24 - tentang zaki dan rakha (repost)

3.4K 435 87
                                    

“Kalo bintang menerangi langit malam yang sunyi, kalo kamu menerangi hatiku yang sepi.”

•••

24. tentang zaki dan rakha

 tentang zaki dan rakha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦅🦅🦅

"MALA, RAKHA KETEMBAK."

deg.

Jantung mala hampir copot mendengar kabar itu, ia di telfon jam 2 dini hari. Saat ia masih tertidur hanya 1 jam tiba tiba dering ponselnya tidak berhenti bergetar. Dengan sangat terpaksa ia kembali membuka matanya.

Tadinya yang mengantuk kini matanya kembalu segar. Ia duduk di atas kasur dengan perasaan terkejut.

"Gausah bercanda lo," sinis Mala. Disana Afan menggeleng.

"Engga, nanti lo ke rumah sakit cempaka aja. Sekarang kita mau kesana." Saran Afan lalu mematikan ponselnya sepihak.

Mala tidak bisa berfikir jernih sekarang, tertembak? Sungguh, ini adalah mimpi paling buruk yang mala rasakan. Namun ini bukannlah mimpi.

Drngan segera ia membawa jaket, dan kunci motornya. Hatinya sudah tidak karuan sekarang. rasa cemas, takut semua menjadi satu.

Mala mengetuk pintu kamar orang tuanya. Mamanya yang mala yang merasa terganggu pun membuka pintunya dengan mata sayu, terlihat masih mengantuk.

"Mah, Rakha ditembak. Sekarang Mala mau ke rumah sakit." Ujar Mala.

Mata yang tadi mengantuk kini melotot terkejut. "Apa? Rakha ketembak? Mama ikut, mama gamau kamu kesana sendirian." Pinta mamanya Mala,

Mala menggeleng. "Engga mah, mamah disini aja. nanti mala kasih tau kondisi Rakha. Mama istirahat dulu." Ujar Mala.

Akhirnya mamanya mengangguk setuju. "Kalo ada apa apa kasih tau mama ya? Kamu juga hati hati kesananya. Ini masih gelap."

Mala mengangguk lalu menyalimi tangan mamanya dan pamit menuju rumah sakit.

"Ya Allah, semoga rakha engga papa."

🦅🦅🦅

"ARGHH TOLOL, NGAPAIN LO BANTUIN GUE RAKHA? HARUSNYA GUE YANG KENA TEMBAK." Sentak Zaki, Rakha masih pada alam sadarnya sekarang.

Rakha tersenyum tipis, peluru itu terasa panas saat menjalar tepat di perutnya. "Ga-gapapa, it-itu tang-tanggung jawab g-gue." Ujar Rakha, perlahan lahan ia menutup matanya.

RAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang