chapter 27

84 6 0
                                    

Melody sedang duduk dikursi taman belakang rumahnya. Ia merenung dalam diam. Otaknya dipenuhi oleh kenyataan yang membuatnya syok. Dia masih belum percaya bahwa laki-laki yang ia cintai adalah kakak dari almarhumah teman kecilnya dulu. Bagaimana jika Sagara tau bahwa dirinya adalah salah satu orang yang dicari Sagara. Melody takut, entah perasaannya menjadi gelisah. Dia takut Sagara ikut menuduh dirinya atas kematian Anya. Melody takut Sagara ikut membencinya.

"Ya Tuhan kenapa semakin rumit." Gumam Melody sambil memejamkan matanya.

"Melody bukan pembunuh." Lirih Melody dengan suara bergetar.

"Nyatanya Lo memang pembunuh!" Pungkas Rafa tiba-tiba. Melody kaget sontak menoleh kebelakang. Ternyata kakaknya sedang berdiri dengan tatapan dinginnya.

Melody memilih diam, ia sedikit menjauh. Rafa ikut menyusul Melody duduk. Rafa menatap wajah adiknya dengan dingin. Merasa ditatap Melody langsung menunduk sambil meremas jari-jarinya yang saling bertautan. Ia tidak nyaman dengan tatapan intimidasi kakaknya.

"Gue peringatkan sekali lagi jauhi Sagara." Tegas Rafa.

"Lo sendiri yang akan nyesel jika Lo masih nekat sama dia." Ucap Rafa.

"Kenapa kakak bicara seperti itu?" Tanya Melody dengan nada takut.

"Harusnya Lo paham posisi Lo apa."

Melody tersenyum kecut, benar omongan kakaknya. Tapi apa boleh Melody egois. Dia juga pengen merasakan kebahagiaan.

"Kasih Melody waktu kak untuk menyelesaikan hubungan Melody." Lirih Melody.

"Untung gue enggak nyuruh Lo jauhi cewek gue juga."  Sinis Rafa. Melody langsung menggeleng cepat.

"Jangan kak, Nayla temen Melody satu-satunya." Ucap Melody dengan bergetar. Matanya sudah memanas.

"Gue enggak yakin cewek gue selamat ada di dekat Lo." Pungkas Rafa.

"Melody engga pernah berbuat jahat dengan Nayla. Melody enggak pernah berpikir sejahat itu." Lirih Melody.

"Karana belum waktunya Lo mencelakai cewek gue." Tuduh Rafa. Melody menggeleng keras. Kanapa kakaknya selalu menuduhnya yang tidak-tidak.

"Sampai Lo nyakitin cewek gue jangan harap Lo bisa hidup bahagia. Siap-siap gue buat Lo mati perlahan dengan rasa sakit yang lebih dalam lagi." Ancam Rafa kemudian pergi meninggalkan Melody.

--------------------

Dengan pasti Melody berjalan melewati lobby sekolahannya. Untung saja dia tidak terlambat sekolah. Mengingat dirinya lama mendapatkan angkot. Dia melihat banyak siswa siswi yang menatapnya dengan judes. Melody menghiraukan bisikan-bisikan yang berseliweran di telinganya.

'Enggak cocok sekali cewek itu dengan kak Sagara.'

'Iya, dia kan miskin. Seperti anak kampung.'

'Tapi dia cantik loh, malah gue pikir paling cantik di sekolah ini anak kampung itu.'

'Jangan-jangan yang keganjenan anak kampung itu.'

'Bicth.' 

Melody tetap berjalan menuju kelasnya, tak sengaja dia bertemu dengan kembarannya. Aria menghampiri Melody lalu mendorong sedikit badan Melody.

"Gue peringatkan sama Lo, Sagara milik gue." Bisik Aria kemudian pergi meninggalkan Melody yang mematung ditempat.

"Melody." Panggil Nayla. Dilihatnya tidak meresponnya Nayla menepuk pundak Melody. Sontak membuat Melody kaget.

"Kebiasaan deh suka melamun." Kesal Nayla.

"Maaf." Lirih Melody.

"Ishh, ayok masuk." Nayla menarik Melody menuju kelasnya.

MELODY RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang