Suatu hubungan tanpa kejujuran ibarat bubur tanpa garam.
Chapter 09 : Maaf
Syasya
Rakha membuka ponselnya, terdapat notifikasi dari pengingat bulanan nya. "Huh, terapi lagi?" gumam Rakha, dirinya mulai melemas. Pantas saja akhir akhir ini dirinya tidak terlalu fit.
Kaki jenjangnya mulai melangkah keatas, dirinya berjalan kearah kamar mereka dan mulai mengetuk pintu sebelum masuk. "Saya boleh masuk?" tanya Rakha yang disahut oleh Mala.
Pintu itu terbuka, dapat Rakha lihat Mala yang sedang membereskan kamar mereka. "Ngapain?" tangan Rakha melingkar diperut Mala, dirinya meletakkan dagu nya dibahu Mala.
Menenggelamkan wajahnya disana, dan menghirup aroma coklat disana. Mala suka Coklat, bahkan sekarang isi dari kulkas sanck mereka rata rata berasa coklat.
"Beres beres," jawab Mala dirinya sebenarnya tidak terlalu nyaman, ditambah dirinya tidak pernah diperlakukan seperti ini. Pernah sih, tapi waktu gak sadar diri, atau mabok.
"Aku izin kerumah sakit ya, mau jenguk teman aku yang lagi sakit." apabila Mala membiasakan dirinya disentuh oleh Rakha, maka sebaliknya Rakha akan membiasakan diri memanggil dirinya dengan sebutan 'Aku' bukan 'Saya' lagi.
Kata Mala agar tidak terlalu baku, dan tegang apabila berbicara berdua bersama nya. "Siapa namanya?" Mala yang tomboy dan susah diatur mulai menurunkan ego nya.
Sekarang Mala menggunakan daster bercorak macam yang tidak menggunakan lengan, jadi bahu nya terekspos ditambah panjangnya hanya diatas lutut.
Bukan, bukan Rakha yang meminta. Ini semua gara gara Mala, gadis itu lah yang ingin membeli dan memakai daster seperti ini. "Fajri." Mala meangguk angguk, kemudian dirinya mulai mengelap lantai.
"Boleh, jangan lama ya." Rakha melepaskan pelukannya kemudian memberikan hormat tanda siap, "Baik Ratu!" Rakha yang baku dan dingin berubah menjadi seorang yang Ekstrovet saat Mala mulai merubah sifatnya.
Rakha melangkahkan kaki nya lebar sambil hormat, ala ala anak pasukan pengibar bendera. Mala terkekeh gemas, dirinya akhirnya membuka mata bahwa tidak semua perjodohan itu buruk, buktinya dirinya dapat cowok speak Alwi idola nya dulu.
Ngomong ngomong tentang Alwi, Mala jadi rindu kepada masa masa dirinya mengidolakan laki laki berdarah arab jepang tersebut. "Kabar Alwi sekarang gimana ya?" gumam nya tanpa sengaja menjatuhkan sebuah obat dari atas lemari.
"Aduh!" obat itu menimpuk kelala Mala, membuat gadis itu meringis pelan. Sebenarnya tidak sakit, namun dirinya kaget.
perendopril bioprexuem
Mala mengamati bungkus obat itu, dirinya membaca manfaat, dosis dan isi. Dirinya agak terkejut melihatnya, ini milik Rakha? namun? apakah benar? selama ini Rakha terlihat baik baik saja.
Mungkin ini milik temannya, namun mengapa Rakha tidak memberi tahukannya? "Gue harus cari tahu," Mala kembali meletakkan obat tersebut.
Kaki nya kembali melangkah dan membuka rak milik Rakha, agak tidak sopan. Namun, dia istrinya dan patut untuk tahu. Dia harus membuktikan apakah pikirannya benar atau salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Bara [TERBIT]
General Fiction[TERBIT DI RALAFA PUBLISHER!!] TERBIT CETAK! HARGA START 78K! Seorang santri yang dipaksa dijodohkan dengan seorang gadis nakal anak tongkrongan preman, walaupun dilandasi dengan keterpaksaan Raden Rakha akan mencoba mencintai Basmalah Saba Gralind...