Melody terbangun dari tidurnya karena ada siluet cahaya yang mengenai sebagian wajahnya. Matanya dibuka dengan perlahan-lahan. Saat melihat sekelilingnya Melody baru ingat jika ia sedang di kamar apartemen milik Gara. Dengan segera Melody bangun menuju kamar mandi untuk bersih-bersih. Setelah bersih-bersih Melody keluar kamar dan mendapati suara berisik di sudut ruangan. Melody mendekat ke arah suara ternyata area dapur. Di sana terlihat seorang remaja laki-laki yang sedang sibuk berkutat dengan alat-alat dapur.
"Kak Gara" Panggil Melody. Laki-laki itu langsung menoleh dan memberikan senyum manisnya ke arah Melody.
"Good morning... Ehhh sudah bangun, duduk dulu gue baru masak buat kita" kata Gara. Melody mendekat ke arah Gara.
"Boleh Melody bantu?" ujar Melody.
"Enggak usah Lo duduk aja" tolak Gara. Melody tidak menghiraukan Gara ia mengambil alih pisau yang di pegang Gara.
"Dek biar gue aja" pinta Gara. Jantung Melody berdetak kencang saat Gara memangilnya dengan embel-embel dek.
"Kak Gara duduk saja, Melody yang masak"
"Memang bisa?" Melody melirik Gara sekilas dengan wajah kesalnya.
"Mau masakin apa? Meremehkan banget" kesal Melody. Gara tersenyum tipis gadis disampingnya ini sudah mulai membuka diri terhadapnya.
"Apapun itu pasti gue suka" bisik Gara pas di telinga Melody membuat bulu kuduk Melody berdiri. Gara tersenyum geli melihat tubuh Melody tegang.
"Ok-oke, kak Gara duduk aja" ucap Melody dengan gugup. Gara malah membantu Melody memasak. Akhirnya mereka memasak bersama walaupun Melody sedikit canggung. Tak berapa lama masakan selesai.
"Ayo makan!" titah Gara. Melody menganggukkan kepalanya kemudian memakan makanan yang sudah terhidang di meja makan.
"Hari ini enggak usah sekolah biar gue yang ijin nanti" ucap Gara.
"Emm tapi kak..." Melody hendak protes tetapi Gara sudah menyangkalnya.
"Lo harus istirahat, tidurlah disini hanya kita yang tau tempat ini jadi aman" Ucap Gara dengan tenang sambil memakan makanannya.
"Enggak adil masa kak Gara sekolah Melody enggak" protes Melody.
"Nurut sayang" tekan Gara. Blushhh, seketika pipi Melody bersemu merah.
"Itu pipi kenapa?" Goda Gara. Melody langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena malu.
"Ihhhh kak Gara mahh" rengek Melody. Gara tersenyum kemudian mendekat ke arah Melody lalu merengkuh tubuh Melody dengan pelan.
"Gue suka Lo kaya gini ke gue" pungkas Gara sambil tersenyum tulus. Melody menoleh ke atas dengan jantung berdebar.
"Emm.. Mel-melody cu-cuci piring dulu" ucap Melody gugup. Dengan tergesa-gesa Melody melepaskan rangkulan dari Gara kemudian mengambil piring yang ada di depannya. Gara menahan tangan Melody.
"Habisin dulu!" Perintah Gara.
"Melody sudah kenyang"
"Habisin dek" ucap Gara dengan lembut. Dengan cemberut Melody menghabiskan makanannya. Gara tersenyum singkat sambil mengacak-acak rambut Melody.
"Gue mandi dulu, biar gue yang cuci nanti Lo habis makan nonton TV aja" perintah Gara. Sebelum Melody menjawab Gara sudah pergi terlebih dahulu membuat Melody kesal.
-----
Pagi hari dikediaman keluarga Baskoro tampaknya sedang sarapan pagi. Mereka saling bergurau bersama selain Rafa. Rafa hanya diam sambil menikmati makannya dengan malas.

KAMU SEDANG MEMBACA
MELODY RAIN
Teen FictionGadis dengan sejuta misteri. Gadis penyuka hujan. Menurutnya hujan adalah teman paling setia. Hujan akan menutupi semua kesedihan yang gadis itu rasakan. Keluarga yang harusnya menjadi tempat berkeluh kesah paling nyaman. Rumah yang harusnya menjadi...