8. Pertanyaan

170 86 45
                                    

"Sahabat itu bukan hanya menemani kita disaat terluka, bahagia, berteduh, dan tertawa. Tapi juga menemani kita disetiap cerita hidup yang kita lalui dengan penuh misteri"
Raya Ghina Monica

 Tapi juga menemani kita disetiap cerita hidup yang kita lalui dengan penuh misteri" Raya Ghina Monica

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Raya pulang ke rumah Asya dengan mobilnya yang berwarna putih. Saat tiba di rumah Raya langsung ke kamar dan ingin menunjukkan barang yang di bawanya untuk Asya, tapi Raya tidak menemukan Asya di rumah. Raya berfikir mungkin Asya masih di rumah makan dan memutuskan untuk menunggu Asya pulang sembari memberikan barangnya itu.

Mbok Iyem mendengar ada mobil masuk ke halaman rumah, untuk memastikan mbok Iyem mencari Asya atau neng Raya yang barang kali antara keduanya telah pulang. Tepat dikamar neng Asya, mbok Iyem melihat neng Raya sedang duduk di kasur Asya sambil memainkan handphonenya.

Tok...tok...tok

"Neng, permisi. Mbok mau nanya neng tau neng Asya kemana?" ujar mbok Iyem yang kini didepan pintu.

"Ouh Iyah mbok, maaf Raya juga nggak tau mbok dari tadi Raya telpon nggak diangkat malah nggak aktif handphonenya" sahut Raya yang kini menghampiri mbok Iyem didepan pintu.

"Ouh gitu yah neng, yasudah kita tunggu aja nyak!"

"Iyah mbok, kita tunggu aja"

"Bentar neng, neng mau makan apa biar mbok masakin?" Tawar mbok dengan ceria.

"Apa aja mbok" sahut Raya.

"Ouh yaudah mbok masak dulu yah, neng mending mandi dulu aja biar nanti kalau sudah selesai bisa langsung makan yah"

"Baik mbok, makasih yah mbok. Saya mandi dulu"

"Iyah neng" ujar mbok kemudian pergi meninggalkan kamar Asya dan pergi menuju dapur untuk memasak makan malam.

##

"Bang baksonya dua yah" ujar Asya menghampiri pedagang bakso sambil menunjuk tempat makannya yang pinggir pohon.

"Baik neng, mohon ditunggu yah" jawab pedagang bakso tersebut dengan ramah.

Asya menghampiri Haikal yang sudah terlebih dahulu duduk ditempat dan sudah memegang handphone seraya mengirim pesan kepada seseorang.

"Kal, thanks yah udah mau bantuin gue tadi" ujar Asya mengwali perbincangan antara keduanya.

"Iyah, sama-sama" sahut Haikal dengan dingin.

"Lho tau kali ini gue bingung deh sama sikap lho yang kadang ngeselin, kadang dingin dan bodo amat koq mau sih nolongin gue?" Tanya Asya heran dan ingin sekali tau jawaban Haikal itu seperti apa.

"Lho tuh yah, udah gue bantuin tapi tetep aja yah bikin gue mau kesel" balas Haikal dengan tatapan dalam kepada Asya yang di depannya.

"Yah, bukan gitu maksud gue. Gue itu bersyukur banget lho dateng dan mau nolongin gue tapi agak sedikit aneh aja tiba-tiba lho baik sama gue!" jelas Asya dengan menatap balik Haikal.

Amanah Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang