[ Author's Note ]
Okay, I think I should put a note before you guys can read. Sedikit reminder aja, kalo ini new version, meskipun nggak banyak hal yang diubah secara keseluruhan. But, I actually rewrite the first chapter, so you'll find it kinda different from the old version. Selebihnya sebenernya sama aja sih. Tapi karena aku pengen liat pure, reaksi kalian tentang cerita ini (the views, the votes, the comments, tapi tenang aja aku gaakan matok berapa votes/comments kok, just vote or comment if you really like it), dan nggak mau hapus versi lama, jadi biarin di draft aja hehe
Akupun akhirnya post benar-benar dengan bab baru.
I hope you guys wouldn't mind at all, toh ceritanya masih sama.
And yes, aku ganti jadwal update jadi selasa karena kebetulan itu jadwal yang sama dengan update Cage of Heart di Storial.co, biar sekalian pas megang laptop. That's all from me. Happy reading! <3
***
Dari raut wajah yang dipancarkan, ia tahu bahwa wanita yang berada di hadapannya itu tengah memendam amarah. Ini bukan hal baru, cowok yang kini sedang menahan diri dari aksi memutar bola mata karena jengah itu sudah sering menemukan dirinya duduk di kursi kayu dengan bantalan empuk yang terasa panas hingga membuatnya berandai-andai jika ia bisa memilih untuk berdiri, ia akan berdiri, atau bahkan malah melenggangkan dirinya keluar dari ruangan ber-AC itu dengan langkah lebar-lebar.
Sama halnya dengan menemukan namanya disebut dari intercom yang tersalur ke speaker di seluruh sekolah hingga semua penghuni tahu kalimat apa yang terdengar, "Diberitahukan kepada Ardana Dika Mahesa diharap ke ruang kepala sekolah sekarang juga!"
Dan di sinilah dirinya, duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan figur seorang wanita yang tengah berkacak pinggang, wajah merah menahan amarah, tatapan matanya yang seolah dibuat setajam mungkin untuk menusuk remaja tujuh belas tahun yang lagi-lagi terlihat masa bodo. Seakan segala ancaman dari tatapan tajam itu tak membuatnya takut sedikitpun, alih-alih takut, Dana malah mengangkat salah satu tangannya ke belakang kepala untuk mengacak rambutnya sebelum memindahkan tangan tersebut ke depan mulut, lalu menguap.
Wanita di hadapannya itu menghembuskan napas keras-keras, kesabarannya hampir habis.
"Kamu nggak ada kapoknya, ya? Bikin keributan di sekolah, bahkan di luar sekolah aktif banget sama tawuran. Bisa nggak, pake otak kamu kalo mau bikin sensasi? Malu-maluin, tau nggak?!"
Ada jeda sebentar. Bingung akan sikap muridnya yang satu itu, Ibu Kepala Sekolah melempar pandangannya. Cowok yang menyandang status murid pembuat onar dan juga keponakannya ini hanya diam, tak merespon. Bahkan sang Tante pun tahu kalau cowok itu kini sedang memikirkan sesuatu dan bahkan tak mendengarkan ucapannya barusan.
Sia-sia.
Aida tahu keponakannya ini tak akan pernah mendengarkannya.
"Dana," panggil wanita di depannya itu. "Kamu denger nggak sih?"
Dana masih diam, cowok itu hanya menyender pada kursi dengan tatapan lekat pada meja dihadapannya.
"Dana!"
"Ya udah Tante tinggal hukum aja," Dana angkat bicara sekaligus mengangkat kepalanya. Tatapan malas ia layangkan pada tantenya yang bahkan berstatus kepala sekolahnya sendiri.
Aida mendesah frustasi, wanita itu melayangkan tangannya ke sana kemari. "Tante bahkan nggak ngerti harus hukum kamu apa lagi.
"Udah banyak kesalahan yang kamu buat dan udah banyak hukuman yang kamu dapat. Kenapa sih kamu nggak pernah bosan sama hal itu? Apa yang kamu dapat dari buat onar itu, apa?! Orang-orang diluar sana pasti bakal curiga kenapa kamu nggak pernah dikeluarkan dari sekolah ini!" Aida menyilangkan kedua tangannya. "Dan, kalo sampe kamu kayak gini lagi, Tante nggak bisa bantu apa-apa lagi. Tante cuma Kepala Sekolah bukan Ketua Yayasan, dan kamu cuma murid biasa bukan anak Yayasan. Harusnya kamu tahu sampai mana batas wajar yang kamu punya!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Trust
Genç KurguHidupnya indah, pada masanya. Satu masalah datang membuatnya bertransformasi menjadi dia yang lain, yang tak dikenal dan tak mau dikenal. Hidupnya berubah hitam, monoton, tak bergairah. Namun, ketika muncul setitik harapan cerah yang datang untuk me...