Akhirnya setelah sekian lama perjalanan yang menempuh waktu kurang lebih 9 jam, mereka pun akhirnya sampai di penginapan villa daddy Namjoon yang untung banget deket pegunungan Bromo. Mungkin untuk sampai ke kaki gunungnya perlu waktu 10 menitan lah dari villa ini.
Sebenarnya Jeongyeon dan Namjoon semasa pacaran mereka sering mendaki, ya hobi keduanya dan akhirnya saat menikah mereka membeli villa dekat Bromo untuk sekali-kali mengenang masa pacaran sambil mendaki gunung.
Semua langsung menurunkan barang-barang dan koper yang mereka bawa, Woojin dan Jihoon yang tertua setelah om Jaebum sekaligus yang mempunyai villa memberikan sambutan dan juga nasehat untuk para anak-anak.
"Akhirnya ya gais, setelah perjalanan yang cukup panjang kita sampai juga di penginapan. Di sini tempat kalian istirahat untuk beberapa hari dan nanti kita akan move ke Jogja. Sebelum itu, karena kita ada di tempat orang dan bukan wilayah kita jangan berbuat macam-macam, gue ingetin sekali lagi jangan ada yang sompral karena ini untuk kesejahteraan bersama," jelas Jihoon.
Semua anak-anak mulai mengerti dan Om Jaebum menambahkan sedikit, untuk memberikan nasehat kepada remaja-remaja ini. "Benar apa yang dibilang sama Jihoon, jaga sikap dan jaga tutur kata ya. Ikutin peraturan yang ada di sini, saya tau kalian semua mengerti dan sudah pada dewasa semua, tahu tindakan yang benar dan tidak."
Mereka mengangguk dengan penjelasan dari Om Jaebum. Beralih dengan Mark untuk memberitahu kegiatan yang dilaksanakan besok. "Kebetulan sekarang masih jam 9 malam, jadi kalian istirahat terlebih dahulu untuk melepas penat karena perjalanan yang jauh. Lusa kita akan mulai mendaki gunung, kalau ada yang tidak ikut konfirmasi ke saya ya," ucapnya.
Haechan mengangkat tangannya, "Kalau yang ga ikut naik gunung, ngapain Mas?" tanyanya.
"Turu," sahut Hyunjin.
"Emang kebiasaan mager sangat melekat di tubuh anda ya," kata Haechan dan dapat jari tengah dari Hyunjin.
"Yang ga ikut naik, nanti bisa kita rundingkan kembali mau ke mana. Ya udah, sekarang masuk dulu udah malam," ujar Mark.
Mereka pun akhirnya bubar dan masuk ke dalam villa. Villa daddy Namjoon cukup besar untuk menampung anak-anak. Ada beberapa kamar yang isinya 3-4 kasur.
Di lantai atas ditepati oleh anak-anak cewe, sementara lantai bawah ditepati oleh anak-anak laki. Arin, Yeri, Chaeyoung dan Wonyoung satu kamar. Yeji, Minju, Ryujin dan Lia satu kamar.
Di lantai bawah, kamar 1 di isi oleh Jaebum dan Mark memang kamarnya cukup kecil dan hanya dua kasur saja. Sementara kamar dua ada anak bawang, Dongpyo, Junho, Jeongin, Seungmin dan Renjun. Karena ada kasur king size yang kuat 3 sampai 2 orang jadi ada yang berdua dan ada yang sendiri. Seperti Dongpyo dan Junho mereka tidur berdua di kasur king size sementara yang lain sendiri ya dua bocah itu akhirnya menyerah setelah main hompimpa untuk merebutkan kasur.
Sementara di kamar ketiga, terisi Haechan, Woojin, Jihoon, Hyunjin, Jaemin dan Jeno, bisa dibilang kamarnya pembuat onar dan biang keladi kumpul di sini nih. Pasti yang paling ribut kamar ini, kasian kalau jadi Jeno, ga bakalan bisa turu karena berisik mulu.
Sampai di kamar ada dua kasur king size, Haechan langsung berlari untuk menepati kasur kecil yang terletak diujung, "Cup, pokoknya aing teh milih yang ini!" pekiknya.
Padahal semua orang belum masuk kamar, pada di luar semua tetapi dirinya sudah ngebet. "Apa-apaan nih, gua duluan lah yang milih kasur kan villa punya bonyok gua," ucap Woojin yang tak mau kalah berebut kasur dengan Haechan.
Hyunjin melihat kedua orang itu malas, ia pun menaruh koper dan tasnya di belakang pintu dan tidur di kasur yang asal ia pilih, sepertinya ia sudah tak ada tenaga untuk berebut kasur seperti Haechan dan Woojin.
Begitupula dua kembar itu, biasanya Jaemin ikut-ikutan seperti Haechan tetapi ia memilih untuk mengalah dan tidur di kasur king size berdua dengan kembarannya Jeno.
Sementara kedua orang itu sedang beradu argumen untuk siapa yang menepati kasur ujung sendirian, Jeno malah menata barang agar terlihat rapi dibantu oleh Jihoon karena ia juga malas meladeni sifat saudara kembarnya dan juga Haechan.
"Bodo amat, pokoknya siapa cepat dia dapat. Gua di sini sendirian titik dah," cetus Haechan tak mau mengalah.
Merasa tidak mau kalah juga, Woojin langsung mulai beradu mulut dengan Haechan, "Ini villa daddy gua, jadi gua berhak milih mau yang mana," ucapnya dengan songong.
"Dih, ga bisa gitu dong! Mau ini tanah punya nenek moyang lu juga yang penting kan om Bonar bilang gratis. Ga ada tuh hak milik segala," balas Haechan.
Jeno merasa kesal dengan kedua insan yang seperti anak kecil ini.
Bruk!
Jeno membating tas nya di depan Haechan dan Woojin dengan kesal. Wajah Jeno yang sudah memerah dan memberikan tatapan tajam kepada kedua orang tersebut.
"Kalian kan bukan anak kecil lagi. Lo bang, kan udah besar masih aja ngeladenin Haechan dan lo juga Chan udah mulai dewasa jangan mau menang sendiri, jangan sifat kayak anak kecil mulu. Kalau kayak gini ga ada yang adil, mending kalian ngapain kek main adil jangan adu mulut gitu. Semua disini capek, ngeliat kalian malah kayak gitu bikin emosi," ucap Jeno dan pergi ke luar kamar untuk meredam amarahnya.
Jaemin duduk di kasur dengan mata yang terkantuk-kantuk. Saudaranya memang jarang marah, tapi sekalinya marah buat yang lain takut, contohnya dirinya, makanya ia tak pernah memancing emosi Jeno.
"Makanya, udah tau masih pagi udah ribut aja," celetuk Jaemin sambil menguap dan kembali merebahkan tubuhnya.
Kedua orang itu terdiam, akhirnya mereka melakukan permainan putar botol untuk menentukan siapa yang tidur berdua dan sendirian, Jihoon juga ikut karena dirinya belum mendapatkan tempat tidur akibat dua orang yang sibuk berebut kasur itu.
Akhirnya permainan berakhir dan hasil akhir, seperti yang kalian bayangkan, Haechan dan Woojin tidur berdua dan kasur yang mereka rebutin itu ditepati oleh Jihoon.
To Be Continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
[02] mommy gaul; twice ft k-idols
Fanfictionsusah banget emang kalau punya mommy yang gaul nya minta ampun melebihi syahroni ©sailornaad, 2O19