chapter 20

129 10 0
                                    

Gadis malang ini mencoba menormalkan kegelisahannya. Melody sudah berada di depan kamar Rafa. Apa yang dia lakukan sekarang apakah benar atau tidak. Dan itu membuatnya takut.

Melody menghela nafas panjang, mencoba untuk tenang. Tangannya sudah membawa nampan berisi nasi goreng dan air mineral. Dengan ragu-ragu Melody mengetuk pintu Rafa.

Tok...tok...

Melody memejamkan mata sebentar, kemudian menatap pintu berwarna putih didepannya. Harapannya kakaknya ini mau menerima nasi goreng buatannya.

Ceklek

Pintu terbuka, menampilkan wajah dingin Rafa. Melody melihat banyak luka lebam yang ada di wajah kakaknya ini.

"Emm... Kak i-ini Melody buatin kakak nasi goreng." Ucap Melody ragu. Tatapan Melody langsung menunduk saat kakaknya menatapnya tajam.

"Gue enggak minta." Dingin Rafa.

"Emm tadi kakak belum sempat makan, jadi Melody buatkan kakak nasi goreng." Lirih Melody.

"Masuk." Ucap Rafa kemudian balik badan masuk ke kamarnya. Disusul Melody dengan ragu-ragu.

Rafa berjalan menuju balkon kamarnya dan duduk di kursi yang ada di sana. Melody menaruh nampan ke meja itu. Saat Melody mau pergi dicegah Rafa.

"Duduk." Titah Rafa. Melody diam sebentar sebelum duduk di kursi yang masih kosong. Mereka sama-sama diam. Rafa mengambil piring yang dibawa Melody. Hanya ada suara sendok dan piring yang saling beradu suara. Dengan pasti Rafa memakan nasi goreng buatan adiknya ini.

"Apa luka kakak sudah kakak obati?" Tanya Melody takut-takut. Karena dilihat kakaknya ini masih memakai baju yang di gunakan tadi. Nampak bercak darah masih ada di sudut bibir Rafa.

Rafa hanya menatap wajah Melody sekilas kemudian kembali melanjutkan makannya. Melody beranjak pergi. Rafa hanya acuh saja.

Tak berapa lama Melody membawa baskom berisi air dan handuk.

"Melody bersihkan luka kakak." Ijin Melody dengan lirih. Melody menarik kursinya agar sedikit mendekat ke arah kakaknya. Tidak ada pengolahan dari Rafa. Dia menatap wajah Melody yang sedang fokus dengan apa yang dilakukan.

"Maaf soal tadi, gara-gara Melody kalian jadi bertengkar." Ucap Melody merasa bersalah.

"Lo main-main dengan gue ternyata." Tubuh Melody menegang, tangannya berhenti mengompres luka Rafa.

"Apa kali ini Melody boleh egois?" Ucap Melody pasrah.

"Lo mau bilang kalau Lo akan mempertahankan hubungan Lo dengan Gara? Iya kan." Remeh Rafa.

"Jangan pernah Lo berharap mendapatkan kebahagiaan. Karena gue enggak akan membiarkan itu." Lanjut Rafa. Melody hanya diam sambil tersenyum kecut saja.  Percuma dia membela dirinya sendiri.

"Melody tau itu kak, maaf." Melody segera membereskan nampannya tadi. Kemudian berdiri dengan segera.

"Salep Melody habis kak, mungkin punya kakak kemarin masih bisa dipakai." Ucap Melody lirih. Dengan gontai Melody pergi dengan hati sedih.

-----

"Are you oke?" Tanya Gara sedikit cemas. Melody hanya mengangguk saja sambil tersenyum masam. Gara menatap Melody penuh arti.

"Apa yang bajingan itu lakukan semalam?" Tanya Gara lirih dengan intonasi yang tepat. Melody langsung menggelengkan kepalanya.

"Tidak ada." Ucap Melody meyakinkan. Sagara mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras. Sagara yakin semalam terjadi apa-apa dengan gadisnya. Gara beranjak dari tempat duduknya. Dengan cepat Melody mencekal lengan Sagara.

MELODY RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang