29 - kamu, rumahku.

3.3K 357 73
                                    

"Jika sebuah pena mampu memberi warna, maka kehadiranmulah yang mampu memberi banyak makna."

•••

29. kamu, rumahku.

Setelah membaca pesan dari Mala, Rakha kembali menatap Zayyan dengan sengit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membaca pesan dari Mala, Rakha kembali menatap Zayyan dengan sengit. Matanya memerah amarahnya membuldak. Sekarang ia paham isi chat dari Rakha. "Pembunuhan berencana."

BUGH

BUGH

BUGH

Rakha terus membabi buta Zayyan hingga Zayyan tak berdaya dibawah. Mata Rakha sudah menggelap. Disana terlihat idak ada kata toleransi untuk lelaki yang sudah tidak berdaya ini.

Afan. Lelaki itu berusaha untuk memegang kedua tangan Rakha. Takut takut Zayyan mati di tangan Rakha. "RAKH! UDAH!" Bentak Afan, ia tidak berniat apapun. Hanya saja Rakha ingin menyadarkan Rakha.

Rakha terdiam dengan nafas yang ngos ngosan. Tatapannya masih sama, menatap nyalang disertai tatapan mengerikan. Dibawah sana Zayyan terbatuk, mulut, hidung hingga dahi mengeluarkan darah.

"ANJING! KENAPA LO BERHENTIIN GUE SIALAN! DIA, COWO BRENGSEK, PENGKHIANAT YANG UDAH BUNUH BILQIS, BAJINGAN!" Bentak rakha mampu membuat semua orang terdiam.

Zaki mendekati Rakha agar memastikan apa yang diucapkan Rakha itu benar. "M-maksud lo? Si bajingan ini yang udah bunuh Bilqis?" Tanya Zaki dengan bibir yang gemetar. Zaki akan lemah jika sudah menyangkut pautkan Bilqis.

Rakha mengangguk. Kemudian dirinya menatap Arie yang masih terdiam disana.

Sedangka Zaki, ia memegang kerah baju Zayyan dengan kasar hingga badan Zayyan yang sudah terkapar lemas kini berdiri karna tarikan kerah dari Zaki.

"BAJINGAN, LO YANG UDAH BUNUH BILQIS? SIALAN!"

BUGH

BUGH

BUGH

Kini Zaki yang membogem wajah Zayyan hingga lelaki tersebut pingsan. Semua orang membiarkan tindakan Zaki. Hingga Zayyan pingsan, Zaki yang sudah puas pun menghempaskan tubuh Zayyan ketanah dengan kasar.

Rakha mendekati Arie untuk meminta penjelasan, "Lo tau kronologi nya? Jelasin," titah Rakha mutlak.

Afisan yang sedari tadi diam kini berkata, "jangan disini. Mending kita bawa si Zayyan ke rumah sakit. Tapi sekalian kita panggil polisi, sekalian bawa pasukannya." Kata Afisan bijak, lelaki itu memang terkenal bijak dan tidak mengambil keputusan disaat emosi.

Rakha mengangguk menyetujui, kemudian Rakha menelfon anggota lain untuk membawa mereka kesemua ke rumah sakit juga sekalian menelfon polisi.

"Lo jelasin di markas," kata Rakha kepada Arie.

RAKHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang