chapter 18

79 8 0
                                    

Mungkin Sagara memang yang terbaik buat Melody. Dia meyakinkan dirinya sendiri untuk mulai terbuka dengan Sagara. Melody menghela nafas panjang kemudian menatap wajah laki-laki didepannya.

"Sebelum itu bolehkah Melody bertanya sama kakak?" Ucap Melody lirih. Sagara menyipitkan matanya.

"Apa?"

"Apa kakak mendekati aku karena kakak kasihan sama Melody?"

"Tidak sama sekali!" Ucap Sagara tegas dan cepat.

"Aku dekati kamu karena memang kamu ditakdirkan buat aku, entah aku juga bingung kenapa hanya melihat matamu saja hatiku seperti mendapat kedamaian, kamu berbeda dan kamu spesial." Ucap Sagara pasti.

"Memang aku berbeda dengan cewek-cewek lain, aku tidak sempurna dan seberuntung mereka dalam hal apapun." Lirih Melody.

"Kalau begitu aku yang akan melengkapi hidupmu." Ucap Sagara yakin. Dia memegang tangan Melody erat.

"Kakak tahu bahwa kamu bagian dari keluarga Baskoro." Ucap Sagara dengan pelan. Tubuh Melody menegang mendengar perkataan Sagara.

"A-apa?" Ucap Melody terbata-bata.

"Arvella Melody Baskoro, anak terakhir dari tiga bersaudara, Om Andre dan Tante Bella, mereka orang tuamu kan? Rafa dan Aria saudara kandungmu, dan mereka semua berlaku buruk kepadamu." Ucap Sagara dengan sedikit naik pitam.

"Da-dari ma..."

"Dari mana aku tau? Itu tidak penting buat kamu, yang jelas tidak sulit untuk mencari hal kecil seperti itu bagiku."

"Melody sayang sama mereka, Melody mohon jangan sakiti mereka." Ucap Melody takut-takut. Gara tidak habis pikir dengan perkataan Melody. Bisa-bisanya gadis didepannya ini masih memikirkan orang yang jelas-jelas berperilaku buruk dengannya. Walaupun Sagara belum tau akar masalahnya dengan jelas.

"Ceritalah?"

"Melody emm Me-melody."

"Alasan apa lagi yang mau kamu buat, jangan menghindar terus, percaya sama kakak." Ucap Gara sedikit paksaan. Jika tidak seperti ini Melody tidak akan speak up.

"Kakak sudah tau Melody dari keluarga mana, mungkin kakak juga tau kenapa mereka membenciku. Kurasa Melody tidak perlu menjelaskan lagi. Kalau Melody menjelaskan versi Melody belum tentu kakak juga percaya terhadap Melody."

"Aghhh" Sagara frustasi dengan Melody. Sagara mengusap rambutnya dengan kasar.

"Apa yang kamu takutkan?" Ucap Sagara pasrah. Melody hanya diam, kelopak matanya yang sedari tadi menampung air matanya akhirnya tidak kuat lagi untuk membendung. Sagara menghela nafas berat kemudian meraih tubuh Melody untuk dibawah kepelukannya.

"Maaf udah memaksamu bercerita." Ucap Sagara sambil mengelus-elus rambut cewek yang ada didekapannya sekarang.

"Ijinkan aku untuk membahagiakanmu sampai nafasku habis." Lirih Sagara. Mulai sekarang Sagara tidak akan bertanya lagi. Dia akan fokus untuk membahagiakan Melody dan menyingkirkan Melody dari keluarga biadapnya. Sagara percaya Melody gadis yang baik. Tidak mungkin Melody melakukan hal buruk kekeluarganya sendiri. Sagara menatap wajah Melody yang sedang menahan isakan tangisnya. Melihat itu saja sudah membuat hati Sagara sakit dan semakin yakin bahwa gadis yang ada didepannya ini memang harus dia bahagiakan.

__________

Nayla sedang berada di dalam mobil bersama orang yang ia benci. Dengan acuh Nayla menatap luar jendela mobil. Rasanya ia ingin berteriak sekarang. Dia tidak suka Rafa selalu menganggu hidupnya.

"Mau makan apa?" Ucap Rafa lembut. Nayla memutarkan bola matanya jengah.

'Dasar cowok engga jelas, kadang kasar, kadang lembut.' gerutu Nayla dalam hati.

MELODY RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang