33. Persiapan Pertunangan

99 55 13
                                    

"Saat ini aku tak ingin benih cinta itu kembali karena aku tau benih cinta itu tak bisa aku wujudkan dengan dia yang kini sudah menjadi milik yang lain"
Haikal Arrafa Rifai

"Saat ini aku tak ingin benih cinta itu kembali karena aku tau benih cinta itu tak bisa aku wujudkan dengan dia yang kini sudah menjadi milik yang lain" Haikal Arrafa Rifai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Satu Minggu kemudian...

Asya seperti kehilangan keceriaan saat semua permasalahan yang terjadi padanya saat ini. Meski sudah menceritakan hal ini kepada bang Rey dan Raya, namun tak ada solusi untuk akhir permasalahan ini kecuali dengan melanjutkan perjodohan ini.

Bang Niam yang sudah berusaha untuk menggagalkan pertunangan ini dan menjelaskan kepada sang ayah dan Haikal namun tetap saja tak ada perubahan. Dengan kondisi yang sudah mengharuskan Asya dan bang Niam bertunangan membuat keduanya bertekad untuk melanjutkan dan melaksanakan wasiat atas permintaan dari sang ayah Asya dan juga ayah bang Niam.

Haikal yang mendengar keputusan ini merasa dirinya semakin yakin untuk meninggalkan perasaannya terhadap Asya harus dihentikan dan mengikhlaskan perjodohan ini tetap lanjut meski terasa sesak di hati saat menerimanya.

"Mungkin ini sudah saatnya untuk gue terima semuanya agar Asya dan bang Niam bahagia" gumam Haikal dalam hati yang mendengar percakapan dari balik pintu kamar dimana kedua keluarga yang kini sedang membahas hari pertunangan yang bentar lagi diadakan tiga hari ke depan.

"Apa ini saatnya untuk gue lepasin semuanya dan membuka hati untuk bang Niam Karena dialah calon suamiku sekarang!" Gumam Asya dalam hati.

"Bagaimana kalau sekarang Asya dan Niam pergi ke butik untuk pengecekan baju pertunangan kalian..hmm!" Ujar Tante Rani sembari tersenyum kearah mereka berdua.

"Hmm, iyah mah. Asya yuk!" Ajak bang Niam melirik kesamping dan menatap Asya sebentar.

Asya yang sadar menanggapi dengan anggukan kepala dan mengikuti langkahan bang Niam dari belakang sampai mobil dan melaju ke arah butik Yolanda.

Haikal yang bertepi mulai beranjak mengerjap mengintip suasana ruang tamu untuk memastikan pertemuan kedua keluarga dan pembahasan pertunangan bang Niam dan Asya sudah selesai.

Tante Rani yang melihat sang putra dengan gerakan mengintip sedikit dibuat heran semenjak kenyataan yang harus diterima Haikal ini membuat sang putra seperti tak ingin bertemu dengan Asya ataupun bang Niam sekarang.

"Haikal!" Panggil Tante Rani yang menangkap basah Haikal yang tak menyadari ada sang mamah yang melihatnya dari sisi samping.

"Mamah!" Jawab Haikal gelagapan

"Hmmm... Mereka semua sudah pergi. Kamu kenapa sih masih nggak mau ketemu sama mereka?" Tanya sang mamah yang heran akan kelakuan Haikal hari ini.

"Mamah kan tau kalau saat ini nggak mudah untuk aku menerima semuanya secara sekaligus mah!" Jawab Haikal.

Amanah Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang