Bab 47: Selamat Beristirahat, Lucy

96 4 0
                                    

Bulan berganti bulan, memasuki bulan ketiga semenjak kepergian Andrew.

Siang dengan cuaca yang sedikit hangat di luar mengingat sekarang musim Semi, Samantha baru juga beberapa jam setelah sampai di kantor ketika mendapat panggilan masuk dari Cliff.

Dia melaju seperti orang gila menuju rumah sakit.

Samantha berlari di lorong rumah sakit. Dia tak lagi peduli ketika tubuhnya menabrak beberapa orang.

Cliff duduk di depan ruang gawat darurat, sejam yang lalu dia menemukan Lucy tak sadarkan diri di ruang baca.

Tak ada satu patah katapun yang keluar dari bibir Samantha, dia tahu Lucy tidak baik-baik saja tanpa perlu menanyakan hal itu kepada Cliff.

Tak lama terdengar suara pintu terbuka dan dokter Daniel keluar dari sana dengan salah seorang perawat.

“Bagaimana keadaannya?” tanya Cliff dengan wajah sedikit pucat.

Dokter Daniel menghela nafas membuat Cliff dan Samantha bergetar dengan perasaan kalut.

“Kondisi beliau sangat menurun. Mohon untuk tetap mempersiapkan diri.” Dokter Daniel menepuk lembut pundak Samantha sebelum pergi.

Di dalam ruangan mereka mendapati Lucy dengan muka pucat, Cliff melangkah mendekat dan meraih tangannya yang terasa dingin dan lemah. Samantha hanya bisa berdiri tak jauh dari sana dengan tatapan kosong.

“Cliff, aku ingin pulang.” ujar Lucy dengan suara lemah.

“Kondisimu masih sangat lemah. Istirahatlah di sini sedikit lebih lama.”

Cliff masih berharap Lucy bertahan lebih lama.

Lucy menggeleng.

“Ini sudah lebih baik.” ujarnya.

Meski sudah dibujuk oleh Cliff dan Samantha namun Lucy tetap ingin pulang. Aroma rumah sakit sungguh membuatnya mual.

Mungkin memang tak ada lagi harapan, dokter Daniel juga sudah memberi izin jika memang Lucy ingin pulang ke rumah.

Dalam perjalanan Lucy duduk di bangku belakang bersama Cliff dengan kedua tangan mereka yang bertaut, sementara Samantha yang menyetir.

Lucy menatap keluar jendela dengan mata berkaca-kaca. Dia kembali teringat kejadian sebelum akhirnya dia jatuh pingsan di ruang baca.

Pagi tadi seseorang yang ia kenal tampak berdiri di depan pintu rumah. Kehadiran pria itu sempat membuat Lucy mengernyit, namun pria itu kemudian  mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya yang tak lain merupakan kertas kecil yang dilipat dan diserahkannya kepada Lucy.

Surat tersebut berisi pesan singkat dari Evanna Parkinson. Wanita itu meminta maaf kepada Lucy atas kesalahan di masa lalu, dia berharap Lucy memaafkan semua kesalahan dan kebodohannya yang hingga akhir hayat pun hatinya dipenuhi penyesalan.

Evanna merupakan salah satu wanita yang dulu menjadi simpanan suaminya. Lucy pernah sekali meminta Evanna untuk meninggalkan Cliff, namun Evanna  seakan tidak menghiraukan permintaan Lucy.

Sampai akhirnya di umur Nick yang kedua tahun, Evanna menghilang begitu saja. Lucy juga tidak berniat mencari wanita itu atau sekedar ingin tahu tentang keberadaannya.

“Jadi kau anak Evanna?” tanya Lucy menegakkan dagunya.

Pria itu terdiam dan itu sudah dapat menjawab pertanyaan Lucy.

“Apa yang kau inginkan?” tanya Lucy lagi.

“Melihat kehancuran Cliff Rockefeller.” jawab pria itu yang lebih dikenal oleh beberapa orang sebagai tuan Parkinson.

The Last Flower Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang