18 : Sakit Gigi

4.4K 507 35
                                    

"Kamu obatnyaa, makaacih"

Chapter 18 : Huaa

Syasya

         Mala berguling guling tidak karuan didalam gelapnya kamar yang hanya disinari oleh satu lampu redup lampu tidur. Air matanya luruh sambil memegangi pipi sebelah kanannya, dirinya tidak berani membangunkan Rakha yang seperti nya kelelahan sampai Mala yang banyak gerak tidak mendapat gangguan.

"Gue mending tabrakan daripada sakit gigi, Ya Allah ini sakit banget." Mala menampar nampar pipinya, dironya masih tidak merasakan reda disana.

Obat nya pun juga sedang habis, dirinya lupa nyetok obat sakit gigi. Mau keluar sendiri, namun ini sudah pukul 2 pagi. Apotik yang buka 24 jam pun terbilang cukup jauh dari kompleknya.

"Hiks," Mala sudah tidak dapat menahan suaranya, nyeri dipipi nya terlalu menggangu dan tidak dapat ditahan oleh dirinya.

Rakha mengerjapkan matanya, dirinya perlahan membuka mata dan menatap wajah Mala didalam redupnya lampu tidur "Hey? kenapa sayang?" Rakha bangun, dirinya panik melihat wajah istrinya yang basah karena air mata gadis itu sendiri.

Dengan cepat kaki nya melangkah berjalan kearah saklar lampu dan menyalakan lampu utama kamarnya, Mala bangun dirinya terus mengusap pipi kanan nya yang sedang membengkak dan memerah karena nya.

"Kenapa pipi kamu?" Rakha mendekat, dirinya mengantikan tangan Mala untuk membelaii pipi kanan nya. "Aushh," Mala mendesis karena dengan tidak sengaja Rakha menekan nya.

Rakha ikutan mendesis dirinya kemudian mengusap pelan pipi Mala, "Maaf, sakit gigi ya?" Mala meangguk menjawabnya.

Rakha bangkit dari duduknya, berjalan kebawah mencari obat pereda nyeri. Namun, nihil. Obat itu sudah habis. "Aku ke apotik dulu ya?" Rakha mengambil jaketnya kemudian mengapai dompetnya diatas nakas.

Mala dengan cepat menahan tangan Rakha, laki laki itu segera menghentikan langkahnya. Menolehkan kepala nya kearah Mala, "Kenapa?"

"Ikut," lirih Mala, Rakha memperhatikan pakaian Mala. Hanya menggunakan baju tidur dengan celana pendek dan piyama selengan. "Didalam mobil aja ya?" Mala meangguk dirinya dengan cepat bangkit dan mengikuti langkah Rakha.

Rakha membuka pintu rumah nya, dirinya menyalakan mobilnya dan membuka kan pintu mobil untuk Mala terlebih dahulu. Memasangkan Seat belt kepada Mala, dirasanya aman Rakha segera menutup pintu mobilnya dan berlari kecil karena dalam keadaan gawat darurat.

Setelah selesai memasang seat belt untuk dirinya sendiri Rakha dengan cepat menjalanklan mobilnya kedepan komplek. Dirinya berdoa semoga apotik ada yang bukan 24 jam, agar dirinya dengan cepat mendapatkan obat untuk Istrinya.

Rasa sakit gigi tidak main main, rasanya semua nya ikut berdenyut nyeri karena ulah satu gigi. Pembengkak an digusi membuat semuanya terasa tidak dapat dikontrol lagi, Mala serasa ingin mati karena sakit nya yang dia rasakan ini.

Setelah 4 menit menjalankan mobilnya dengan kecepatan diatas rata rata, dapat Rakha lihat apotik disamping jalan raya buka. "Alhamdulillah, tunggu bentar ya."

Mala meangguk, dirinya menatap gurat kekhawatiran diwajah lelah Rakha. Dirinya benar benar merasa takjub melihat semua Effort Rakha yang telah laki laki itu berikan kepadanya. Benar benar sangat jauh dibanding masa lalu nya, semoga semua masa lalu nya diterima dengan baik oleh keluarga Rakha termaksud laki laki itu sendiri.

Posesif Bara [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang