Can

426 48 8
                                    

Empat minggu tak terasa, Beomgyu dan taehyun teramat senang menunggu calon adik bayi. Taehyun yang sudah bisa menggambar dengan baik dan beomgyu yang sudah mahir bersepeda.

Mereka sekeluarga sedang bersepeda sore di hari libur. Beomgyu yang memboncengkan taehyun dan yeonjun membonceng soobin.
Udara disore hari memang sejuk dan nyaman dikomplek rumahnya yang terbilang cukup sepi walaupun jarak satu rumah dengan rumah lainnya tidak terlalu jauh. Setidaknya tidak ada kendaraan yang berseliweran sehingga para orangtua tidak merasa khawatir jika anak-anaknya bermain diluar.

Soobin mengayuh sepeda dengan pelan dan santai, sambil menyamakan lajunya dengan beomgyu juga demi keamanan yeonjun beserta dede didalam perutnya yang mulai terlihat bulat dibalik kaos.

"Dad, mau jajaan!" Teriak beomgyu dan taehyun bersamaan.
"Siap, nanti berhenti di depan sana ya... Biar daddy yang beli. Takutnya mommy mual-mual kalo ada bau bawang." Ucap soobin sambil menepikan sepedanya ke kursi taman.

"Kalian disini dulu ya, jaga mommy ya anak-anak. Mau pesen apa aja ni?" Tanya soobin yang sudah siap menjadi pengantar pesanan dadakan.

"Apa aja dad... Yang penting enak hehe." Balas beomgyu dan diangguki oleh taehyun.

"Oke oke, kalo mommy cantik mau pesan apa ya?" Tanya soobin dengan kedipan sebelah matanya yang sukses membuat pipi gemoy yeonjun merona malu.

"Mau jus aja dad, perut mommy lagi ngga enak."
"Ya udah nanti langsung pulang aja ya... Mommy harus istirahat." Ajaknya pada anak-anak.












***

"Daddy...dad..." Panggil yeonjun sambil menggoyang-goyangkan lengan soobin yang tengah tidur.
"Daddy dad bangun hiks daddy ish daddyyy..." Ucap yeonjun semakin mengeraskan goyangannya pada tubuh soobin.
Soobin terkejut saat bangun dan melihat istrinya yang menangis sambil memegang perut. Dengan mata melek soobin langsung bangun dengan tatapan khawatir. "Perut mommy sakit?" Tanya soobin sambil mengusap air mata yeonjun yang turun.

Yeonjun mengangguk lucu dan mencebik, "perut njun sakit karena lapar dad..." Ucapnya merengek.
Bisa soobin dengar suara keras keroncongan yang berasal dari perut yeonjun, hal itu membuat soobin tertawa kecil.

"Tapi dirumah lagi ngga ada makanan sayang."
Bibir yeonjun mengerucut dengan mata yang sudah siap menangis kembali, kasian sekali, soobin tidak tega.

"Masih ada yang jualan ngga ya jam segini, udah mau pagi..." Ucap soobin sambil memasangkan jaket hangat pada tubuh yeonjun.
"Maafin mommy ya dad, suka maksa... Padahal daddy pasti mengantuk, mommy gangguin dad mulu." Ucap yeonjun merasa bersalah.

Soobin menggeleng keras. "Sejak kapan mommy ngerepotin, ngga pernah kok. Kan dad yang pesen sendiri ke mommy kalo ada apa-apa harus bilang ke daddy, jangan sungkan." Jelasnya sambil mengaitkan tangannya dengan tangan kecil yeonjun.



"Beli mie di supermarket aja dad!" Ucap yeonjun semangat karena sedari tadi mereka memang belum menemukan penjual makanan di jam-jam yang kini sudah melewati tengah malam.
"Jangan la mom, kasian perut mommy. Tunggu bentar ya, biasanya ada yang jualan koh disekitar sana. Dulu kan aku sering pulang malam." Jelasnya dan hanya diangguki malas oleh yeonjun.

"Enak ya mom?" Tanya soobin sambil menelan ludah saat melihat yeonjun makan dengan lahap, seperti tidak makan beberapa hari saja.
Yeonjun makan dengan senang dan menghabiskan seluruh makanan yang soobin beli.

