maaf jika aku salah, namun sekarang aku benar benar menginginkan kamu untuk kembali.
Chapter 21 : ini aku beneran sendiri?
☆☆☆
Rakha termenung dihalte bus dekat komplek rumahnya, dirinya celingak celinguk melihat kendaraan yang berlalu lalang. Terkadang tatapan nya berhenti menatap kearah depan. Perasaan yang kosong ditambah perih yang mendalam, membuat sifat Rakha dan kehidupan Rakha yang berubah 180°
"Mala," hanya itu yang dapat Rakha katakan, sudah 2 bulan lebih hari itu dinyatakan. Hari dimana Rakha menyesal dan mengutuk dirinya sendiri.
"Ketua lo tuh." Afan menoleh, dirinya tersenyum miris. Setelah Mala dinyatakan meninggal, Rakha benar benar tidak bisa diajak bicara. Setiap kali diajak bicara, dirinya akan selalu marah dan tidak bisa menahan emosinya.
"Rakha benar benar kehilangan jati dirinya," Zayyan meangguk, dirinya merasa sangat kehilangan sosok pemimpin. Bahkan perusahaan perusahannya diurus oleh Miko yang sudah lumayan tua, membuat Miko kewalahan karena nya.
"Gak heran, jadi Rakha sakit banget." timpal Zaky, sekarang dirinya menjadi wakil ketua dan Afan yang menjadi ketua untuk sementara. "Iya. Gue diposisi Rakha udah gak bakal bisa liat matahari lagi,"
Mereka semuanya menghela nafas, terkadang mereka merindukan sosok Rakha. Tanpa memikirkan Rakha yang juga merindukan sosok Mala. "Mala!"
Teriakan Rakha membuat mereka mennoleh, lelaki itu sedang menatap kosong kearah depan. Seakan ada seseorang disebrang sana, kaki jenjangnya melangkah kearah depan tanpa melihat sekeliling.
Dengan sigap Afan menarik tubuh Rakha, telat sedikit Rakha akan ditabrak truck besar berwarna merah. "Adek! teman nya dijaga!" ujar supir truck itu, dirinya menyembulkan sebagian tubuhnya dijendela yang lumayan besar.
"Maaf ya pak!" Afan mencoba meminta maaf, dengan sedikit kesusahan karena Rakha yang selalu memberontak untuk minta dilepaskan. "Lepasin Fan! Mala diseberang!!"
"Bego! gada Mala diseberang! jangan bertindak dengan akal pendek anjing!" Afan menghempaskan tubuh Rakha kebelakang. Hingga tubuh kekar yang sudah mulai mengurus itu terbentur dinding halte bus dengan kencang, "Hiks!"
Rakha terdiam beberapa saat, kakinya seakan lemas. Dirinya kembali ditampar oleh kenyataan. Rakha harus menerima takdir dan keadaan, bahwa Mala sudah tiada. Istrinya sudah meninggal, dan itu semua karena nya.
"Argh!!" Rakha mengacak ngacak rambutnya, kepala nya sekarang sangat berisik. Rakha tidak kuat menahan nya, "Rakh,"
Afan, Zaky dan Zayyan mendekat. Ketiga lelaki itu mulai mengusap punggung Rakha, ketiga nya juga merasakan getaran getaran kesakitan disana.
Rakha sudah kehilangan semua nya, kalo dulu Rakha adalah seorang lelaki yang tampil rapi dan menjaga image nya, sudah tidak berlaku lagi sekarang. Apabila dulu Rakha sangat tidak suka melihat air mata, sekarang lelaki itu yang menitiskan air matanya.
"Sadar Rakh! gue tau sakit ditinggalin. Tapi jangan begini, hidup lo masih panjang!" Rakha mengeleng, dirinya mengusap wajahnya yang memerah padam ditambah air mata yang membasahi disana.
"Gue mau sama Mala! Gue gak mau hidup sendirian gue gak mau! gue gak punya siapa siapa disini!"
Plak

KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Bara [TERBIT]
General Fiction[TERBIT DI RALAFA PUBLISHER!!] TERBIT CETAK! HARGA START 78K! Seorang santri yang dipaksa dijodohkan dengan seorang gadis nakal anak tongkrongan preman, walaupun dilandasi dengan keterpaksaan Raden Rakha akan mencoba mencintai Basmalah Saba Gralind...