32. I Know Who You Are

5.6K 584 5
                                    

Hari ini Amara bolos kerja tanpa kabar. Reynov jadi khawatir. Ia segera datang ke rumah Amara, tapi ia lihat ada jejak sepatu di tanah di depan pagar rumah Amara. Dari ukuran dan motif jejak sepatu itu, ia tahu itu sepatu laki-laki yang biasa digunakan polisi, tentara, atau petugas keamanan. Sepatu khusus untuk tugas berat dan pergerakan cepat.

Siapa yang datang ke rumah Amara dengan sepatu perang seperti itu? Erik? Robby? Agent detektif lain? Atau... pengawalnya Ali Sandi?

Reynov pun segera menyuruh Odi memantau CCTV di apartemen Erik, di kantor Robby, dan di rumah Ali Sandi. Odi sudah dari dulu meng-hack CCTV di ketiga tempat itu. Maka tak butuh waktu lama, Reynov segera mendapat kabar bahwa Amara tidak ke kafe karena pergi ke rumah Ali Sandi. Ayah dan anak itu akhirnya bertemu setelah lima tahun berpisah. Apa yang mereka bicarakan?

"Mereka ketemu? Mereka ngomongin apa? Kita bisa denger?" tanya Reynov.

"Mereka ngobrol di kamar anak kandung Ali Sandi. Kamarnya Amara. Satu-satunya area yang nggak punya CCTV. Tempat lu biasa masuk dari situ. Bahkan balkon kamarnya Amara nggak ada CCTV, Bang!"

"Sialan!" Reynov mengumpat. Apa yang Ali Sandi katakan pada Amara? Ia takut identitasnya terkuak.

Tak lama, Amara pulang diantar pengawal ayahnya. Tapi saat dari kejauhan ia lihat mobil Reynov ada di depan rumahnya, ia minta diturunkan jauh-jauh dari rumahnya. Lalu ia berjalan seperti biasa ke rumahnya.

"Amara! Kamu dari mana?" Reynov sangat lega saat melihat Amara datang.

"Tadi... tadi habis dari rumah Lala," jawab Amara bohong. Tapi ia jelas tidak berbakat menjadi pembohong.

Reynov menahan marah karena telah dibohongi. "Kenapa kamu nggak ngabarin kalau hari ini nggak ke kafe? Saya khawatir sama kamu!"

"Mmm... maaf, tadi buru-buru." Amara menarik senyum. Di matanya, kini Reynov bukan lagi sosok yang hangat. Reynov hanya penipu.

Di buku diary-nya, waktu SMA Amara jelas-jelas menulis jika Reynov punya tiga teman akrab; Cassie, Odi, Erik. Cassie yang sangat cantik, Odi yang berwajah oriental, serta Erik yang urakan. Semua deskripsi itu persis dengan Cassie, Odi, serta Erik yang Amara kenal. Yang paling mengejutkan adalah Erik. Ternyata Reynov sudah kenal Erik sejak SMA. Mereka berkomplot?

"Kamu mau mampir sebentar? Kamu udah jauh-jauh dateng ke sini," tanya Amara. Ia harus mengecek sesuatu dari Reynov.

"Oke." Reynov setuju. Akan ia buat Amara bercerita secara jujur.

Reynov duduk di ruang tamu. Tak lama, Amara datang dengan secangkir kopi.

"Kopi?" Amara menyuguhkan kopi pada Reynov. Tapi saat ia memberikan cangkir itu, ia menumpahkannya. Seketika kemeja putih Reynov langsung penuh dengan noda cokelat kopi.

"Maaf, nggak sengaja!" kata Amara. "Saya ada kaos oversize. Mau ganti?"

"Saya ganti di rumah aja!" Kesal, Reynov menepuk-nepuk ampas kopi di kemejanya. Seharian ia jengkel karena Amara bolos kerja tanpa kabar, dan ia makin marah karena Amara berbohong tentang pergi ke rumah Ali Sandi. Lalu sekarang Amara menumpahkan kopi di bajunya.

"Jangan. Biar saya yang cuciin aja. Noda bekas kopi itu susah hilangnya. Saya ambilin baju ganti sebentar!" Amara memaksa. Ia sengaja. Ia harus mengecek apakah Reynov punya bekas luka pisau yang ia tancapkan di tulang belikat penculiknya itu atau tidak.

Tak lama, Amara kembali datang dengan kaos hitam. "Kamu bisa pakai ini."

"Oke. Saya ganti di kamar mandi sebentar." Reynov berdiri.

"Kenapa nggak ganti di sini aja?" Amara menghadang langkah Reynov. "Cowok, kan, nggak perlu di kamar mandi gantinya. Kamu bisa ganti di sini aja."

Reynov kaget. Kenapa Amara menyuruhnya berganti baju di depan dia? Ia melihat wajah Amara yang dingin tanpa ekspresi. Amara tidak sedang bercanda.

Fiasco KafeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang