chapter 2

533 43 8
                                    

Sudah satu Minggu ini Melody menjadi siswi baru. Melody cenderung menutup diri. Jika waktunya istirahat akan ia habiskan di taman atau perpustakaan. Contohnya sekarang ini Melody sedang duduk di taman belakang sekolah sambil membaca buku. Menurutnya buku adalah teman keduanya setelah hujan.

Dia berbeda dengan kebanyakan gadis lainnya. Kebanyakan siswi lainya akan dihabiskan di kantin sambil bercengkrama bersama. Berbeda dengan Melody menurutnya sendiri adalah kebahagiaan tersendiri.

Mendengar bel masuk dengan segera Melody bergegas menuju ruang kelasnya. Tak sengaja Melody menabrak seseorang.

Brug

Dengan segera Melody membantu membereskan buku yang berceceran di lantai.

"Maaf Melody enggak sengaja" ucap Melody sambil menyerahkan buku ke lawan bicaranya. Dia belum berani menatap wajah siapa yang dia tabrak.

"Selain pakai kaki jalan itu juga harus pakai mata"

"Maaf" ucap Melody. Dengan ragu-ragu Melody menatap kearah orang yang ia tabrak tadi. Ternyata laki-laki itu lagi.

"Ceroboh" ucap laki-laki itu.

"Maaf, kalau begitu Melody permisi dulu" tanpa menunggu jawaban dari lawan bicaranya Melody pergi begitu saja.

"Menarik" gumam laki-laki itu sambil menampilkan senyum miringnya.

----

"Melody Lo dari mana?" Tanya teman satu bangku Melody. Melody menoleh kearah samping sebentar kemudian kembali fokus dengan bukunya.

"Lo memang enggak mau berteman dengan gue ya?" Melody menutup bukunya kemudian menatap wajah teman satu mejanya.

"Harus ya didunia ini seseorang mempunyai teman?"

"Harus lahh. Tanpa teman Lo enggak bisa bersosialisasi, curhat, hangout, shopping, apapun itu pokoknya"

"Tapi kayaknya gue enggak perlu itu" lirih Melody.

"Percaya sama gue, gue akan jadi teman terbaik buat lo"

"Apa jaminannya?"

"Apapun itu" Melody menatap lekat-lekat wajah orang didepannya ini. Melody tidak melihat kebohongan dari mata gadis itu. Dengan ragu Melody mengangguk pelan.

"Lo beneran kan mau jadi teman gue?"

"Iyaa" ucap Melody.

"Oke kita kenalan ulang yaa seperti tidak saling kenal. Kenalin nama gue Nayla Putri Suhendi pangil aja Nayla. Kalau nama Lo siapa?" Ucap Nayla senang.

"Arvella Melody"

"Senang berteman dengan Lo Melody" ucap Nayla.

"Semoga kita bisa jadi teman baik" balas Melody.

"Pasti"

"Lo enggak malu punya teman seperti gue?" Tanya Melody.

"Kenapa harus malu? Menurut gue lo baik kok"

"Gue hanya gadis biasa enggak seperti Lo"

"Hello Melody gue cari teman bukan yang kaya yaa tapi yang menurut gue baik dan cocok buat gue. Buat apa kaya tapi enggak punya hati" jelas Nayla. Mendengar perkataan Nayla membuat senyum hangat terbit di bibir Melody.

-----

Melody sedang duduk di halte sambil menatap ke arah jalanan. Waktu sudah semakin petang tapi sedari tadi belum ada bus atau angkot yang lewat. Jika Melody pulang mengunakan taksi uangnya tidak akan  cukup. Hatinya cukup gelisah karena jalanan mulai sepi.

MELODY RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang