19 : Rakha Mode Gelap

6.1K 506 48
                                    

Jangan ada yang berani sentuh cewek gue! atau lo semua pada mati ditangan gue.

Chapter 19 : Kambuh

Syasya

     "Mata lo gue congkel!" para preman itu agak meneguk liut mendengarnya, namun mereka malah menutupi itu dengan tawa jahat mereka.

"Hahaha! mau ngelawan kita bos!" Rakha merogoh ponselnya, dirinya kemudian mengetik salah satu kontak di handphone nya. "Hallo, Fan. Bawa anak anak, kita punya makanan buat Rubah."

Afan menarik alisnya ke atas, namun dengan cegat dirinya mengiyakan dan segera memanggil anak anak the six champions. Rubah adalah nama untuk macan tutul milik Afan, wakil ketua The six champions ini sangat mencintai Rubah.

Tut.

Rakha menatap tajam kelima preman dihadapannya, dirinya maju kemudian meangkat tangannya. Menghempaskan handphone berlogo apple tergigit yang memiliki 3 kamera tersebut.

"Aw!" Mala meringis melihatnya, Rakha benar benar terlihat menyeramkan disini. "Astagfirullah Rakha, mending buat aku." Mala menatap ponselnya yang sama berlogo Apple tergigit, beda nya dirinya hanya memiliki satu kamera.

Sama seperti Mala, para preman itu tidak kalah terkejutnya. Dua diantara mereka sudah agak merinding karena ulah Rakha. "Maju!" hentak Rakha, namun mereka semua membeku ditempat masing masing.

Rakha menatap nyalang kearah 5 preman itu, "Gue bilang maju! Tuli lo pada?!" Rakha mengebrak depan mobilnya. Membuat sedikit kebonyokan disana.

Ketua preman itu maju, yang langsung dihadiahi oleh Rakha dengan sebuah bogeman. "Maju lo pada!"

Tidak ada yang berani maju saat melihat ketua mereka yang hanya dibogem sekali sudah pingsan dan terkapar lemah diatas aspal, "Kalo gak ada yabg mau maju, gue yang maju!"

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

Dengan sedikit perlawanan, mereka semua sudah terkapar lemah diatas aspal. Kemarahan Rakha tidak setengah setengah, jangan ada yang berani menyenggol Mala didepan pawangnya sendiri. Atau kalian akan beernasib sama seperti para preman malang ini.

Brumm

Deruman motor besar menggelegar, jalanan yang awalnya hanya disinari oleh satu lampu jalanan sekarang sudah mulai terang benderang. Takut menerawang kaca mobil, Mala menundukan badannya. Dirinya hanya mencoba mendengarkan perkataan mereka.

"Bawa para preman ini, mainin sepuas kalian. Gue mau jangan langsung dibunuh, dimainin dulu. Gue gak ikhlas mereka langsung mati tanpa rasa sakit."

Zayyan merinding mendengar perkataan yang keluar dari mulut Rakha, walaupun lelaki ini adalah seorang anak pesantren namun untuk pertama kali nya Rakha tidak memaafkan kesalahan orang lain.

"Mereka salah apa?" Rakha menghirup nafasnya dalam dalam, mencoba menenangkan diringa sendiri. "Liat!"

Rakha meangkat baju piyama Mala yang terobek gara gara ulah para preman ini, "Mereka ngelecehin istri gue didepan gue. Gue gak rela! congkel mata nya kalo perlu."

Posesif Bara [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang