Exercise

424 45 6
                                    



"Satu... Dua... Tiga... Empat... Lima... Enam... Tujuh... Delapan..." Pandu seorang pelatih senam hamil sambil berkeliling mengawasi.
Sudah beberapa minggu ini yeonjun ikut senam hamil atas anjuran dari tetangganya, lumayan juga untuk menambah kebugaran.

"Kak yeonjun boleh istirahat dulu, kayaknya udah kecapean ya..." Ucap hyeri selaku pelatih senamnya.
"Ah iya... Terimakasih." Balas yeonjun sambil menerima uluran tangan hyeri.

"Minum dulu kak..." Yeonjun pun meminum air mineral yang disodorkan padanya.

Seseorang bernama suno menyusul yeonjun dan duduk tepat disebelahnya.
"Aduh cape banget ya kak... Tapi enak hehe." Ucapnya sambil ikut minum.

"Benar, tapi lumayan si... Jadi banyak temen hehe." Timpal yeonjun sambil tersenyum.
"Kakak emang ngga kesusahan ikut senam ginian?" Tanya suno perhatian.

"Susah si, apalagi perut aku kan paling besar diantara kalian." Jawab yeonjun sambil tertawa kecil melihat perutnya sendiri.

"Jangan dipaksain ya kak, suno khawatir sama kak enjun. Lagian kalo cuma ikut main kesini juga ngga papa, ngga perlu ikut senam. Kasian kakak malah kecapean jongkok-jongkok bawa bayi kembar. Pasti sakit, suno aja sakit kak perutnya..." Curhat suno dengan jujur, memang begitu si resikonya, jangan berlebihan saat senam.

"Iya, kayaknya besok aku udah ngga ikut si. Suami aku aja khawatir kalo aku Pergi-pergi hehe, kecuali kalo cuma ke sekolahan anak buat jemput masih dibolehin sendiri." Jelas yeonjun membuat ekspresi suno berubah sedih.

"Yah, ngga bisa ketemu lagi dong." Sesalnya.
"Kan kapan-kapan pasti ketemu lagi kok. Suno juga boleh main kerumah njun kapan-kapan." Saran yeonjun yang membuat suno ceria kembali.
"Okey, kapan-kapan aku main deh..." Serunya semangat.











Cklek

"Lho... Mommy belum tidur?" Tanya soobin saat melewati ruang tengah dan mendapati yeonjun sedang duduk di sofa sambil menonton drama.
Soobin pun mendekat dan ikut duduk disebelahnya.
"Susah tidur lagi ya?" Tanya soobin sambil memainkan rambut yeonjun.

Yeonjun pun hanya mengangguk kecil, "perut njun kencang lagi, huh." keluhnya sambil mengelus perut sendiri.
"Sini biar daddy elus-elus, mau tidur disini aja?" Tanya soobin.
Yeonjun mengangguk mengiyakan.

"Okey, dad siapin bantal selimut dulu." Ujar soobin dan segera ke kamar mengambil keperluan.



"Daddy ngga cape? Njun ngga enak ish, kan harusnya daddy istirahat, dad tidur duluan aja." Ucap yeonjun sambil menyingkirkan tangan soobin dengan pelan.
"Mmh... Mommy~~~ daddy pengin itu..." Ucap soobin malu-malu sambil memeluk yeonjun.
"Tidak bisa ditahan ya?" Tanya yeonjun sambil menyentuh telinga soobin.

"Mommy harus tanggung jawab..." Ucap soobin dan langsung saja meraup bibir yeonjun yang sedang mengerucut karena kaget.

"Mmh... Mm... Mmh..."

Yeonjun memukul-mukul dada soobin karena sungguh yeonjun tidak bisa menarik napas karena soobin melumat bibirnya tanpa jeda.

Soobin pun mulai menggerayangi paha yeonjun dan membuka celana dalamnya. "Daddy hati-hati, uh..." Ucap yeonjun dengan satu tangannya yang memegangi perut karena terasa kram.

Soobin dengan penuh semangat langsung memasukkan miliknya tanpa ragu.
"Sakit?" Tanya soobin saat mendengar yeonjun mendesah nikmat.
Mereka berdua tenggelam dalam nafsu dengan seluruh tubuh dibasahi keringat seperti habis lari marathon.
















"Mommy kok ngga bangunin gyu?" Tanya beomgyu menghampiri yeonjun yang sedang menata makanan di atas meja makan.
"Aduh maaf ya sayang, mommy bangunnya kesiangan." Balas yeonjun sambil meringis ngilu memegang perut bagian bawahnya.
Beomgyu yang melihatnya berubah panik. "Mommy, ada apa mom? Perut mommy sakit? Mana yang sakit? Mommy duduk ayo!" Seru beomgyu membantu yeonjun duduk.

"Ssh, aduh..." Keluh yeonjun sambil memejamkan mata karena ngilu. Bekas semalam masih terasa, perutnya juga mengencang kembali.
"Gyu panggilin dad ya mom?" Ucap beomgyu karena bingung mau membantu, beomgyu kan tidak tau.

Yeonjun hanya mengangguk sambil mengelus-elus perut bagian bawahnya yang terasa seperti tertarik.




"Mommy? Ayo ke dokter ya?" Ajak soobin, sebenarnya soobin sedang bersiap untuk ke kantor, tapi mendengar dari beomgyu kalo yeonjun kesakitan membuatnya meminta ijin ke sekretaris nya untuk menggantikan soobin mengisi rapat lebih dulu.

"Uh... Antar ke kamar aja dad." Pinta yeonjun saat soobin membopongnya.

Soobin menggeleng tidak setuju. "Ngga ngga... Ke dokter aja ya?" Ajak soobin tegas.
"Aduh, udah biasa gini kok kak. Waktu itu dokter pernah bilang cuma lagi pembesaran rahim kok, cuma ini lebih sakit aja gara-gara semalem." Jelas yeonjun dengan bibir mengerucut kesal.

"Aku ngga percaya... Nanti kalo kamu kenapa-napa kan aku juga yang ngerasa bersalah sayang... Ayolah ke dokter aja." Paksa soobin.

"Ngga percayaan banget jadi suami." Kesal yeonjun sambil mencebik.
Soobin pun menciut dan langsung menurut mengantar yeonjun ke kamar, daripada istrinya marah.








"Biar dad elusin ya sayang..." Ucap soobin dan dengan perhatian memberikan elusan nikmat penuh kasih sayang pada bagian tubuh yeonjun yang nyeri dan ngilu.

"Tadi kan aku udah bilang ngga usah masak sayang." Nasehat soobin.
"Kan udah kewajiban mommy dad, nanti dad sama anak-anak ngga sarapan, kasian." Ucap yeonjun tidak tega.
"Bisa beli kok... Tapi enakan masakan mommy si." Ucap soobin sambil memuji, setidaknya membuat suasana hati yeonjun membaik karena soobin merasa bersalah atas perbuatannya tadi malam, Soobin terlalu bergairah.




"Daddy! Dad! Gyu terlambat sekolah!" Teriakan beomgyu menghentikan aktivitas soobin.
"Sana dad, daddy kan berangkat juga, Astaga... Maafin mommy ya. Daddy berangkat gih..." Ucap yeonjun sambil menyingkirkan tangan soobin dari perutnya.

"Daddy uda___" Ucapan soobin terpotong karena yeonjun lebih dulu membujuk soobin dengan paksaan. "Jangan gitu ih, jadi bos seenaknya aja, kasian yang ngurusin. Harusnya kamu tanggung jawab, itu beomgyu juga anterin udah siang." Nasehat yeonjun membuat soobin merengut tidak suka, tadi kan soobin sudah ijin ngga ikut rapat, malah diusir sama yeonjun...

Soobin pun mengangguk terpaksa dan mencium kening yeonjun berpamitan. Tidak lupa kecupan kasih sayang pada perut yeonjun yang tertutup selimut.
"Daddy berangkat dulu ya... Kalo ada apa-apa telpon ya mom..." Ucap soobin.

"Nanti antar beomgyunya sampai ke kelas ya..." Pesan yeonjun sebelum soobin keluar.
"Siap..."













Soobin benar-benar mengantar beomgyu sampai ke kelasnya. Biasanya anak-anak akan merasa malu memasuki kelas saat guru yang mengajar sudah datang dan kelas sudah dimulai, jadi soobin menjelaskan alasan keterlambatan beomgyu pada gurunya agar gurunya memaklumi.

"Tumben telat gyu?" Tanya vero, teman sebangku beomgyu.

"Iya, mommy gyu sakit perut tadi." Jelas beomgyu sambil mengeluarkan buku dari tas kecilnya.

"Mommy mu ngga papa kan?" Tanya jiyu khawatir.

"Ngga papa, tadi aslinya mau dibawa ke dokter sama daddy, tapi mommy ngga mau, jadi istirahat dikamar deh."
"Owla~~~" Sahut teman-temannya.

"Aku bakal punya adik lagi btw..." Beritahu beomgyu membuat tempat-temannya melongo kagum.

"Waa kereen... Aku aja belum dikasih adik sama ibu. Kata ibu aku masih kecil." Ucap vero.

"Beomgyu kan dewasa, makanya adiknya banyak... Ya ngga gyu?" Ucap tera membanggakan beomgyu.

"Ngga juga, aku masih kecil ra. Daddy sama mommy aja yang pengin punya anak banyak." Jelas beomgyu dengan senyuman miris.
Jadi anak pertama ada ngga enaknya juga, apalagi adiknya banyak. Tapi beomgyu senang-senang saja kalo adiknya penurut dan saling rukun. Begitu pikirnya.













Kalo bosen bilang ya Readers-nim 🤧

Terimakasih ❤









HELLO BABY||Soobjun|| (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang