(Spiritual - Romance)
Follow yuk sebelum baca :)
Yuk jangan lupa di feed juga komentar.... !!!!
🌻Berkisah tentang seorang gadis yang bernama Asyafany Al-Ghifari. Suatu hari Asya mendapatkan sebuah amanah terakhir dari sang ayah, namun ditengah perj...
"Terima kasih ku ucapkan untuk dirimu yang saat ini mau menerima tanda keseriusan ini dengan berjuang juga keihklasan kamu dalam menerima takdir yang ditentukan dapat memberikan kita pelajaran hidup agar selalu ikhlas atas apa yang ditakdirkan" Haikal Arrafa Rifai
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu Minggu kemudian...
Persiapan pertunangan antara Haikal dengan Fany kini sudah mencapai seratus persen. Hari yang ditunggu oleh keduanya kini tiba di depan mata, Haikal mungkin akan sangat bahagia dengan sosok yang akan dijodohkannya tapi tidak dengan Asya yang masih belum mengetahui mengenai kebenaran bahwa wanita bernama Fany itu adalah dirinya sendiri yaitu Asyafany Al-Ghifari.
Asya justru kini galau akan keputusannya yang sudah berjanji akan datang ke acara pertunangan Haikal dengan wanita lain, sedangkan dirinya kini harus benar-benar ikhlas menerima kenyataan akan perjodohannya dengan bang Niam.
"Ya Allah, aku ikhlas jika memang ini adalah takdir yang harus aku lalui tapi hamba hanya minta satu permintaan yaitu ketabahan dan keikhlasan untuk aku bisa menerima perjodohan ku dengan bang Niam. Meskipun aku belum mencintainya tapi aku akan berusaha untuk mencintainya". Gumam Asya di dalam hati.
"Asya lho harus tenang, ikhlas dan nggak boleh nangis di depan Haikal. Kalau lho nangis itu sama aja kalau lho belum bisa move on menerima kenyataan kalau Haikal memang bukan jodoh lho, inget jodoh lho yang saat ini dan harus lho terima yaitu bang Niam!" Jelas Asya yang masih meyakinkan dirinya untuk tetap ikhlas dan merelakan Haikal dengan wanita lain.
Untuk sekejap Asya memejamkan mata dan mengatur napasnya agar lebih tenang, namun tersadarkan oleh suara khas dari sahabatnya yaitu Raya.
"Asya!" Panggil Raya berdiri di samping Sahabatnya itu. Asya mendengar namanya dipanggil langsung menoleh ke samping.
"Lho kenapa? Kok galau gitu sih mukanya?" Tanya Raya yang sangat memperhatikan tingkah laku dan ekspresi Asya yang satu Minggu ini terlihat galau.
"Nggak kok, gue hanya perlu adaptasi aja sekarang apalagi sekarang ini gue juga kan akan bertunangan dengan bang Niam!" Jelas Asya.
"Hmm, jadi lho deg-degan yahh??" Tanya ledek Raya dengan mencolek bahu Asya . "Apaan sih, wajar kan kalau gue deg-degan?" Tanya balik Asya dengan tertawa kecil.
"Iyahh, wajar banget sih .. Yaudah kita berangkat sekarang yahh!" Ajak Raya sumringah sembari menggandeng tangan sang sahabat.
Diperjalanan menuju tempat pertunangan Haikal yang berada di daerah puncak dengan bernuansa outdoor mendukung hiasan-hiasan yang tertempel menjadi lebih hidup. Iringan angin dengan pegunungan serta hijauan yang luas benar-benar membuat dekorasi Pertunangan ini sangat indah.
Haikal kini yang berada di kamarnya tak sabar ingin segera memberikan kejutan kepada Asya mengenai hadiah yang telah disiapkan yaitu pertunangannya.