Yeonjun bahkan bisa merasakan perutnya yang penuh setelah dijejali banyak makanan, nafsu makannya memang banyak saat malam-malam begini.

"Huh, kenyang sekali dad... Takut nanti pagi muntah." Sesal yeonjun sambil menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang. Mereka sudah berada dikamar.
"Apa memang selalu mual?" Tanya soobin sambil mengelus perut yeonjun dengan posisi menyamping.
"Iya, ngga tau kenapa mualnya kayak lebih parah aja dari hamil yang kemarin-kemarin." Jelas yeonjun sambil ikut mengelus rambut soobin agar tertidur.



Benar saja pada pagi harinya yeonjun berlari terbirit-birit ke kamar mandi dan muntah-muntah. Tapi yang keluar hanyalah cairan bening.
"Minum dulu mommy," Ucap soobin sambil mengelap sekitaran bibir yeonjun.
"Makasii..."

"Aku mau bangunin anak-anak dulu ya..." Ucap soobin meninggalkan kamar.

"Daddy, yun mengompol dad, celananya bacah..." Adu taehyun yang sudah di depan pintu kamar orangtuanya.

Yeonjun yang mendengar putra sulungnya mengompol langsung beranjak dan akan membantu suaminya.
"Biar mommy yang urus beomgyu, dad jemur kasurnya ya..." Ucapnya pada soobin.


"Lho kok gyu menangis nak?" Tanya yeonjun sesampainya di kamar beomgyu. Terlihat beomgyu yang sedang menangis diatas kasurnya yang basah.
"Gyu malu mom... Maafin gyu ya hiks..." Ucap beomgyu sambil menutupi wajahnya. "Padahal gyu sudah besar..." Sesalnya.

"Hey, tidak papa sayang... Dulu teman mommy ada yang mengompol disekolah malahan, dulu kan tidak semua sekolah mempunyai toilet, jadi kalo kebelet ditahan dulu." Jelasnya sambil menunggu beomgyu melepas pakaiannya.
"Kasian sekali teman mommy..." Ucap beomgyu prihatin.

"Iya, tapi ya begitu... Dulu biasa aja soalnya, kalo sekarang mungkin udah jadi bahan bullyan ya." Jelas yeonjun.
"Gyu langsung mandi terus pake seragam ya... Mommy mau masak bentar." Pamit yeonjun meninggalkan beomgyu.

"Mommy, gyu minta bawain bekal ya..."

"Siap..."




"Dadah yun, cemangat yaa!" Teriakan cempreng taehyun yang membuat beomgyu meringis malu karena teman-temannya yang berada didepan gerbang terlihat memperhatikannya sambil berbisik-bisik.

Beomgyu dengan segera pun langsung menghambur pada temannya yang lain setelah mobil daddynya menghilang.

"Waa, itu tadi adikmu gyu?" Tanya jiyu.
Beomgyu hanya menganggukinya sambil terkekeh malu.
"Aduh adikmu lucu banget deh, gemes... Sapa ya namanya?" Tanya teman beomgyu yang lain.
"Taehyun, biasanya si dipanggil tyun." Jawabnya.

"Tyuniee~... Kiyowoo..." Ucap salah satu teman beomgyu dengan ekspresi gemas.

"Apa adikmu belum sekolah gyu?"

"Masih kurang 2 tahun lagi sekolah... Tapi semangat sekali tyun belajar, padahal sekolah tidak seenak yang dibayangkan ya..." Ucapnya dan dibalas dengan, "sepertinya adikmu anak jenius ya, biasanya begitu, Semangat belajar..."

"Apa iya ya? Tapi tyun emang pinter si. Aku aja kalah..." Aku beomgyu pada teman-temannya.

"Mantap deh gyu..." Ucap jiyu dan teman-teman lainnya, beomgyu pun hanya tersenyum menanggapinya.

Sebenarnya beomgyu masih teringat saat mengompol pagi tadi, memalukan sekali. Semoga di masa depan adiknya tidak ingat dan membahasnya dengan orang lain, kan beomgyu jadi malu.

"Yuk masuk..." Ajak beomgyu sebelum bel.









































HELLO BABY||Soobjun|| (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang