Part 43

2K 201 12
                                    

Happy reading

Suasana mansion kim terasa sedikit ramai karna kunjungan tak terduga, dari dokter pribadi keluarga kim. Entah apa yang ada dipikiran seorang huang Renjun, dengan tiba-tiba saja datang dengan alasan ingin mengunjungi haruto.

Sementara haruto sendiri justru merasa senang karna bisa bertemu kembali dengan Renjun, setelah beberapa bulan mereka tidak bertemu karna terhalang oleh sifat posesif, dan kekangan dari Ke-sebelas saudara itu kepada haruto.

"Kesambet apa lo jun?" Haruto tersenyum menatap Renjun yang memutar bola matanya.

"Ketemu lo lah, ngapain lagi." Sewot Renjun sambil meminum tehnya dengan syahdunya.

Sebenarnya Renjun datang dengan niat terselubung dengan anak tertua dari kim Soohyun. Dia hanya ingin membahas sesuatu namun datang dengan berkedok teka-teki mengunjungi temannya itu.

"Apa kabar ru?"

Haruto tersentak, dia sempat melamun saat melihat sesuatu yang aneh dari Renjun dan tersadar karna pertanyaan si pemuda huang tentang kabarnya.

"Baik lah, kan dikasih banyak duit." Jawab haruto dengan wajah sombongnya itu.

"Cih, si paling." Renjun berdecih sinis mendengar jawaban haruto.

Ia meletakkan cangkir berisi teh itu keatas meja, dan menyilangkan kedua kakinya sembari menatap haruto yang sedang menikmati kue buatan bibi dengan sebuah tatapan, yang membuat haruto tersadar.

Haruto menghela nafas, ia kemudian ikut meletakkan sepiring penuh kue miliknya diatas meja. Tanpa babibu langsung saja menoyor kepala Renjun, dan hampir membuat pemuda china itu terjungkal jika tidak ditahan oleh sandaran sofa.

"Sakit ru. Punya dendam kayaknya lo sama gua?" Renjun meringis, ia mengelus bekas toyoran haruto.

"Nggak sih. Tapi ngapain lo natap gua sampe kayak gitu?"

Renjun hanya mendengus tanpa ingin menjawab pertanyaan dari haruto. Dia lebih memilih untuk mengeluarkan sesuatu dari saku celananya, dan Renjun menunjukannya kepada haruto.

Tak!

Sebuah undangan, atau entah apa lah haruto tidak peduli dengan benda itu.
Yang haruto pikiran adalah uang, dan uang demi kenyamanan, kesamaan, serta kemakmuran hidupnya.

Haruto hanya melirik, ia tidak terlalu memperdulikan apa yang Renjun letakkan dengan sedikit tenaga dalam didepannya itu.

Sebenarnya Haruto sedang memikirkan tentang kejadian dikediaman watanabe kala itu. Lebih tepatnya haruto mencoba untuk mengingat-ingat dengan detail seluruh rekap adegan, agar dia bisa tau siapa pemain piano misterius itu.

Ya walaupun haruto sudah tau siapa yang membunuh bibinya, namun haruto hanya terpikirkan jika pemain piano misterius itu ada diantara Ke-sebelas saudara kim kecuali Junkyu tentunya.

"Kapan Lo nyusul hyunjin sama haechan ru?"

"Uhuk-uhuk!"

Haruto langsung terbatuk-batuk dengan sedikit brutal saat mendengar pertanyaan yang sangat ia hindari itu.

"Nyusul apa? Nikah?"

Haruto Harem [ Psikolog?] EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang