(Spiritual - Romance)
Follow yuk sebelum baca :)
Yuk jangan lupa di feed juga komentar.... !!!!
🌻Berkisah tentang seorang gadis yang bernama Asyafany Al-Ghifari. Suatu hari Asya mendapatkan sebuah amanah terakhir dari sang ayah, namun ditengah perj...
"Kebahagiaan itu tak perlu mewah tapi cukup bersama orang tersayang adalah cara tepat untuk menggapainya" Haikal Arrafa Rifai
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Haikal senang karena dirinya akan bersama dengan orang yang dicintainya dan kebahagiaan itu bertambah saat dirinya mendapatkan sebuah pesan akan Asya yang sudah sadar dari koma.
Di lain tempat bang Rey dan mamah sangat senang akan kesembuhan Asya. Melihat kondisi Asya yang kini sudah bisa berbicara meskipun tubuhnya masih terasa lemas. Sesaat Asya memikirkan sosok lelaki yang sudah berusaha menyelamatkan dirinya yaitu Haikal. Namun, Asya tak ingin membuat kesalahpahaman kepada bang Niam yang turut serta disampingnya saat ini hingga akhirnya dia memutuskan untuk memendam pertanyaan tentang kondisi Haikal.
"Alhamdulillah, akhirnya kamu sadar juga. Mamah benar-benar khawatir sama kamu nak!" Ujar sang mamah dengan membelai lembut kepala sang anak yang kini terbaring lemah.
"Maaf yah mah karena sudah buat khawatir!" Sahut Asya menatap lembut.
"Nggak papa sayang, yang penting sekarang kamu sudah sadar dan kembali sehat" ujar sang mamah. Asya mengangguk pelan dan memejamkan mata sebentar sembari tersenyum.
"Saya senang kamu sudah sadar dan kembali sekarang, tadi itu benar-benar membuat saya takut kamu kenapa-napa!" Ujar bang Niam dengan lirih sembari tersenyum senang akan kondisi Asya saat ini.
"Iyah mas, terima kasih karena sudah menolong Asya dan Haikal saat itu. Terima kasih juga karena sudah menjaga aku saat masih koma!" Jawab Asya tak lupa dengan senyum.
"Sama-sama, sudah kewajiban mas untuk menjaga keselamatan kamu Asya!" Sahut bang Niam.
##
Malamnya di ruang inap, Asya begitu ramai dikunjungi oleh sahabat-sahabatnya yang selalu membantunya di keadaan apapun. Raya, Naurah, Danu, Galang dan Naqis yang kini sedang bergurau dan mengobrol untuk melepas rasa khawatir dan rindu yang mereka pendam saat Asya terbaring koma. Pertemanan yang dikaitkan dengan kepercayaan, saling membantu, dan mendukung akan terjalin menjadi lebih indah sekaligus tak pernah lepas sampai waktu yang memisahkan.
Pertemanan itulah yang dirasakan oleh mereka saat ini, tak hanya pertemanan namun terjalin dengan persaudaraan yang tak bisa diputuskan. tatapan bingung.
"Bukannya Haikal itu selalu sama kalian yah?" Tanya balik Raya heran.
"Ya Iyah sih, tapi kali ini kita itu nggak lihat Haikal di basecamp ataupun di rumah babe!" Jawab Danu.
"Terus Haikal kemana? Padahal gue pen tau keadaan dia sekarang?" Tanya Asya yang semakin penasaran.
"Sya, lho tenang yah setelah kejadian itu Haikal nggak ppa kok. Malah gue sering lihat dia jagain lho disini dan dia itu khawatir banget sama lho!" Jelas Raya menenangkan sahabatnya yang terlihat khawatir.