28 : Aku Menyerah

4.4K 376 13
                                    

Saya akan menentukan, yang jadi pemenang apakah orang yang berada di masa lalu atau orang yang sekarang masih digenggam dalam keheningan malam

Chapter 28 : I love you so, but left me go.

☆☆☆

      Mala terduduk ditaman depan rumahnya, menatap kearah langit malam yang sekarang dengan cantik nya dihiasi bintang bintang dan rembulan.

Tuk!

"Au!" ringis Mala saat kaki nya kejatuhan ranting pohon, matanya menjelajah hingga matanya sekarang sudah menatap kearah seorang laki laki dengan rambut ikal dan pakaian serba hitam di luar pagar rumah nya.

"Andrian?" laki laki itu tersenyum, tangannya terulur memanggil gadis itu untuk mendekat. Mala melirik kearah pintu yang terkunci gembok, pada dasarnya Rakha ada kerjaan didalam dan laki laki itu akan mengawasi Mala dari Cctv.

Otak dan kaki nya tidak sikron, otaknya menolak namun kaki nya membawa untuk mendekat. "Kenapa?"

Gadis itu tidak bisa membawa masuk Adrian, selain takut dirinya juga tidak mempunyai kunci gembok. Mereka akan berinteraksi diantara sela sela tipis dari pagar ini.

"Mal." lirih Adrian, dapat Mala dengar suara yang bergetar. "Aku cuman mau suatu kejelasan, kita beneran selesai? kamu beneran pilih dia?" mata Adrian menatap kearah dalam rumah.

"Kamu mau apalagi Adrian? aku udah capek, maaf untuk kali ini aku egois. Aku pilih Rakha." Adrian tersenyum sinis, dirinya terkekeh mendengar penolakan dari Mala.

"Hubungan kita selama ini? gak kamu anggap? kalah sama orang baru?" Mala tidak habis pikir lagi dengan jalan pikir Adrian, bisa bisanya laki laki itu berpikir seperti itu.

"Adri. Kamu harus tau sesuatu, pada dasarnya lama atau gak hubungan seseorang itu bukan sebagai tamneng kesetiaan. Tapi dari hati. Walaupun banyak orang bilang masa lalu pemenangnya, tapi di aku gak."

Mala membuang wajahnya, menatap kearah lain agar tidak menjatuhkan air matanya.

"Huh, aku pernah ngomong begitu. Tapi untuk kali ini, i say no. Sorry, aku gak pernah sama sekali cinta kamu. Kamu gak sadar selama ini aku hanya obsesi kepada kamu, dan kamu memanfaatkan semua kekayaan orang tua ku!" Adrian memejamkan matanya, dirinya menahan gejolak yang sedari tadi mengerogoti dirinya untuk dikeluarkan.

"Kamu capek? kamu gak mau ngulang sekali lagi bareng aku?" nada bicara Adrian melembut, dirinya menatap nanar kearah Mala.

Mala memundurkan tubuhnya agar tidak terlalu berdekatan dengan Adrian. Kepala nya sedikit menggeleng, merespon perkataan Adrian.

"Aku bahagia dengan kehidupan ku sekarang. Kalo kamu benar mencintai aku, maka lepaskan aku. Titik tertinggi mencintai adalah mengikhlaskan." setelah mengatakan hal tersebut, Mala pergi meninggalkan Adrian yang hanya bisa terdiam menatap punggung Mala yang menghilang ditelan dinding rumah.

Rakha memperhatikan keduanya dari jendela kamar lantai 2, dirinya dapat melihat jelas ekspresi wajah Adrian yang nampak sedih.

Dia juga seorang laki laki yang pernah menyesali sifatnya ditempo hari, jadi Rakha sendiri tahu bagaimana perasaan Adrian. Walaupun Adrian kembali hanya sebagai benalu di rumah tangga mereka namun menyesali itu sangat wajar dalam kehidupan didunia.

Mata Rakha tidak lepas dari Adrian, hingga tubuh kurus itu menghilang ditelan gelap nya malam. "Kamu mencintai Mala sekarang? tapi Maaf, Mala milik saya sekarang."

Rakha menjalankan kaki jenjangnya untuk menjauh dari jendela, menghampiri Mala yang ada dibawah untuk berbicara berdua menikmati Malam tanpa harus mengungkit semua kejadian yang ada dimasa lalu nya.

☆☆☆

     "Rakha, minggu ini kamu bisa operasi jantung. Karena sudah ada pendonor jantung."

Rakha dan Mala sekarang sudah bersiap didepan ruangan, mereka baru saja dikabari oleh dokter spesialis Rakha minggu Malam.

"Siapa pendonor nya ya?" tanya Mala yang digedikan bahu oleh Rakha, setidaknya ada orang yang berbaik hati untuk kehidupannya.

"Rakha." panggilan dari Dokter nya itu membuat intens Rakha tersadar, dirinya kemudian berdiri dari duduknya untuk menyambut kedatangan dokter tersebut.

"Ini surat titipan dari Alm, setelah membaca surat ini kamu bisa operasi." Rakha meangguk, dirinya tersenyum. Tangan nya mulai mengulurkan untuk menerima secarik kertas yang dititipkan kepadanya.

Hallo, Rakha.

Tebak gue siapa? yes, gue Adrian. Gue udah merasa gak berguna setelah Mala pergi dari hidup gue. Lo pasti tau kan rasanya gimana, jadi daripada. gue hidup cuman nambahin dosa dan dosa, gue bakalan donorin jantung gue buat lo. Bersihin jantung gue dari dosa ya kha? lo gak perlu bayar jantung gue, bayar pake amal ibadah lo ya. Jangan lupa sebut nama gue, gue tau lo itu anak alim dan Mala emang berutung ngedapetin lo daripada gue.

Kalo lo mau bayar juga, lo bayar ke panti asuhan aja ya. Gue gak punya keluarga Kha. gue juga punya banyak dosa buat orang orang pasar yang pernah gue rampas harta nya, tolong kalo lo mau gue repotin. Tolong dapetin maaf itu ya kha?

Itu aja, makasih Rakha. Gue titip Mala. Gue udah menyesal memeprlakukan nya seperti itu dulu, gue pamit. Assalamualaikum.

Surat pendek yang sangat menyayat hati membaca nya, Mala juga ikut membaca karena disampig Rakha. Sekarang gadis itu sudah berkaca kaca.

"Adrian memang jahat, tapi dia memang gak punya siapa siapa." gumaman yang keluar dari mulut Mala membuat Rakha menoleh, kemudian tersenyum dan mengusap puncak kepala Mala.

"Dulu kamu memang mencintainya, bukan karena obsesi alasan kamu tidak meninggalkannya. Namun, karena kamu kasihan apabila berada diposisi nya. Proud of you, Mala. I love you" Mala tersenyum, dirinya menitikkan air matanya kemudian dengan cepat memeluk tubuh Rakha.

Menumpahkan segala sesak dan bebannya, dirinya memang membuka luka lama. Luka yang sudah dirinya coba lupakan secara mati matian, namun untuk hari ini. Biarkan Mala membuka nya sebentar.

"Aku janji, setelah ini tidak ada tangisan yang keluar dari mulut kamu lagi. Tidak ada air mata kesakitan dari mata kamu, aku berjanji akan membuat kamu bahagia bersama aku." tangan Rakha mengusap punggung Mala yang bergetar, dirinya bertekad akan berusaha semaksimal dan semampu nya agar membuat Mala selalu tersenyum bahagia.

Matanya beralih kepada surat yang sekarang dirinya genggam, "Dan untuk lo, Adrian. Terimakasih, terimakasih banyak. Gue akan menjalankan amanah lo, gue gak bakalan merasa terbebani apabila gue harus minta maaf sama orang satu pasar biar gue bisa membalas jasa jantung lo yang akan ada tinggal di diri gue. Husnul Khatimah Adrian, Al fatihah buat lo."

Final, sekarang Rakha menitikkan air matanya, dirinya benar benar merasa tersayat atas pengorbanan Adrian untuk melihat Mala bahagia bersama nya.

Tidak ada laki laki yang sanggup melihat seorang wanita nya menangis akibat ulahnya, dari situ Adrian berpikir bahwa apapun yang dirinya kehendaki tidak akan bisa semua nya dia miliki.

Titik tertinggi mencintai, adalah mengikhlaskan dia pergi dan bahagia dengan pilihannya sendiri.

Tugas kita hanya bisa melihat dia disini, dan tidak memaksa nya untuk menyukai kita kembali

Ending

Udah habis ini ide astagaaaa, udah ya?? ending aja. Makasih semuanya ♡♡

Posesif Bara [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang