Happy reading
Haruto menatap lautan yang kini terlihat didepannya dengan perasaan sedikit kesal karna mereka semua. Kakinya melangkah mendekati air laut yang terasa dingin, dan menendang-nendangnya berniat untuk mengurangi rasa bosannya.
Dipinggiran pantai tapi teras sangat sepi seperti tidak ada orang lain, haruto yang merasakannya hanya bisa bermain air sendirian dipinggiran. Namun lama-lama juga berakhir dengan membosankan dan sunyi.
"Mendingan gua ngecek catatan." Haruto melangkahkan kakinya menuju tempat dimana note miliknya berada.
Mendudukkan dirinya diatas alas yang sudah disediakan oleh petugas villa, dan haruto kembali merenung. Cahaya merah yang berasal dari sunset terpantul indah di air laut, yang terus-menerus menunjukkan ombaknya.
Tangannya mulai menuliskan tentang apa yang dia dapatkan dari pemantauannya pada sebelas kim. Sesekali meminum jus jeruk disampingnya lalu melanjutkan lagi kegiatan menulisnya dengan pikirannya melayang kemana-mana.
"Jeongwoo sama Junghwan, little space mereka nggak kambuh lagi." Haruto bergumam, dengan jemari yang terus menulis.
"Terus...yoshi, doyoung, dan yedam kompak banget coret-coret tangan mereka."
Ingatan haruto langsung kembali ke malam dimana dia membuang obat milik Junkyu, tangannya terkepal mengingat jika setelah itu Junkyu mengalihkannya pada mainan-mainan nya.
"Junkyu paling susah! Oh dear good bantulah hamba mu ini!!" Frustasi haruto yang langsung terus terang saja.
Haruto menempelkan ujung pena miliknya pada dagunya seperti orang yang sedang berfikir, ya walaupun memang faktanya dia sedang berfikir tentang apa gangguan mental Mereka. Menimang yang sebenarnya masih diragukannya, haruto mengetuk-ngetukan pena pada note.
"Ck! Kalo mashiho, asahi, jeongwoo sering banget mainan."
"Tapi errr...jihoon sama hyunsuk, yang paling waras kayaknya," haruto sedikit mengerutkan dahinya padahal jika dia lihat, hanya dua orang itulah yang tidak terlihat seperti yang lainnya.
Lama-kelamaan dia bisa ikut bermasalah jiwa memikirkan semua ini seperti mereka ber-sebelas.
Haruto meluruskan kakinya lalu kembali menatap pemandangan matahari yang mulai perlahan-lahan tenggelam, ingin sekali haruto melakukan riset tentang apa yang mereka semua idap, tapi perasaan takut dan gengsinya lebih mendominasi.
"Bagaimana liburannya?"
Haruto tersentak saat mendengar suara Jaehyuk yang kini mendudukkan dirinya ditempat kosong tepat disampingnya, ia tersenyum kepada haruto yang sudah memegang dadanya terkejut.
"Ngagetin lo!"
"Dateng minimal kasih tanda-tanda biar nggak buat gua kaget," pukulan pelan haruto berikan pada lengan Jaehyuk.
Jaehyuk hanya terkekeh kecil, tangannya tergerak menepuk-nepuk pelan pucuk kepala haruto yang terdiam. Tatapan mata yang indah itu terlihat polos baginya, dan itu salah satu hal yang membuat Jaehyuk jatuh kedalam pesona makhluk udang yang ada didepannya ini.
Grep!
"Lo hobi banget kayaknya, nepuk-nepuk kepala orang, ya?"
Tangan Jaehyuk dijauhkan dari kepala miliknya oleh haruto, sedikit salting dengan perlakuan itu namun sepertinya harus dia sembunyikan.
"Ya, terkhusus jika itu kepala milikmu."
"Kalo yang lain emangnya lo nggak mau gitu?" Haruto kembali bertanya, tapi dengan tangan yang menutup notebook miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haruto Harem [ Psikolog?] End
Подростковая литератураWatanabe Haruto seorang mahasiswa semester akhir yang harus berurusan dengan anak dari dosennya, hanya karna dia telat mengumpulkan skripsi miliknya. Kesabaran dan juga kepedulian haruto diuji, dengan berbagai macam-macam jenis sifat dan karakter da...