Happy reading
Haruto merenung dengan otak yang dipenuhi dengan permasalahan kesehatan mental Ke-sebelas itu, sungguh apakah ngantuk tidak ingin datang, ini hampir mendekati pagi. Sebut saja haruto tidak tidur semalaman karna insomnia pada dirinya Kambuh, ditambah pikiran yang menggunung bagaikan tingginya.
Notebook, pulpen, bintang, langit malam yang cerah, dan buku panduan psikolog miliknya yang terletak apik di meja satu kursi tempatnya merenung. Sudah mirip seperti seorang novelis yang sedang asik mencari inspirasi walaupun hanya pusing yang didapatkan.
"Apa kerjaan mu, hanya merenung setiap hari?"
Deg!
Jantung haruto melengos lemah, sungguh apakah dia tidak bisa dibiarkan tenang beberapa jam saja. Matanya terpejam saat merasakan elusan dikepalanya, sedikit lebih tenang, selebihnya lagi haruto juga merasakan rasa takut.
"Lo nggak tidur...mashi?" Tanya haruto ragu setengah takut.
Mashiho menghentikan acara elusan pada kepala haruto, menatap lurus kearah luar tanpa berniat untuk menjawab. Baiklah haruto salah bertanya, menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskan nya.
"Kini apalagi yang lo perbuat?"
Tak!
Tidak menjawabnya namun justru malah meletakkan sebuah belati dengan noda darah disudut lancipnya, ditambah lagi haruto melirik kaos yang dikenakan oleh mashiho terdapat banyak sekali bercak berwarna merah.
Sudah jelaskan apa maksudnya....
"Maid man-" Perkataan haruto terpotong dengan jari mashiho yang diletakkan di bibirnya.
Bau amis darah langsung tercium dengan jelas, membuat orang lain mungkin akan muntah, tapi bagi haruto sudah biasa saja untuknya. Karna trauma masalalu nya lebih menakutkan, dibandingkan dengan darah.
"Bukan maid, tapi hanya seekor kelinci yang kemarin bermain bersamamu." Jelas mashiho lancar dan santainya tanpa beban.
Haruto terdiam sejenak, berfikir apakah kemarin dia bermain dengan seekor kelinci. Padahal jika dia tidak salah ingat kemarin dia hanya melihat yedam yang bermain gitar, dan si kembar dengan tugasnya.
"WHAT?!" Haruto reflek menutup mulutnya terkaget.
"Kenapa? Ada sesuatu?" Mashiho berdiri mendekat kearah haruto.
Menggeleng cepat haruto ingat dengan seekor kelinci yang dimaksud oleh mashiho, kelinci titipan dari haechan yang menitipkannya kemarin. Dan sekarang sudah mati oleh mashiho hanya karna dia bermain sebentar dengan kelinci lucu itu.
"K-kau benar-benar membunuhnya?"
Mashiho mengangguk. "Ya, aku tidak bercanda."
"Itu kelinci haechan..." Lirih haruto meremas lengan mashiho.
Mashiho menegang mendengar suara lirih haruto yang seperti orang akan menangis. Tiba-tiba saja perasaan aneh menjalar ke hatinya, sungguh perasaan yang membuat dirinya merasakan sesak di dadanya.
"Kenapa lo bunuh? Itu titipan haechan kemarin, ditambah lagi kesayangannya?!" Sentak haruto beringsut mundur.
Matanya mendadak memanas, tiba-tiba saja ingatan yang selalu terbayang olehnya dulu, kini kembali lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/346433725-288-k897913.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Haruto Harem [ Psikolog?] End
Roman pour AdolescentsWatanabe Haruto seorang mahasiswa semester akhir yang harus berurusan dengan anak dari dosennya, hanya karna dia telat mengumpulkan skripsi miliknya. Kesabaran dan juga kepedulian haruto diuji, dengan berbagai macam-macam jenis sifat dan karakter da...