Di perpustakaan fakultas, tepat pada meja paling sudut belakang, berhadapan dengan rak buku tentang jaringan komputer, Shankara berkali-kali melirik Amaya yang berada di sebelahnya, tetapi langsung mengalihkan pandangan ketika subjek membalas melakukan pergerakan mendadak untuk menoleh ke arah pemuda itu.
Suara detik jarum jam menguasai ruangan bercat putih dengan pendingin ruangan tersebut. Shankara meletakkan kepala di meja, berbantalkan lengan kanannya. Dia kembali memandang Amaya yang hari ini menggunakan kacamata berbingkai hitam berbentuk oval, sangat cocok untuk paras mungil itu.
Saat Amaya menunduk untuk menulis, rambut yang tergerai tanpa sengaja turun ke sisi wajah kanannya, sampai tangan kiri terpaksa menyelipkan ke belakang telinga. Shankara yang melihat pemandangan itu menggulung bibir ke dalam, lantas menutup mulut dengan buku tulis di meja.
"Kamu niat belajar enggak? Waktu ketemu di lorong laboratorium komputer tadi minta ikut padahal hari ini bukan jadwal belajar kita, tapi buktinya sekarang malah santai-santai," tutur Amaya dengan sedikit melihat Shankara dengan ekor mata, lantas beralih lagi ke buku catatannya.
"Aku cuma mau istirahat doang, di sini enak, soalnya dingin." Shankara memegang telinga yang tampak agak memerah dengan sebelah tangan seraya kembali duduk tegak. Dia membanting pelan punggung ke sandaran kursi plastik tempat duduknya, kemudian mengeluarkan ponsel dari saku celana kain abu-abu longgar yang dikenakan. Pemuda berkemeja lengan pendek baby blue itu membuka aplikasi pesan, mengetikkan beberapa kata di sana, lalu meletakkan benda pipih tersebut ke meja.
Saat layar terlihat menyala sejenak-pertanda ada pemberitahuan masuk, Shankara dengan cepat mengambilnya dan membuka ruang pesan grup bersama tiga sahabat pemuda itu.
Semua Boleh Rusak, Kecuali Keluarga Bima
You
Aku udah berduaan sama Amaya, nih!Bima Keluarga Cemara
Terus?You
Aku bingung, setelah sadar suka.
Aku jadi lihat dia makin cantik.
Itu normal enggak, sih?Soleh Si Multi Father
Aku enggak ngerti, Shan.
Aku enggak ada pengalaman di bidang ini
Kita berdua kan sama-sama
Enggak pernah kasmaran sebelumnya.Dion Ya-Team
Normal, Bro. Namanya juga suka.
Kasian banget aku, tuh, sama kamu
Baru pertama kali suka sama cewek
Terus ceweknya kayak Amaya lagiYou
Aku harus nyikapin dia gimana?Bima Keluarga Cemara
Kayak biasa aja
Tapi kalo mau kencan sama dia
Saranku, kamu coba buat deketin Amaya
Deketin sebagai perempuan, bukan temanDion Ya-Team
Bener, tuh!
Coba mulai kasih perhatian
Dan gombalan tipis-tipisSoleh Si Multi Father
Gaes, aku ada kelas
Nanti nimbrung lagiYou
Tapi, aku enggak mau kencan sama dia
Sekarang mau fokus buat belajar
Soalnya satu bulan lagi UASBima Keluarga Cemara
Enggak masalah kalo gitu
Cuma, kamu enggak takut?You
Takut apa?Shankara segera meletakkan ponsel ketika mendengar langkah kaki mendekati mejanya. Dia mengalihkan atensi penuh ke kiri, terlihat seorang pemuda menyapa Amaya dengan tersenyum lebar.
"Maaf, Kak, sebelumnya. Boleh, tanya?" tanya pemuda berkemeja kotak-kotak itu.
"Iya, boleh." Amaya menutup buku, kemudian berdiri dari duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenangan Bersama Hujan [Tamat]
عاطفيةAmaya, seorang gadis yang tidak percaya dengan orang lain, menikmati kehidupan perkuliahan dengan biasa saja, bahkan cenderung sendirian. Dia tidak memiliki teman dekat meski hanya untuk berbincang sebentar saja. Pada semester lima, Amaya terpaksa m...