Part 1

12.9K 620 33
                                    

HAPPY READING

Udah rela begadang semalam suntuk cuma buat skripsi, tapi ditolak karena telat dua menit dari deadline seharusnya. Ini adalah yang Watanabe Haruto, rasakan sekarang didepan matanya sendiri skripsinya yang ditolak, oleh dosen yang sangat terkenal akan kedisiplinannya.

"Pak tolong lah, jangan ditolak!" Haruto menatap memohon pada dosen yang tidak bisa dibilang sudah tua, tapi yang pasti sudah menikah ini.

"Tidak bisa haruto! Kamu sudah telat 2 menit, dari yang sudah ditentukan!" Tolak dosen yang diketahui bernama lengkap
Kim Soohyun, atau yang seringkali haruto panggil Pak hyun.

Haruto ingin menangis saja sekarang, ini skripsi dia buat dua hari dua malam tapi dengan entengnya, ditolak sama dosen yang vibes nya sugar dady ini. Bukan itu saja, ini sudah yang ke-dua kalinya terjadi kepada haruto, jika sampai yang kali ini tidak diterima juga sudah dipastikan jika haruto tidak akan lulus tahun ini, padahal ini tahun terakhirnya.

"Tapi pak! Saya sudah membuat ini selama dua hari, masa ditolak lagi sih!" Protes haruto lagi, karna tidak mau wisudanya diundur.

"Tetap tidak bisa haruto!"

"Sudah, saya harus pergi sekarang."

Pak Soohyun bangkit dari kursi miliknya meninggalkan haruto, namun namanya juga watanabe Haruto maka tidak akan menyerah semudah itu, dan tepat sekali haruto membuntuti pak Soohyun hingga sampai di mobilnya.

"PAK HYUN!!"

Tanpa malu haruto berteriak memanggil pak Soohyun, yang merupakan dosen idaman para mahasiswi di kampus ini. Karna teriakan maut haruto cukup keras, hal itu bisa membuat pak Soohyun balik badan, dengan helaan nafas lelah.

"Ada apa lagi haruto?"

"Hehehe, pak saya mohon terima skripsi saya. Apapun yang bapak suruh saya bakal lakuin deh."

Pak Soohyun teringat sesuatu, dia lupa jika mahasiswa didepannya ini merupakan satu, dari tiga mahasiswa terbaik jurusan psikologi yang akan wisuda tahun ini, ya seharusnya.

Tiba-tiba senyum manis yang sering sekali membuat para mahasiswi, tergila-gila kaya cacing kepanasan itu muncul. Menatap haruto dengan tatapan yang tidak bisa di artikan, membuat haruto ingin sekali lari sekarang.

"Ikut saya." Sebuah perintah singkat, yang membuat haruto sedikit berbina, apakah ada keajaiban.

"Kemana pak?" Tanya polos haruto yang membuat pak Soohyun greget.

"Sudah ikut saja, ingin saya terima tidak skripsi milik mu?"

Pak Soohyun melanjutkan jalannya, meninggalkan haruto yang masih setia berdiri karna bingung, namun sedetik kemudian dia sadar dan langsung saja mengejar dosen itu.

Entah kemana tujuannya, tapi yang penting haruto disuruh masuk kedalam mobil yang merupakan, salah satu mobil dengan harga miliaran dolar, mungkin.

"Pak saya jangan diapa-apakan, masih jomblo masalahnya."

"Siapa juga yang ingin apa-apakan kamu yang cerewet."

Haruto mendelik kearah pak Soohyun yang santai saja, enak saja dia dibilang cerewet padahal itu taktik untuk skripsi miliknya, agar diterima.

"Itu bukan cerewet pak, tetapi cara untuk membuat skripsi saya diterima." Jelas haruto kepada pak Soohyun yang sedang fokus menyetir.

"Sama saja."

"Ini saya sebenarnya mau dibawa kemana pak? jangan buat saya telat kerja lagi!"

Pak Soohyun hanya melirik saja, membuat haruto ingin sekali rasanya memukul wajah milik dosennya itu, yang sayangnya ganteng.

Haruto Harem [ Psikolog?] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang