Angry

697 63 7
                                    



Soobin tergesa-gesa keluar dari rapat. Kertas-kertas dokumen di tangannya beterbangan, membuat semua orang yang hadir terheran dengan atasan mereka yang terlihat marah dan terburu-buru.

Untungnya sekretaris soobin dapat menyelesaikan rapat dengan baik walaupun agak kebingungan karena dokumen yang sempat soobin jatuhkan berserakan dan harus di rapikan terlebih dahulu.

Tadi soobin sempat menjawab telepon dari nomor yeonjun. Soobin sebagai suami tentu saja tidak bisa menolak panggilan istrinya walaupun sedang rapat penting sekalipun, apalagi istrinya kan tengah hamil.

"Hallo?" Bukan suara yeonjun, aneh. Ada suara keributan dan orang yang meneleponnya terdengar tergesa-gesa.

"Rumah sakit!!" Kata orang yang menelepon soobin dan telepon langsung di matikan secepat itu, hanya 10 detik.

Soobin yang sedang mempresentasikan proyek lahan langsung saja nge blank.
Tanpa sadar dirinya menjatuhkan dokumen di genggamannya sambil berlari keluar dari rapat.
Sampai semua orang cengo melihatnya, ada apa dengan bos.

"Istri saya lebih penting," Begitu penjelasan soobin pada sekretaris yang menahannya untuk tidak pergi.











"Istri saya choi yeonjun." Jawab soobin saat di tanyai nama istrinya.

"Maaf Pak, tapi tidak ada choi yeonjun di rumah sakit ini." Jawab petugas informasi setelah mencari data choi yeonjun di komputer nya.

"Apa tidak ada info pasien yang baru masuk? Baru saja saya dapat info dari orang lewat nomor HP istri saya." Tanya soobin memastikan.

"Tadi baru saja ada pemuda yang masuk karena kecelakaan di tempat gym, tapi namanya bukan choi yeonjun pak." Jelasnya.

"Boleh saya tau di mana ruang rawatnya?" Tanya soobin dengan harap bahwa itu bukan istrinya.
Yeonjun kemarin malam memang bilang ingin pergi ke gym, tapi sudah soobin larang. Tidak mungkin kan istrinya pergi tanpa ijin dari soobin.















"Yeon__ju," Panggil soobin saat membuka tirai yang ternyata terdapat seorang pemuda bersama seorang wanita yang sedang menjaganya.
Mereka berdua terkejut melihat kedatangan seseorang tak di kenal yang menyingkap tirai dengan sarkas.
"Apa kalian melihat istriku?" Tanya soobin pada mereka berdua yang terlihat kebingungan.

Ah sepertinya pasien korban treadmill tahu sesuatu dan mencoba mengingat-ingat.

"Istriku choi yeonjun, yang tengah hamil. Apa kau melihatnya di tempat gym?" Tanya soobin sekali lagi untuk memperjelas.

"Waa iya iya tadi istrimu angkat barbel keren sekalii." Ucapnya dengan antusias.














Yang benar saja yeonjun melakukannya, keras kepala sekali. Sudah tidak diperbolehkan tetap saja ngeyel, apa dia ingin ku hukum. Marah soobin dalam hati sambil mengendarai mobil nya menuju rumah. Ternyata yeonjun sudah di bawa pulang ke rumah, kata pelatih yeonjun pingsan setelah melihat pemuda yang kecelakaan di treadmill.

Yeonjun tidak tahu bahwa jantung soobin berdebar cepat karena khawatir. Untung saja soobin tidak mempunyai riwayat penyakit jantung.

Soobin dengan cepat langsung masuk ke rumah dan mendapati yeonjun tengah bermain dengan beomgyu di ruang tengah.

Soobin langsung menghampiri mereka.
"Lho? Daddy sudah pulang?" Tanya yeonjun dengan wajah tanpa dosanya.

"Dadd, dad...main... main.. Obil obil wusssh..." Ucap beomgyu dengan memamerkan mobil kecilnya yang berjalan sendiri setelah di tarik mundur.

Soobin pun meladeni anaknya terlebih dahulu. "Waa mobilnya keren ya bisa jalan sendiri." Begitulah yang soobin ucapkan pada beomgyu yang tertawa-tawa senang dengan mainannya.
"Gyu..." Panggil soobin pada beomgyu yang langsung menoleh ke arah soobin seolah bertanya, ada apa dad?

"Daddy mau ngomong sama mommy dulu ya, kamu gapapa kan main sendirian?" Tanya soobin dan langsung diangguki oleh beomgyu yang kembali serius dengan mainannya.




Soobin membawa yeonjun ke kamar dan mendudukkan nya di pinggiran ranjang. Dengan soobin yang berjongkok di hadapan yeonjun. "Kamu tadi angkat barbel ya?" Tanya soobin dengan ekspresi tak terbaca.

"Tid__" Belum sempat yeonjun menjawab, soobin sudah lebih dahulu menyela.
"Yeonjun ie..." Panggil soobin dengan lembut dan menyatukan tangan yeonjun dengan tangannya.
"Coba cerita jujur ke kakak, tadi kamu habis angkat barbel kan?" Tanya soobin dengan tersenyum karena tidak ingin membuat istrinya tertekan.

"Maaf..." Cicit yeonjun sambil menunduk.
"Iya iya, tidak papa... Coba cerita tadi gimana kamu bisa pingsan." Perintah soobin tanpa melepas genggaman tangannya pada yeonjun.

"Sebenarnya tadi aku baik-baik saja kok saat angkat barbel. Tidak ada yang sakit kak, njun tidak bohong lho, tadi njun pingsan gara-gara liat orang kecelakaan terus darahnya banyak banget." Jeda sebentar dan yeonjun mengeratkan pegangannya pada tangan soobin. "Darah kak, njun takut liat darah." Jelas yeonjun sambil memejamkan mata.
"Darahnya banyak sekali," Jelas yeonjun dengan wajah yang hampir menangis saat menjelaskan. Soobin pun langsung memberikan pelukan penuh ketenangan pada yeonjun.

"Benar tidak ada yang sakit kan? Kalo ada apa-apa harus bilang ya sama kakak." Perintah soobin dan diangguki oleh yeonjun.
"Sekarang njun istirahat ya," Pinta soobin  sambil membantu yeonjun berbaring dan menyelimuti nya.
Soobin agak khawatir sebenarnya, karena istrinya terlihat lelah dan pucat. Dengan lembut soobin pun mengelus punggung yeonjun hingga yeonjun terlelap hanya dalam beberapa menit. Istrinya memang mudah tertidur saat sedang lelah.









Soobin tidak jadi marah dan sekarang malah menikmati bermain dengan anaknya di ruang tengah. Anaknya ini ceria sekali walaupun bermain sendiri dan hanya ada beberapa mainan yang sebenarnya terlihat membosankan bagi orang tua seperti soobin.
Berlari kesana dan kesini secara bolak-balik.
"Gyu tidak lelah lari-lari terus?" Tanya soobin seperti angin lalu karena anaknya masih sibuk mengejar mobil.

Soobin sampai menguap berkali-kali saat melihat anaknya berlari mengejar mobil-mobilan kecilnya yang berjalan.
Karena tidak bisa menahan kantuk, soobin pun tertidur di atas karpet yang di kelilingi banyak mainan yang berserakan.















HELLO BABY||Soobjun|| (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang