Bab 36: Awal Kebencian Joel

36 3 0
                                    

Femmi berulang kali mengumpat dalam perjalanannya menuju sebuah tempat yang sudah ditentukan oleh Joel.

Dia semakin muak dengan bajingan itu, tapi Femmi juga tidak bisa melakukan apapun karena Joel memiliki sesuatu yang  bisa membuat seluruh hidup Femmi hancur dalam sekejap.

Joel yang ternyata diam-diam merekam percintaan mereka dan itu ia jadikan senjata untuk menjerat Femmi.

Dia mendapati Joel sudah datang lebih dulu, Femmi menghampiri pria itu.

“Jangan memasang wajah muak begitu, kau akan menyukai berita yang kubawa,” ujar Joel menyungging senyum penuh arti.

“Apa kau tidak memiliki pekerjaan selain mengusikku?” tanya Femmi dengan tatapan muak.

Rasanya dia ingin membunuh Joel andai pria itu hanya ingin menyampaikan omong kosong.

Sembari menunggu makanan pesanan mereka, Joel menyodorkan selembar foto di hadapan Femmi.

Wanita itu menelisik wajah pria kurus dan pucat yang duduk di kursi roda.

Butuh waktu beberapa menit bagi Femmi untuk menyadari siapa pria itu. sekali lagi dia mentap lembaran foto itu lalu beralih kepada Joel yang menatapnya dengan tatapan puas.

“Apa yang terjadi?” tanya Femmi sedikit tercekat.

“Pria idamanmu kini sedang berjuang melawan maut,” ujar Joel datar.

Femmi masih terdiam, belum sepenuhnya percaya dengan apa yang ia dengar. Jika apa yang dikatakan oleh Joel benar, maka Femmi akan bersikap seakan tidak mengenal Andrew. Mana mungkin dia mau dengan pria yang hanya akan merepotkannya?

“Kau tampak seperti tidak mengenalnya,” sindir Joel yang melihat raut wajah Femmi.

“Untuk apa kau memberi tahu padaku? Kami tidak memiliki hubungan apapun,” balas Femmi menyodorkan kembali foto itu kepada Joel.

Cih, kau memang jalang tak memiliki hati,” bisik Joel menarik salah sudut bibirnya.

Dia yakin andai Andrew tidak dalam keadaan sekarat wanita di hadapannya ini yang akan berlari lebih cepat untuk menemui Andrew.

Tapi lihat setelah apa yang terjadi pada Andrew, Femmi dalam sekejap mata seakan tidak mengenal pria yang telah menjadi obsesinya selama bertahun-tahun; dia tak sudi mengakui Andrew.

“Apa kau pikir aku bekerja keras hingga saat ini untuk kemudian berurusan dengan pria tak berguna seperti itu?” tanya Femmi tanpa sedikitpun ada rasa kasihan.

Joel menyipitkan mata tak habis pikir, bahkan meski hatinya penuh dendam kepada Andrew namun setelah mengetahui nasib pria itu sempat ada rasa kasihan dalam hatinya walau sedikit. Tidak seperti Femmi, wanita itu memang jelmaan iblis yang sesungguhnya.

“Tapi kau cukup perhatian hingga terus mencari keberadaannya,” ujar Femmi menyesap minuman soda miliknya.

“Kami berasal dari kota yang sama,” balas Joel. Hanya itu, tidak ada penjelasan lebih.

Dia memang tidak pernah menceritakan lebih jelas kepada Femmi akan hubungannya dengan Andrew. Ingatan Joel terlempar begitu saja pada masa itu …

Dia, Elissa, Andrew dan beberapa yang lainnya merupakan teman dari kecil. Mereka tinggal di satu desa di kota Newburgh.

Namun sedari kecil Andrew memang terkenal sebagai anak nakal. Joel ingat bagaimana hampir setiap minggu Theresia harus datang ke sekolah karena ulah Andrew.

Hingga beranjak remaja mereka tetap berteman, bermain dan sekolah di tempat yang sama. Andrew juga masih tetap sama, dia semakin liar begitu memasuki sekolah menengah pertama, dia mulai menjadi anak geng motor dan sering tawuran di mana-mana dan aneh saat itu banyak anak gadis yang menyukainya tak terkecuali Elissa.

Sejujurnya Elissa lebih dekat dengan Joel dibanding Andrew yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk balapan liar, namun entah sejak kapan wanita itu begitu tertarik dengan Andrew.

Elissa mulai jarang belajar bersama Joel, dia lebih sering pergi dengan Andrew.

Sampai pada akhirnya sebelum ujian kelulusan sekolah menengah pertama, Joel mendengar dari anak-anak lain jika Andrew dan Elissa menjalin hubungan kekasih.

Dia masih ingat beberapa hari setelahnya, Elissa datang ke kediaman Joel dan menceritakan dengan sangat antusias akan hubungannya bersama Andrew. Sejak itu hubungan Joel dan Elissa tidak lagi sedekat dulu, mereka jarang mengobrol lebih tepatnya Elissa yang selalu tidak memiliki waktu dengan Joel di luar jam sekolah. Ada perasaan kehilangan di hati Joel, tapi dia juga tidak bisa memaksa Elissa.

Saat itu Joel dan Elissa berbeda ruangan dengan Andrew, setiap pulang sekolah dia melihat Elissa berlari menuju ruangan Andrew dan keduanya pulang bersama, mereka akan menghabiskan waktu bersama.

Dan begitulah seterusnya hubungan mereka masih terus berlanjut hingga sekolah menengah atas.

Sempat beberapa kali Elissa bercerita kepada Joel setiap kali hubungannya dengan Andrew ada masalah.

Elissa mengakui jika Andrew selalu memperlakukannya dengan baik—bahkan sangat baik, tidak pernah sekalipun Andrew membentaknya apa lagi sampai main tangan.

Namun satu hal yang membuat Elissa sering sedih saat itu. Kelakuan Andrew yang masih sering tawuran, bolos dan balapan liar. Dia ingin Andrew lebih fokus sekolah dan berharap mereka bisa belajar bersama.

Dan karena merasa begitu menyayangi Elissa, suatu hari Joel mendatangi Andrew lalu memintanya untuk meninggalkan Elissa. Dia tahu pengaruh Andrew terhadap Elissa cukup besar, jika Andrew tidak segera meninggalkan Elissa, Joel khawatir gadis itu tidak akan fokus untuk ujian masuk universitas yang mereka ikuti.

Namun Andrew justru bersumpah tidak akan meninggalkan Elissa. Dia mencintai wanita itu, tanpa banyak yang tahu sebenarnya Andrew perlahan mulai berubah. Seiring berjalannya waktu terlebih setelah menyadari jika perasaannya kepada Elissa sangat besar, dia mulai menata hidupnya secara perlahan.

Meskipun Andrew sudah berubah sedikit demi sedikit tapi citranya terlanjur buruk di mata banyak orang. Elissa juga mengetahui jika Andrew berusaha menjadi lebih baik, karena itulah dia memutuskan untuk tetap berada di sampingnya, melalui semua bersama dan membuat rencana masa depan bersama.

Tak peduli dengan tanggapan orang lain, dia yang paling mengerti Andrew dan juga sebaliknya, mereka memiliki mimpi yang sama-sama ingin digapai.

Elissa melihat bukti bagaimana Andrew bersungguh-sungguh dengan janjinya yang akan lulus bersama lalu melanjutkan studi di universitas yang sama. Seperti harapannya, dia dan Andrew akhirnya bisa menghabiskan banyak waktu untuk belajar bersama meski sesekali mereka akan pergi bermain.

Sayangnya di tahun terakhir mereka, beberapa bulan sebelum ujian kelulusan, keduanya mengalami kecelakaan yang akhirnya merenggut nyawa Elissa dan Andrew koma selama tiga bulan.

“Aku harap ini terakhir kalinya kau membahas pria itu denganku,” ucapan Femmi berhasil membuyarkan lamunan Joel yang panjang. Dia menegakkan kembali tubuhnya sambil melihat sekitar.

“Kau lebih hina dari yang kubayangkan,” bisik Joel dingin.

Femmi hanya mengedikkan bahu.

“urusan kita sudah selesai, semoga kita tidak pernah lagi bertemu,” ujarnya.

“Jika kau merasa bersalah, mengapa bukan kau saja yang mendatangi manusia sampah itu?” bersamaan dengan itu Femmi berdiri meraih tasnya dan pergi meninggalkan Joel.

The Last Flower Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang