sebenarnya lelaki disampingnya ini?
"Saya pergi dulu, maaf sekali lagi." belum sempat Mala membalas laki laki itu sudah berjalan dengan cepat meninggalkan Mala dan menerobos hujan yang masih deras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Bara [TERBIT]
General Fiction[TERBIT DI RALAFA PUBLISHER!!] TERBIT CETAK! HARGA START 78K! Seorang santri yang dipaksa dijodohkan dengan seorang gadis nakal anak tongkrongan preman, walaupun dilandasi dengan keterpaksaan Raden Rakha akan mencoba mencintai Basmalah Saba Gralind...