Kiss

1.4K 131 39
                                        

Yeonjun keluar dari mobil dengan cepat dan tergesa, tapi soobin dengan gerakan lebih cepat berhasil mengejar yeonjun dan menarik tubuh yeonjun ke dalam dekapannya.

"Njun maafin kakak ya," Ucap soobin sambil menyandarkan dagunya di atas kepala yeonjun.
"Kakak sering bikin kamu salah paham, maaf yaa. Kamu mau maafin kakak kan jun?" Tanya soobin dengan memberikan elusan lembut pada rambut belakang yeonjun.

"Kakak cinta sama enjun, sayang banget sampe pengin cepet nikah." Ucap soobin jujur dan jari telunjuknya menyentuh bibir yeonjun yang bergetar, kemudian tanpa meminta izin langsung menubrukan bibirnya pada bibir yeonjun sambil melumatnya dengan lembut, membuat tangisan yeonjun langsung terhenti.

"Jun?" Soobin sedari tadi menunggu balasan dari yeonjun, tapi yeonjun tetap tidak menjawab dan malah mengelap ingusnya menggunakan lengan baju.

Yeonjun langsung berlari masuk ke dalam lift saat soobin telah melepas pelukannya.
Soobin sendiri tetap terdiam tanpa ada niatan mengejar karena mungkin yeonjun butuh waktu.














***

Sudah hampir 3 minggu ini soobin uring-uringan.
Di apartemen, kantor, cafe, rumah orangtua pun rasanya tidak ada yang nyaman.

Yeonjun terlihat semakin menjauh dari soobin. Setiap soobin ingin bertemu pasti selalu saja ada halangan. Terakhir kali soobin berbicara dengan yeonjun sudah 2 minggu yang lalu.
waktu itu soobin menemui yeonjun untuk meminta maaf pada yeonjun saat sedang bekerja dan yeonjun berkata mungkin untuk terakhir kalinya bahwa lebih baik soobin mencari orang lain sebagai pendamping.

Soobin yang saat itu sedang menanti jawaban baik dari yeonjun dan hanya ingin yeonjun yang menjadi pendamping hidupnya langsung merasa sedih.
yeonjun langsung pergi meninggalkan soobin tanpa mengucapkan hal apapun lagi dan tentu mematahkan hati soobin yang rapuh.

Tapi sebagai lelaki yang baik dan setia, soobin selalu memperhatikan yeonjun dari jauh dan terus menunggu yeonjun, siapa tahu yeonjun berubah pikiran dan mau menerima soobin.
Soobin mengawasi yeonjun diam-diam, mulai dari yeonjun yang keluar dari apartemen, bekerja di cafe sampai menunggui yeonjun pulang ke apartemennya.

Dari hari ke hari soobin merasakan ada hal yang di sembunyikan oleh yeonjun.
Yeonjun tampak tidak pernah menggunakan motornya lagi saat pergi bekerja, Kini soobin lebih sering mendapati yeonjun yang selalu memesan taksi saat berangkat dan pulang kerja.
Cara jalan yeonjun juga tampak berbeda, terlihat lebih lambat dan terkesan agak aneh dari biasanya.








Sudah menjadi rutinitas bagi soobin yang selalu menggunakan mobil ayahnya agar tidak ketahuan dan juga membawa sopir untuk menemaninya mengawasi yeonjun di depan apartemennya.

Pagi-pagi di hari liburnya, yeonjun keluar sambil berjalan kaki, soobin menunggunya cukup lama sekitar 1 jam sampai yeonjun kembali ke apartemen dengan menenteng beberapa kantong kresek agak besar dan totebag di tangan kanan dan kirinya.

Soobin ingin sekali membantu yeonjun, tapi terlalu takut jika yeonjun menyuruhnya pergi.





Belum sampai ke apartemen, yeonjun tiba-tiba menjatuhkan seluruh belanjaannya di trotoar, tangan kirinya beralih memegang perut dan tangan kanannya bertumpu pada lutut. Yeonjun terlihat kesakitan dan sama sekali tidak ada orang yang lewat.

Soobin yang melihatnya pun reflek membuka pintu mobil dengan keras dan berlari ke arah yeonjun, tidak peduli jika yeonjun mungkin akan kesal melihat soobin.

Soobin bisa mendengar rintihan yeonjun yang terdengar semakin jelas saat berlari mendekat.
"Akh...hh...To_longh sha_kith," Rintih yeonjun semakin menunduk.

"Junn!" Soobin berteriak sambil menopang tubuh yeonjun dengan lengannya.
"Kakh hh tolh_hong sha_kith, per_hhut hhh hiks, bha_yiih," Pinta yeonjun pada soobin yang mulai menggendong tubuh yeonjun ke mobil, meninggalkan seluruh barang belanjaan yeonjun di trotoar.



Pandangan mata yeonjun terlihat mulai tidak fokus sesampainya di dalam mobil,  soobin semakin panik saat rintihan yeonjun terdengar semakin pelan, namun bisa soobin pahami saat bibir pucat yeonjun menggumamkan kata bayi dan meletakkan tangannya ke arah perutnya sendiri.

Yeonjun hamil? Berarti yeonjun selama ini sedang mengandung? Anak?
Anakku...
itu yang soobin pahami dari gumaman yeonjun dan langsung terjawab sudah alasan yeonjun yang selama ini terlihat seperti menyembunyikan sesuatu.

Dengan cepat soobin membenarkan posisi yeonjun yang berada di pangkuannya dan langsung menyingkap kaos panjang yang menutupi perut yeonjun, bisa soobin lihat ada korset yang terpasang dengan kencang pada perut yeonjun. Soobin dengan segera melepas korset dan membuangnya ke bawah jok mobil.
Menyuruh sopir untuk mengantarnya ke rumah sakit secepatnya.

Soobin menangis saat mulai melihat darah keluar melalui sela-sela paha yeonjun yang terbuka dan ikut mengotori celana soobin.
Soobin terus merapalkan doa begitu banyak sambil terus mengecupi dahi yeonjun dan juga memberikan elusan pada perut yeonjun yang membesar karena terdapat dede bayi.
Tolong jaga calon istri dan anakku, semoga tidak terjadi hal buruk...



















Double up karena author mau break dulu, ngerjain final project sama persiapan UAS yak, semoga pada mau nungguin hehe 😁

Votment nya teman-teman, makasih ya udah berpartisipasi bikin author semangat 🤧

habis UAS bakal ku lanjutin kok...
Cuma ada 1 book yeonbin yang bingung mau namatin ehe




HELLO BABY||Soobjun|| (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang