Sorry

833 90 20
                                    

Sesampainya di apartemen yeonjun, soobin kebingungan karena tidak mendapati ayah yeonjun di depan kamar. Matanya berpendar ke sekeliling, tidak ada seorangpun yang ada di sekitarnya.
Berarti dimana ayah yeonjun. Apa sudah pergi? Heran soobin dalam hati.

Soobin memutuskan untuk menunggu, tapi sudah hampir 20 menit soobin berdiri bosan tak ada tanda-tanda adanya orang lewat. Apa mungkin ayah yeonjun sudah pulang?
Soobin tadi lupa tidak membawa HP yeonjun, jadi tidak bisa menghubungi ayah yeonjun karena tidak punya nomor kontaknya.
Tiba-tiba saja ada suara deheman seseorang yang keluar dari kamar apartemen yeonjun.
"Kamu soobin, benar?" Tanya ayah yeonjun sambil menelisik penampilan soobin dari atas ke bawah.

"Ayah yeonjun?" Tanya soobin balik.

"Iya betul, saya taehyung." Kenal ayah yeonjun dengan muka maskulinnya.
Soobin tersenyum canggung karena tampaknya ayah yeonjun ini berbeda dengan yeonjun meski dari segi wajahnya sama dengan yeonjun hanya saja yeonjun terlihat lebih mungil dan imut.

"Ayo pak," Ajak soobin sambil mengiringi taehyung ke mobilnya.

"Sudah berapa lama kamu berhubungan dengan anak saya? Saya sampai heran karena yeonjun sebelumnya tidak pernah bercerita tentang laki-laki, tapi tiba-tiba saja mendengar kamu calon suaminya. Berarti kalian belum meminta restu orangtua?" Tanya taehyung dengan nada datarnya.
Hal itu membuat soobin merasa bersalah.
"Dasar anak jaman sekarang." Ucap taehyung datar dan sukses membuat soobin gelagapan.
"Maafkan soobin pak." Ucap soobin dengan takut-takut.
"Hm," Balas taehyung dengan deheman.
"Saya bawa mobil sendiri," Jelas taehyung menuju mobilnya yang terparkir di dekat mobil soobin.
Soobin pun mengangguk, untung saja tidak semobil, kalau tidak pasti tambah grogi. Aura ayah yeonjun ini sangat seram. Tidak seperti yeonjun yang saat marah malah nampak lucu-lucu menggemaskan.





Taehyung langsung masuk tanpa ba bi bu. Soobin dengan cepat menjelaskan segala sesuatu yang sudah menimpanya dan yeonjun sebelum taehyung menemui yeonjun.
"Jadi anak saya hamil di luar nikah?!" Bentak taehyung.
"Maafkan saya pak, saya bakal tanggungjawab." Balas soobin sambil berlutut di hadapan taehyung.
Taehyung yang sedang emosi tidak bisa di ajak bicara baik-baik, Apalagi menyangkut anak semata wayangnya.


"Ayah?" Yeonjun terbangun dari tidurnya karena mendengar suara ribut di luar, dengan langkah pelannya yeonjun mendekati asal suara dan melihat taehyung, ayahnya sedang marah-marah pada soobin.
Taehyung mengalihkan pandangannya pada yeonjun yang baru keluar dari kamar.

Tatapannya berubah lembut dan sendu, dengan tergesa mendekati yeonjun dan memeluknya hati-hati.
"Kenapa tidak cerita ke ayah? Hm?" Tanya taehyung sambil mengusap punggung kecil yeonjun dengan sayang.
"Ayah tidak marah? Njun hamil yah." Balas yeonjun tidak enak.

"Kenapa tidak bilang ke ayah? ayah tidak pernah bisa marah sama anak ayah ini. Enjun baik-baik aja kan? Kata dia kamu baru keluar dari rumah sakit, benar?" Lanjut taehyung sambil meletakan kedua telapak tangannya pada pipi yeonjun.

Yeonjun mengangguk kecil, "maaf ayah. Njun tidak berani bilang ke orang-orang kalo enjun hamil. Njun takut." Jelas yeonjun pada ayahnya.
Taehyung yang mendengarnya semakin sedih dan mencium pucuk kepala yeonjun dengan sayang.

"Pulang yuk, ayah kangen sama kamu."
Ajak taehyung sambil menggenggam tangan anaknya.
"Tapi ayah," Yeonjun sebenarnya mau menolak karena ingin tinggal bersama soobin, tapi yeonjun juga kangen ayahnya.
"Ikut ayah pulang ya, ayah ngga akan biarin kamu kerja lagi. Kamu tinggal duduk manis di rumah nemenin ayah." Perintah taehyung dengan tatapan memelas pada yeonjun, sehingga yeonjun pun mengangguki nya.

Di sisi lain, soobin sangat panik saat yeonjun di bawa pergi oleh ayahnya. Dirinya hanya bisa pasrah saat yeonjun berpamitan pada soobin tanpa mendapat pelukan.

"Kita harus meluruskan masalah ini kapan-kapan bin, saya pergi dulu." Pamit taehyung.







Berhari-hari soobin merasa sedih karena yeonjun tidak pernah menghubunginya lagi setelah kemarin berpisah, chat spam dan telepon soobin pun tidak terbalas.

Soobin jadi terus memikirkan yeonjun sampai hampir melupakan semua yang harus di lakukannya.
Lupa bekerja, lupa makan, lupa mandi dan sekarang malah terlihat seperti orang bingung dan sering melamun seperti saat ini.

"Bin, makan dulu dong, Ibu sedih lihat kamu kaya gini." Ucap ibu soobin sambil membawa nampan berisi makanan untuk soobin.
Namun yang namanya soobin si keras kepala tetap menggeleng dan menolak untuk makan. Nafsu makannya hilang bersamaan dengan perginya yeonjun.

"Kamu maunya apa si? Bilang sama ibu, jangan diem aja bin." Tegas ibunya sambil memegang tangan soobin yang terasa hangat.
"Enjun bu, soobin mau enjun." Ucap soobin lemas.

"Enjun pasti balik lagi kok, mungkin ayahnya cuma lagi kangen aja." Nasehat ibu soobin dengan raut sedih karena melihat soobin anaknya seperti kehilangan semangat hidup.
"Tapi ini udah 1 bulan bu yeonjun ngga ada kabar." Jelas soobin sambil menutup wajahnya karena malu menangis.

"Nanti biar ayahmu coba cari ya." Balas ibu soobin sambil mengelus rambut soobin yang terasa kasar karena jarang mandi.
"Harus ketemu." Cicit soobin sambil menutup seluruh tubuhnya menggunakan selimut.

"Kamu ini kayak anak bayi, jangan lupa di makan lho ya, ibu mau kerja dulu ini," Ucap ibu soobin, kemudian keluar dan menutup pintu kamar soobin.

Soobin pun lanjut menangis dan menscroll hpnya dengan perasaan kehilangan. Memandangi foto yeonjun beberapa bulan lalu sambil mendekapnya, berharap yeonjun muncul di hadapannya.




















HELLO BABY||Soobjun|| (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang