chapter 6

322 37 15
                                    

Setelah kejadian di rumah sakit itu semakin besar Gara mendekati Melody. Seminggu sudah Gara mengejar-ngejar Melody tapi tetap saja Melody memperlakukan Gara sebagai teman kakaknya tidak lebih. Melody takut membuka hati untuk Gara.

"Melody" panggil Gara. Melody yang merasa namanya di panggil langsung menoleh kebelakang. Ternyata ada Gara dan teman-temannya otomatis ada Rafa kakaknya juga.

"Iya" jawab Melody. Gara mendekat ke arah Melody.

"Nanti pulang sekolah enggak ada acara kan?" Tanya Gara. Melody menatap wajah Rafa sebentar kemudian menatap wajah Gara.

"Ada apa ya kak?"

"Jalan yuk, gue tunggu di parkiran ya nanti"

"Wow kemajuan yang signifikan. Gara ngajak cewek jalan bro" teriak Bisma.

"Fix teman kita enggak jadi gay" balas Ciko tak kalah heboh. Sedangkan Rafa menatap wajah Melody dengan dingin, tangannya ia kepal erat.

"Emmm Melody..."

"Enggak ada penolakan" potong Gara. Kemudian Gara meninggalkan Melody berdiri mematung di lobby sekolah. Ciko dan Bisma menyusul Gara. Sekarang hanya tinggal Melody dan Rafa disana.

"Jangan harap Lo bisa dapatin hati orang-orang terdekat gue" sinis Rafa. Melody hanya menunduk sambil memilih rok sekolahnya.

"Lo sangat enggak pantas. Kalau Gara tahu siapa Lo sebenarnya gue pastikan hidup Lo akan lebih menyediakan" dingin Rafa.

"Melody enggak ada apa-apa dengan Kak Gara kok kak" lirih Melody. Tanpa merespon Melody, Rafa meninggalkan Melody sendiri.

-----

Melody memutuskan untuk tidak memenuhi keinginan Gara untuk pergi jalan dengannya. Daripada nanti dia kena masalah nanti lebih baik Melody pulang saja. Melody sedang menunggu angkot di halte sekolah.

"Lo enggak dengar tadi gue ngomong apa?" Ucap seseorang yang tiba-tiba duduk di samping Melody. Dengan sepontan Melody menoleh ternyata dia Gara.

"Kak Gara" lirih Melody.

"Kenapa?"

"Emmm Melody enggak bisa kak" gugup Melody.

"Karena Rafa? Sebenarnya ada hubungan apa kalian?"

"Emm Melody pamit pulang dulu, angkot yang Melody naiki sudah datang" ucap Melody dengan buru-buru. Untung angkot yang Melody naiki sudah datang.

Saat Melody mau masuk ke dalam angkot tangan Melody ditarik Gara dan dibawahnya di mobil Gara. Melody dipaksa masuk ke dalam mobil Gara.

"Kak Melody mau naik angkot saja" ucap Melody panik.

"Kita ke tujuan awal kita"

"Tapi kak"

"Enggak ada tapi-tapian" Melody pasrah saja ia hanya diam dan menatap luar jendela saja. Rupanya Gara membawa Melody ke salah satu Mall yang ada di kotanya.

"Kita mau ngapain kak disini?"

"Lo mau apa?" Tawar Gara. Melody hanya menggelengkan kepalanya saja. Gara hanya mengacuhkan gelengan kepala dari Melody kemudian mengandeng tangan Melody membawanya masuk ke salah satu store ternama yang ada di sana.

"Pilih yang Lo mau" ucap Gara. Melody menatap wajah Gara kemudian menggelengkan kepalanya lagi.

"Melody enggak ingin apa-apa"

"Mbak" panggil Gara ke salah satu penjaga store.

"Ada yang bisa saya bantu tuan muda" ucap pegawai itu dengan sopan. Gara dipanggil tuan muda karena Mall ini milik keluarganya. Otomatis Gara adalah penerus usaha dari keluarganya karena Gara pewaris tunggal.

MELODY RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang