chapter 26

85 7 2
                                    

Dengan senyum manisnya Melody menggenggam tangan Sagara menuju rumah Sagara. Melody senang bisa bertemu dengan orangtuanya pacarnya lagi. Omongan Sagara bisa di pegang. Dia memberikan kasih sayang yang tulus untuk Melody. Melody prioritas selanjutnya setelah bundanya.

"Kak apa bunda ada di rumah?" Tanya Melody antusias. Sagara tidak menjawab tapi dia malah mencium pipi Melody.

"Ihh kakak mahh, suka cium-cium enggak jelas." Kesal Melody.

"Habisnya pipi kamu pengen kakak eksekusi." Melody melotot tidak terima. Sebelum membuka suara Sagara sudah lari masuk kedalam rumah.

"Kakak, awas ya!" Melody mengejar Sagara masuk kedalam rumah dengan wajah kesalnya.

Sagara berhenti saat melihat bundanya sedang berdiri di dekat pintu masuk. Sagara menggaruk-garuk kepalanya salah tingkah. Wulan menatap aneh putra semata wayangnya ini.

"Kenapa?" Selidik Wulan.

"Bunda." Panggil Melody sambil mengatur nafasnya. Wulan tersenyum tulus kemudian mendekat ke arah Melody dan memeluknya.

"Sayang, akhirnya kamu kesini lagi ." Ujar Wulan senang.

"Bunda kakak jahat." Adu Melody. Wulan memberi plototan ke arah Sagara. Langsung di jawab cengiran oleh Sagara.

"Melody diapakan sama anak bunda? Biar bunda cubit."

"Kak Gara suka cium-cium Melody sembarangan." Adu Melody dengan wajah cemberutnya. Sagara melotot mendengar apa yang di katakan pacarnya ini. Mau di taruh di mana mukanya. Dikiranya Sagara cabul.

"Ehh.. i-itu Bun..." Sagara bingung mencari jawaban yang tepat. Wulan menggelengkan kepalanya kemudian memberikan cubitan maut ke anaknya.

"Aww... ampun Bun ampun." Ringis Sagara sambil mencoba menghindar cubitan dari bundanya.

"Kamu yaa... nakal. Siapa yang ngajarin seperti itu hehh." Marah Wulan. Melody merasa kasihan melihat Sagara kena serangan dari bundanya.

"Bun.. sudah, kasihan kakak." Ucap Melody merasa tidak enak.

"Biar tau rasa, besok kalau anak ini asal-asalan sama kamu lagi aduin bunda ya, biar bunda kasih hukuman lagi." Melody tersenyum lalu memeluk Wulan.

"Iya Bun." Kata Melody sambil menatap Sagara dengan tatapan merasa bersalah.

"Gara minta maaf sama mantu bunda, dan jangan ulangi lagi. Bunda tidak suka." Tegas Wulan. Sagara mengangguk kemudian mengacak-acak rambut Melody.

"Maaf sayang, tapi aku enggak janji ya kalau enggak akan ngulangi lagi." Kata Sagara kemudian lari menaiki tangga.

"Gara mau mandi dulu. Bunda ajak ngobrol pacar Gara ya." Teriak Sagara.

Melody tersipu malu dengan perkataan Sagara. Pipinya sudah seperti kepiting rebus. Wulan menggelengkan kepalanya heran melihat tingkah anaknya ini. Wulan bahagia. Sagara sekarang berbeda, tapi Wulan menyukai itu. Hidup Sagara lebih berwarna dengan adanya Melody dihidupnya. Harapannya semoga mereka bisa bersama-sama terus sampai maut memisahkan.

"Terimakasih sayang sudah mencairkan anak kutub bunda." Ucap Wulan dengan tulus. Melody tersenyum tulus sambil mengelus punggung tanggan Wulan.

"Melody yang harusnya terimakasih sama bunda."

"Ayo, kita masak saja." Ajak Wulan. Melody mengangguk patuh dengan Wulan. Harapan Melody semoga ini tidak pernah berakhir. Seperti ini terus. Melody senang keluarga Sagara sangat welcome dengan dirinya.

"Melody bisa enggak bikin lapis legit? Soalnya bunda kemarin buat tapi enggak jadi." Ucap Wulan dengan sedikit kecewa. Melody mengangguk pelan.

"Sepertinya bisa Bun, Melody pernah bikin lapis legit sama bibi."

MELODY RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang