11 : Rencana Dina (Adrian Nana)

4.3K 440 21
                                    

Lo itu bakalan tetap sama gue, mau gimana pun lo tetap sama gue.

Chapter 11 : Licik!

Syasya

Nana mengetuk ngetuk jari nya diatas meja, sedari jam 19.00 tadi dirinya sudah membicarakan hal ini kepada Adrian di markas kekasihnya itu.

"Gimana? kamu mau kan bantuin aku? biar kamu bisa kuras harta Rakha saat dia marah sama Mala." Nana menatap kedepan, memikirkan matang matang penawaran Adrian.

"Cukup menarik," Nana mengalihkan pandangannya kepada jam dinding disudut samping kiri nya. Jam 23.00, keduanya dalam keadaan mabuk sekarang.

Adrian mengambil botol yang masih terisi penuh, laki laki preman itu sudah menghabiskan 4 botol dan sedang dalam keadaan mabuk berat.

"Sayang, apakah kamu yakin Rakha akan percaya?" Adrian menghentikan aktivitas minum minumannya saat Nana berbicara seolah tidak yakin dengan rencana mereka.

Adrian menghampiri Nana kemudian mencengkram dagu Nana, kuku nya panjang karena sudah lama tidak dipotong menggores dagu lancip milik Nana. Tetesan darah murah menetes menimbulkan rasa perih disana.

"Kamu meragukan aku, sayangku?" bisik Adrian dengan suara pelan yang menekan. Nana tertegun dibuatnya, Nana akhirnya meangguk mengiyakan.

Adrian menghempaskan tangannya dari dagu Nana, dengan cepat wanita itu merintih kesakitan. Walaupun sedang dalam keadaan tidak sadar rasa sakit tetap menjalar disana.

"Tapi sebelum menjalankan rencana itu, aku punya rencana baru." Adrian mendekatkan mulutnya kesamping telinga Nana.

Nana meangkat alisnya, "Kamu yakin? aku rasa Rakha tidak selemah itu."

Plak!!

Adrian tanpa rasa bersalah menampar pipi mulus Nana, hingga telapak tangan Adrian mencetak jelas dipipi putih milik wanita tersebut. "Kamu kenapa selalu gak yakin, cinta? kamu mau aku bunuh, hm?"

Nana menggeleng takut, walaupun dalam keadaan mabuk dirinya juga sedang dalam tekanan Adrian. Semua ini karena Adrian, apabila dirinya tidak menjalankan perintah Adrian maka dia akan dibunuh.

Dia juga iri kepada Mala yang dengan mudahnya keluar dari kukungan Adrian, dan berlindung dibelakang punggu besar Rakha. Nana ingin juga.

Syasya

"Iya Mala, Aku bentar lagi sampe kok ini." Rakha membawa mobilnya, dirinya tersenyum saat banyak pertanyaan kekhawatiran tersirat dari mulut Mala.

"Mau nitip apa?" Rakha mengalihkan pembicaraanya, dirinya tidak ingin Mala terlalu khawatir. "Yasudah kalo tidak mau, kamu istrirahat duluan saja."

Rakha terkekeh mendengar nada manja Mala menolak perkataan Rakha dari balik telpon, gadis itu sekarang sudah benar benar berubah kepada Rakha. Entahlah apakah Mala sudah mulai nyaman, atau menghargai nya saja.

Titt

"Astagfirullah!" Rakha merem mendadak sampai sampai kepala nya terjedot di setir, "Saya nabrak orang ya?" Rakha membuka pintu kemudian turun dari sana.

Namun, tidak ada siapa siapa. Padahal dengan jelas dirinya tadi menabrak seseorang, "Mungkin hanya bayangan ku saja."

Rakha melirik jam ditangannya, tepat pukul 00.00 dan dirinya masih ditengah jalan yang sudah sepi. Rakha masuk kembali kedalam mobilnya kemudian memijat pelipisnya pelan sebelum kembali menjalankan mobil.

Posesif Bara [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang