chapter 22

78 6 0
                                    

Sagara tidak akan tinggal diam. Melihat luka-luka di tubuh Melody kemarin membuatnya tambah yakin bahwa Melody harus dijauhkan dari keluarganya.

Sedari tadi dia mondar-mandir di balkon apartemennya. Dia sedang memikirkan apa yang akan dia lakukan untuk membawa Melody pergi dari  neraka itu.

"Shift" umpat Gara kesal. Otaknya tambah buntu mengingat Melody menghindar darinya. Sagara akan menemui Melody sekarang. Tidak bisa dibiarkan dirinya didiamkan oleh Melody.

Sagara mengambil handphone di sakunya kemudian mengirim pesan untuk Melody. Dengan segera dia beranjak pergi meninggalkan apartemennya.

-----

Melody sedang berada di kamarnya. Pandangannya sedari tadi menatap bingkai foto. Ada sepasang orang tua dan 3 anak kecil yang tersenyum bahagia di sana. Melody tersenyum masam mengingat masa kecilnya dulu. Orang tuanya begitu sayang dengannya. Melody ingin seperti dulu. Tapi apa boleh buat semua keluarganya membencinya. Bahkan keluarga besarnya sekalipun.

Ada notifikasi WhatsApp dari handphone Melody. Dengan segera Melody membukanya.

From Kak Sagara
'10 menit aku sampai didepan gerbang rumahmu, bersiaplah.'

Mata Melody langsung reflek melotot membaca pesan dari lawan jenisnya. Sagara memang benar-benar membuatnya senam jantung. Dengan segera Melody beranjak dari kasurnya kemudian berlari keluar rumah. Dia tidak mau menambah masalah jika nanti keluarganya tau kalau Sagara kesini menemuinya.

Melody agak menjauh dari rumahnya dia duduk di pinggir trotoar jalan menunggu Sagara datang. Harapannya Sagara melihatnya nanti. Melody cukup gelisah karena Sagara tidak datang-datang juga. Kukunya ia gigit dari tadi untuk mengurangi rasa takutnya.

Tak berapa lama ada sebuah mobil berhenti didepan Melody. Melody mendongak ke atas lalu segera berhenti. Kaca mobil terbuka dan menampilkan senyum Sagara.

"Masuk dek." Ucap Sagara dengan senyum tulus. Melody menoleh ke arah rumahnya memastikan kalau tidak ada yang melihatnya. Dirasa aman Melody masuk ke mobil dengan terburu-buru.

"Udah lama nunggu ya?" Tanya Sagara sambil menancap gas mobilnya. Melody hanya menggeleng saja.

"Bagaimana kabarmu?" Ucap Sagara.

"Baik." Jawab Melody dengan ragu-ragu.

"Apa lukamu sudah sembuh?" Pungkas Sagara. Melody hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan tersebut.

"Kamu lagi pengen makan apa? Kita cari makan dulu yuk." Ajak Sagara. Melody menoleh sebentar.

"Melody sudah makan tadi. Kalau kakak mau makan biar Melody temenin." Bohong jika Melody sudah makan. Bahkan dari semalam dia belum makan minum sedikitpun.

"Kamu juga harus makan." Ujar Sagara. Melody terdiam saja. Melody menatap ke luar jendela mobil melihat itu Sagara menghembuskan nafas panjang.

Sagara menjalankan mobilnya menuju restoran keluarganya. Ada beberapa bisnis keluarga Alinskie, salah satunya restoran bintang 5 yang menyebar di penjuru dunia.

Mobil sudah terparkir di depan restoran. Dengan segera Sagara turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Melody.

"Ayo, udah sampai." Ujar Sagara sambil tersenyum hangat. Melody menatap wajah Sagara dan dibalasnya dengan anggukan kepala oleh Sagara. Dengan ragu-ragu Melody turun.

MELODY RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang