Happy reading
Haruto sedari tadi berjalan dengan cepat mengindari kejaran para bodyguard keluarga kim. Nafasnya membura dengan peluh yang membasahi dahinya. Kakinya sudah melangkah terlalu jauh dari area villa, yang membuat mereka mengejarnya.
"Gila! ini villa ditengah-tengah laut? Kok masih ada hutan?"
Haruto menoleh ke kanan-kiri memantau apakah masih ada yang mengejarnya atau tidak. Tapi sepertinya mereka sudah dulu menyerah karna mungkin saja, ia mulai memasuki perbatasan kawasan hutan yang cukup rimbun dan juga lebat.
Setelah memastikan bahwa tidak ada yang mengikutinya, haruto melanjutkan acara kejar-kejaran itu. Tentunya ia tidak hingga masuk kedalam hutan, tetapi hanya saja menyusuri jalan setapak di perbatasan hutan.
"Suasana yang sangat menenangkan, tapi nggak menenangkan." Haruto bergumam sembari terus melangkah.
Setidaknya dia masih berada disekitar villa walaupun hampir mendekati, atau sudah sampai perbatasan hutan. Ya dari pada dia melihat dan mendengar suara-suara yang tentunya berasal dari Ke-sebelas orang bersaudara itu. Itung-itung bisa untuk dia mengurangi stress nya.
Dor!
"Sudah selesai bermainnya, cantik?"
Haruto berhenti mendadak. Kakinya langsung melemas saat sebuah peluru melesat melewatinya, dan berakhir tepat disalah-satu pohon yang ada dibelakang tubuhnya. Tubuhnya langsung meluruh jatuh ke tanah, dengan tangan bergetar.
Si penembak tadi mendekat kearah haruto yang masih mencoba menetralkan dirinya sendiri. Terkekeh kecil melihat tingkah lucu kesayangannya, yang sempat tadi bermain-main dengan para bodyguard.
"Untung aku, dan bukan kak jihoon atau Asahi yang menemukanmu, ru."
"Yoshi...ketsumedo yarou!!" Umpatan haruto layangkan dengan tangan yang memukul-mukul tanah.
Ctak!
"Siapa yang mengajari anak nakal, yang satu ini mengumpat...hmm?"
Yoshi memberikan jentikan maut tepat didahi haruto, saat mendengarnya mengumpat dengan bahasa yang tentu saja dia tau.
Haruto mencoba untuk bangkit, dan menatap kesal kearah seseorang yang berjongkok memperhatikan dirinya. Apalagi ditambah senyum yang terukir sangat menyebalkan menurut haruto.
"Berguru sama haechan-"
"Otodidak lah!" Kesal haruto berakhir menyerah dengan duduk diantara dedaunan yang gugur.
Tanpa memperdulikan jika yoshi yang dalam posisi membawa sebuah pistol. Haruto menendang kaki yoshi yang sedang dalam kondisi berjongkok, hingga tubuh anak ke-tiga itu terhuyung jatuh. Tidak sampai tersungkur kok, paling terjungkal.
Sedangkan yoshi diem anteng liatin haruto yang mainin daun-daunan. Nggak marah ataupun tersinggung sama kelakuan haruto yang tadi, yoshi justru bahagia karena bisa berduaan. Ya kalau biasanya disenggol sedikit langsung ngegas, atau lempar benda-benda disekitarnya. Tapi untuk haruto, Yoshi khususkan sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haruto Harem [ Psikolog?] End
Novela JuvenilWatanabe Haruto seorang mahasiswa semester akhir yang harus berurusan dengan anak dari dosennya, hanya karna dia telat mengumpulkan skripsi miliknya. Kesabaran dan juga kepedulian haruto diuji, dengan berbagai macam-macam jenis sifat dan karakter da...