Terdengar bunyi bel sekolah pertanda istirahat pertama dimulai. Melody melirik jam di dinding kelasnya menunjukkan pukul 9.
"Baik anak-anak berhubung jam pelajaran saya sudah selesai dan waktunya jam istirahat, saya tutup dulu sekian dan terimakasih, wassalamu'alaikum" ucap Bu Tina guru bahasa Indonesia.
"Terimakasih juga Bu Tina, waalaikummusalam" jawab siswa-siswi dengan kompak.
"Mel kantin yuk" bisik Nayla.
"Iya nanti Melody temenin" balas Melody sambil menutup bukunya.
"Sekarang!" Tekan Nayla.
"Iya Nay, tapi ke perpustakaan dulu ya ada buku yang mau Melody kembalikan" ucap Melody sambil mengangkat buku yang mau di kembalikan.
"Oke let's go" ucap Nayla dengan semangatnya. Diperjalanan menuju perpustakaan Melody hanya mendengarkan ocehan dari sahabatnya ini.
"Mel siapa itu namannya, wakil OSIS yang rese kemarin?" Tanya Nayla sedikit kesal. Melody kaget kenapa tiba-tiba Nayla tanya kakaknya.
"Kak Rafa?" Tanya Melody dengan pelan.
"Iya Rafa, dia nyebelin banget tau nggak Mel. Masa kemarin tiba-tiba maksa nganterin gue pulang ke rumah"
"Terus?" Tanya Melody dengan penasaran.
"Ya gue enggak mau tapi tetep aja dia maksa. Gue di dalem mobil hanya diem aja, badmood tau enggak Mel" kesal Nayla dengan wajah menaruh dendam.
"Mungkin Kak Rafa suka sama Lo Nay" canda Melody. Sebenarnya bukan itu yang ada di pikiran Melody. Ia takut kakaknya mendekati Nayla karena dirinya. Rafa berencana mengambil Nayla dari hidup Melody. Melody takut kakaknya menjauhkan Nayla ke hidupnya. Melody langsung menepis pikirannya, semoga pikirannya salah.
"Bodo amat, penting gue enggak suka sama dia. Tukang pemaksa. Belum apa-apa aja udah ngatur-ngatur" kesal Nayla sambil menghentakkan kakinya.
"Ngatur bagaimana?"
"Kesel enggak sih Mel tiba-tiba di atur ini itu sama orang yang mungkin Lo enggak kenal, masa rambut gue di cepol enggak dibolehin katanya nanti leher gue ke ekspos. Rok gue ke kekecilan lah, baju gue ketat lahh. Hello selama gue hidup nihh orang tua gue aja biasa aja nihh yaa gue berpakaian seperti ini" ungkap Nayla dengan perasaan dongkol.
"Nay jangan keras-keras" bisik Melody sambil menyenggol lengan Nayla. Pandangan Melody tak lepas menatap ke arah depan.
Di sana ada Gara, Rafa, Ciko, dan Bisma yang sedang berdiri didepan kelas. Tatapan mereka mengarah ke Melody dan Nayla. Gara menatap Melody dengan senyum manisnya sedangkan Rafa menatap Nayla dengan senyum miringnya.
"Apa sihh Mel, bodo amat orang lain dengar, yang penting gue kesel" Nayla malah semakin meninggikan suaranya sambil mengotak-atik handphone.
"Lihat ke depan sekarang Nay" ucap Melody dengan takut-takut.
"Apa sih Mel, tinggal jalan-jalan aja. Gue lagi kesel ini lohh jadi pengen makan orang" kata Nayla dengan muka juteknya. Nayla belum menyadari bahwa didepannya sekarang sudah ada 4 orang laki-laki karena pandangan Nayla terfokus di handphonenya.
"Siapa yang mau lo makan?" Kata seseorang dengan suara dingin. Tubuh Nayla seketika langsung menegang. Nayla mengatur nafasnya kemudian menatap ke depan.
"Lo yang mau gue makan" sinis Nayla. Rafa mengangguk sambil tersenyum tipis.
"Oke nanti pulang sekolah gue tunggu kaya kemarin" balas Rafa enteng.
"Ogah banget Lo siapa ngatur-ngatur gue. Teman bukan, pacar bukan" ketus Nayla.
"Oke mulai sekarang kita pacaran" final Rafa.

KAMU SEDANG MEMBACA
MELODY RAIN
JugendliteraturGadis dengan sejuta misteri. Gadis penyuka hujan. Menurutnya hujan adalah teman paling setia. Hujan akan menutupi semua kesedihan yang gadis itu rasakan. Keluarga yang harusnya menjadi tempat berkeluh kesah paling nyaman. Rumah yang harusnya menjadi...