Hembusan napas gugup terlepas. Cewek itu menggigit bibirnya untuk kesekian kali dan masih memandang pemandangan yang sama, jalanan yang terlihat bergerak disekelilingnya sementara yang ada dalam kenyataan adalah sebaliknya. Kerlap-kerlip lampu mobil ataupun motor, lampu-lampu di pinggir jalan, serta gedung besar bertingkat di sekeliling kota Jakarta menghiasi perjalanan mereka menuju gedung hotel tempat diselenggarakan malam Prom atas nama SMA Garda Jakarta.
Ia melirik kembali ke sebelah, tepat pada seorang cowok yang terfokus untuk menyetir mobil dengan setelan blazer biru dongker. Mara betul-betul ingat bagaimana cowok itu dengan hebohnya bertanya warna apa yang ia kenakan malam nanti—yang merupakan malam ini—dan Mara hanya memberi kata kunci biru dongker. Cowok itu sempat kesal padanya untuk beberapa saat sebelum mendapat bocoran dari Sania tentang gaun apa yang akan dikenakan Mara malam ini, tentunya dengan sedikit—banyak—paksaan.
Dan pandangan terkesima dilayangkan Dana ketika menjemput Mara. Menunggu bagaimana cewek itu keluar dari kamar dan dirinya duduk di sofa ditemani Sania, menunggu dengan jantung sedikit berdebar karena banyak hal yang mereka lalui dan saat itu merupakan hal pertama yang mengisahkan kebersamaan mereka dengan status. Dengan pernyataan melegakan dari keduanya kalau mereka sama-sama saling menyukai.
Dan tepat ketika Mara keluar, ia merasa seakan menemukan satu keindahan lainnya yang Tuhan ciptakan. Cara bagaimana cewek itu sedikit bersemu ketika mata mereka bertemu, ketika Mara menyelipkan sedikit anak rambutnya yang mencuat keluar dari sanggulan kecil yang ia buat pada rambutnya, bagaimana Mara memberikan senyum kecil serta cara cewek itu menggigit bibirnya gugup yang membuatnya terlihat semakin manis.
Mara, dengan segala yang melekat pada diri cewek itu, semua adalah suatu keindahan. Dan Dana benar-benar mengakuinya.
"Kenapa?"
Mara menolehkan kepala mendengar itu, merasakan bahwa Dana meliriknya sebelum kembali terfokus pada jalan raya. Ia menggeleng kecil, dan menjawab. "Nggak. Cuma... lo tau lah, sejenis gugup."
Dana tersenyum mendengarnya. Satu tangannya terulur untuk mengamit jari-jari Mara yang diletakkan di atas pahanya sendiri, mengusapnya pelan dan menyerukan kalimat-kalimat penenang yang membuat Mara melepaskan senyum kecil merasa sedikit lebih baik.
-o-
Mara mengedarkan pandangan ke sekeliling ballroom hotel yang kini ramai terisi beberapa teman-teman satu sekolah yang tak semua ia hapal kecuali wajah mereka. Dari perempuan sampai laki-laki, dari tampan hingga cantik. Cantik, semuanya cantik. Seakan berlomba untuk menampilkan kecantikan mereka masing-masing, menjadi panutan, membuat orang bertanya-tanya gaun desain dari mana yang mereka kenakan, atau bagaimana cara menata rambut secantik mereka. Bahkan yang membuat Mara hampir mengeluarkan tawa geli adalah lirikan-lirikan sinis dari satu teman perempuan ke temannya yang lain, seakan menilai dari atas sampai bawah bagaimana penampilan temannya itu.
Begitu pula apa yang ia rasakan saat ini, Mara butuh menelan ludahnya ketika pertama menginjakkan kaki di lantai hotel hingga memasuki ballroom. Setiap wajah-wajah yang ia kenal berlalu lalang di sekitarnya memperhatikan dirinya, menatap intens dari atas sampai bawah, tak hanya diperuntukkan diri namun juga pada cowok yang berdiri di sebelahnya, yang kini merengkuh pinggangnya seakan ada pesan tersirat yang diberikan Dana untuk Mara. seperti suatu pesan yang menyerukan pernyataan bahwa cowok itu akan selalu ada bersamanya.
"Gue nggak pernah tau kalo Sarah deket sama Dega."
Mara menaikkan alisnya bingung, menatap Dana sebentar sebelum mengetahui kemana arah pandang cowok itu. dan tepat saat itu ia melihat Sarah berbincang sambil tertawa kecil dengan Dega di sudut ruangan, duduk berdua di salah satu meja yang tersusun di ruangan besar itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Trust
Teen FictionHidupnya indah, pada masanya. Satu masalah datang membuatnya bertransformasi menjadi dia yang lain, yang tak dikenal dan tak mau dikenal. Hidupnya berubah hitam, monoton, tak bergairah. Namun, ketika muncul setitik harapan cerah yang datang untuk me...