Tak terasa tiga tahun waktu telah berlalu …
Setelah berhasil menyelesaikan study, Samantha bergabung di Rockefeller Company. Dan di sini Samantha pertama kali bertemu dengan Andrew Morris.
Andrew, Pria berumur 28 tahun yang telah menghabiskan waktunya bekerja di Rockefeller Co selama lima tahun. Dia terpilih menjadi mentor Samantha di perusahaan.
Andrew di kenal sebagai pria dingin, pintar dan tentu saja sangat tampan. Di awal-awal bekerja Samantha sering mendengar gosip yang menyebut Andrew sebagai penyuka sesama jenis.
Bukan tanpa alasan, Andrew hampir tidak pernah terlihat dengan wanita manapun. Ia kerap bersama Shane, pria gemulai yang juga satu divisi dengannya.
Jujur, Samantha hampir mempercayai gosip itu karena benar Andrew setiap hari hanya terlihat bersama Shane.
Tapi dalam waktu beberapa bulan Samantha sama sekali tidak merasakan seperti yang sering di gosipkan oleh karyawan lain. Andrew mengobrol hangat padanya, tak jarang pria itu menunjukkan perhatian kecilnya, dan Samantha sangat menyukai suara Andrew yang terdengar dalam.
Hingga di suatu hari setelah keduanya sudah sangat dekat, Andrew mengajaknya kencan dan Samantha tidak menolak itu.
Di bulan pertama ketika Andrew menjadi mentornya Samantha sudah menyukai banyak hal dari pria itu.
Andrew terlihat sangat hangat dan perhatian, Samantha sempat bertanya-tanya alasan apa Andrew memperlakukannya lain dan pertanyaan itu terjawab ketika akhirnya Andrew mengaku jika menyukai Samantha.
Hubungan mereka sudah berjalan satu tahun, Samantha mengakui jika suatu hubungan memang hanya terasa hangat di bulan-bulan awal. Setelahnya akan ada banyak kebiasaan pasangan, hal-hal kecil lainnya yang sering menjadi masalah dalam hubungan.
Namun yang terpenting adalah bagaimana kedua pihak berusaha mempertahankan hubungan itu sendiri.
…
Samantha sudah hampir lima belas menit menunggu di lobby, dia menoleh ketika terdengar suara lift yang terbuka. Benar saja itu Andrew, Shane dan Femmi—wanita yang selalu berpakaian ketat hingga dadanya terlihat menyembul.
Samantha tidak begitu menyukai Femmi, wanita itu terlalu frontal dan tidak tahu aturan. Tidak hanya sekali Samantha memergoki Femmi yang seakan tak sungkan menyentuh bagian tubuh Andrew. Lebih dari itu, Samantha lebih merasa kesal kepada Andrew yang kelihatannya tidak mempermasalahkan tindakan Femmi.
Bahkan karena itu keduanya sering adu mulut. Andrew mengatakan jika sudah sering melarang Femmi, tapi memang begitulah kebiasaan Femmi.
Sementara Samantha merasa jika Andrew lah yang tidak bersikap tegas.
“Maaf membuatmu menunggu,” ucap Andrew begitu berdiri di hadapan Samantha.
Samantha berusaha tersenyum walau terlihat sangat di paksakan.
“Hai baby.” sapa Shane dengan tangan melambai.
Samantha membalasnya dengan senyum. Suasana hatinya menjadi buruk jika Femmi sudah berada di sekitar mereka.
“An, aku bisa numpang? Mobilku masih di bengkel.” Femmi dengan tubuh menantang seperti sengaja melakukan hal itu tanpa peduli tatapan membunuh dari Samantha.
“Bareng aku saja, biar aku membawamu ke neraka.” sahut Shane menarik Femmi dari sana.
Samantha melihat Femmi dan Shane mulai menghilang. Di saat itu dia juga berdiri lalu melangkah lebih dulu dari Andrew.
“Kau ingin makan apa?” tanya Andrew dengan lembut
“Terserah,” jawab Samantha acuh, dia masih merasa kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Flower
RomanceSamantha hampir tidak pernah berpikir jika selama ini dirinya hanyalah sebagai sosok pengganti bagi Andrew. Tak lama setelah pria itu berjanji akan segera melamarnya, Andrew justru memutuskan hubungan mereka secara sepihak. Betapa hancur hati Saman...