Samantha membuat temu janji dengan tuan Alfonso siang itu di salah satu restoran.
Pria paruh baya itu menyodorkan amplop coklat berisi surat wasiat dan juga satu kunci di dalamnya dari mendiang Andrew.
Samantha dengan tangan bergetar membaca isi dari selembar surat itu. Semua tertulis dengan tulisan tangan Andrew dan di bawahnya dibubuhi tanda tangan pria itu.
“Maaf nona, saya sedikit terlambat menjumpai anda. Kebetulan saya berada di London untuk urusan pekerjaan saat mendengar kabar duka tentang tuan Andrew Morris.” ujar tuan Alfonso ikut merasa kehilangan.
Samantha menerima surat wasiat itu lalu berjabat tangan kepada tuan Alfonso sebelum meninggalkan restoran.
…
Seminggu kemudian Samantha memberanikan diri untuk mendatangi apartemen Andrew. Jadi dalam surat wasiat, Andrew mewariskan apartemen itu dan sebuah rumah di pinggir kota untuk Samantha.
Tangannya yang bergetar menekan password pintu apartemen. Kakinya perlahan masuk, suasana kamar tampak rapi dan terasa dingin.
Samantha mengedarkan pandangannya di seluruh penjuru, sambil terus melangkah menuju jendela untuk membuka tirai berwarna abu-abu itu sehingga ruangan seketika terlihat terang.
Sudut matanya mendapati dinding di sisi lain yang dipenuhi oleh sejumlah foto dirinya dan Andrew yang telah di susun dalam bingkai besar.
Samantha mendekat dengan nafas tercekat, matanya menelisik satu persatu setiap foto yang diambil dari awal mereka berpacaran hingga ada foto-foto mereka saat terakhir kalinya bersama sebelum Andrew kembali ke Newburgh.
Matanya mulai terasa perih dengan nafas tersengal.
Dia lalu mengintari tempat tidur dan di sana ada sebuah meja yang di atasnya terdapat bunga dandelion yang sudah mengering, di sebelahnya ada foto Samantha seorang diri dalam bingkai, dia tidak tahu kapan tepatnya Andrew mengambil gambar itu namun di sana wajah Samantha tampak tersenyum begitu cantik.
Dia mengernyit pada kotak kecil berwarna hitam dan di bawahnya terdapat sebuah amplop putih bergaris merah muda.
Samantha meraih benda itu yang ternyata isinya merupakan cincin untuk pasangan, seketika air mata Samantha kembali berurai membasahi pipinya.
Matanya mengabur oleh air mata ketika mulai membaca isi surat dalam amplop.
Dear Samantha,
Hai sayang, saat kau membaca surat ini mungkin aku sudah tak berada lagi di sisimu. Aku minta maaf karena harus pergi sebelum menempati semua janjiku untuk membahagiakanmu.
Mungkin awal bertemu denganmu tak ada cinta yang tersisa, namun seiring berjalannya waktu aku sadar betapa berharganya dirimu, aku juga menatapmu bukan lagi sebagai Elissa. Tapi dengan kesadaran penuh aku tahu kau Samantha—wanita luar biasa berhati lembut yang penuh cinta.
Mungkin juga aku kerap mengabaikan hatimu, tapi kau harus tahu bahwa aku selalu menyesali sikapku. Aku terkadang bersikap dingin, dan tak jarang hal itu justru melukai diriku sendiri. Terlalu lama hidup dalam kegelapan hingga aku lupa bagaimana cara menunjukkan perasaanku padamu.
Sam, saat aku mengatakan aku mencintaimu dan ingin hidup bersamamu itu ucapan kesungguhan dari dalam hatiku. Aku sudah memutuskan hanya kau rumah untuk tempatku pulang. Aku begitu antusias menyiapkan segalanya untuk menjadikanmu sebagai ratu di istanaku.
Semua aku lakukan seorang diri karena ini hal yang begitu membahagiakan bagiku, menyiapkan cincin untuk melamarmu dan rumah agar kau bisa bersamaku dengan nyaman.
Tapi Sayangku, aku tidak tahu bagaimana takdir dengan tiba-tiba mempermainkan perasaanku yang sedang bahagia. Semuanya hancur dan aku kecewa entah kepada siapa.
Lalu aku memutuskan untuk melepasmu, dengan harapan aku tetap bisa melihatmu di manapun wujudku berada. Keputusanku mungkin telah melukai hatimu, sekali lagi aku minta maaf.
Setelah membaca surat ini kumohon, lanjutkan hidupmu dan bahagia. Aku akan melihatmu dari jauh dan akan tersenyum ketika kau juga tersenyum. Aku mencintaimu -Andrew Morris.
Seketika tangis Samantha pecah. Ternyata selama ini cintanya tidak bertepuk sebelah tangan, tapi memang mereka tidak di ciptakan untuk bersama. Samantha membawa surat itu dalam pelukannya dengan isakan yang penuh kesakitan.
Selama ini dia telah salah menilai Andrew, dialah yang selama ini tidak sepenuhnya memahami pria itu. Perasaan rindu yang amat besar memenuhi seluruh rongga dada Samantha, dia ingin memeluk pria itu walau sebentar.
Entah berapa lama Samantha menangis, bahkan dia tak menyadari ketika tubuhnya berpindah di atas tempat tidur dalam keadaan berurai air mata lalu karena lelah ia jatuh tertidur.
***
Sementara di kota Newburgh, tuan Alfonso akhirnya berhasil bertemu dengan Theresia. Wanita itu juga mendapat surat yang ditinggalkan Andrew.
Meski wajah Theresia terlihat datar namun setetes air mata tampak jatuh di atas kertas yang berada dalam genggamannya, dia dapat membayangkan Andrew dengan tubuh kesakitan harus mempersiapkan segalanya.
Sejumlah uang dan beberapa aset berharga disiapkan Andrew untuk Theresia, dalam suratnya dia meminta Theresia untuk menikmati hidup dan melakukan perjalanan panjang.
Tak mampu menahan tangis Theresia melipat surat itu dan menatap hanparan taman yang luas seperti yang biasa ia lakukan bersama Andrew setiap sore.
***
Perlahan Samantha membuka pelupuk matanya yang terasa berat. Tubuhnya menggeliat, hal pertama yang ia raih ponselnya dan melihat jam yang sudah menunjukkan waktu sore hari. Dia tertidur hingga dua jam.
Saat tubuhnya hendak turun, tak sengaja tangannya menyentuh sesuatu yang keras. Samantha menyibakkan selimut dan mendapati album foto di atas tempat tidur.
Dia membuka satu persatu lembaran album, hampir seluruhnya berisi wajah Samantha yang diambil diam-diam oleh Andrew. Ada juga foto mereka berdua di berbagai tempat dengan waktu yang berbeda.
Tak ada habisnya Samantha merasakan hancur, dia yakin pada masa-masa sakit itu Andrew menghabiskan banyak waktu untuk menatap foto kebersamaan mereka, pria itu juga meninggalkan catatan harian. Dia menulis semua tentang Samantha dalam satu buku.
Di lembaran terakhir Andrew menulis,
Mungkin ingatanku akan memudar, tapi tulisan ini akan ada hingga bertahun-tahun kemudian.
Samantha tidak berpikir untuk mengubah semua posisi benda dalam ruangan itu.
Dia akan membiarkannya tetap seperti ini. Di sudut kamar juga ada lemari besar yang berisi pakaian Andrew, dia meraih salah satu dan menciumnya. Aroma tubuh pria itu masih terasa di sana, seakan baru kemarin ia meninggalkan apartemen itu.
Dia akan selalu datang ke sini ketika rindu terasa membunuhnya.
Dalam perjalanan pulang Samantha mungkin sedikit merasa lega mengetahui Andrew juga mencintainya, namun tak dipungkiri semua fakta itu terasa menyakitkan. Mengenai rumah di pinggir kota, Samantha memutuskan akan pergi ke sana dalam waktu dekat.
Dia kembali mengeluarkan sepasang cincin yang ditinggalkan oleh Andrew, mungkin dia akan meletakkannya di suatu tempat untuk mengenang cinta mereka.
…
Samantha tiba di rumah dan langsung menghampiri Lucy yang seperti biasa menghabiskan waktu untuk membaca. Dia menyadari jika tubuh Lucy juga semakin memburuk, dan lagi Samantha harus menyiapkan diri bahkan sebelum kesedihan hatinya sembuh.
Sekarang saja hidupnya terasa tak memiliki arti lagi, Samantha tidak tahu akan seperti apa dia setelah semua ini. Sudah pasti dia akan menjadi manusia paling hancur di muka bumi.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Flower
RomanceSamantha hampir tidak pernah berpikir jika selama ini dirinya hanyalah sebagai sosok pengganti bagi Andrew. Tak lama setelah pria itu berjanji akan segera melamarnya, Andrew justru memutuskan hubungan mereka secara sepihak. Betapa hancur hati Saman...